Salah Target : 7

76 8 30
                                    


Denki melihat Kyoka mengangkat sebuah kunci berwarna hitam di atasnya. Dia berasumsi benda yang di pegang kyoka adalah kunci miliknya karena alasan itu dia segera berlari menuju ketempat di mana Kyoka berdiri yakni tepat di tempat ia duduk .

Pria itu berlari kesana, ingin segera berjumpa dengan kunci yang selalu membuat nya dalam kesulitan.

Bunyi hentakan kaki yang keras membuat kyoka sedikit terkejut. "Idiot." Gumamnya.

Kunci tersebut seketika langsung di rebut oleh Denki. "Ya tuhan! Kunci! Kenapa kau menghilang dari kocekku baby?" Wajah jijik seorang Kyoka telah keluar. Perkataan lebay pria ini membuat dia harus menahan rasa mual yang menggerogotinya.

Yah, Kyoka benar-benar tidak di hiraukan sekarang. Dia seakan hanya sebuah figuran di dalam dunia pria bodoh ini. "Gue kayak orang gila berdiri disini." Merotasi kan bola mata malas, dia lalu berjalan ingin keluar.

Gadis itu melalui Denki yang masih sibuk memeluk dan menciumi kunci Hondanya. Sebelumnya dia pergi lebih jauh lagi langkahnya terhenti, dia di tahan oleh sebuah tangan nya yang menggenggam pergelangannya. Tak dapat dia pungkiri lagi ini pasti kerjaan orang bodoh yang barusan dia bantu.

"Apa mau lo idiot?" Denki mengeluarkan mata puppy nya yang terlihat seperti seekor hewan kelaparan di mata Kyoka.

Kemudian gadis itu tersadar bahwa lengannya masih di tahan oleh tangan kotor idiot di depannya ini. Dengan kasar gadis tersebut melepaskan genggaman tangan Denki.

"Lancang banget lo megang tangan gue!" Bentak Kyoka.

Denki hanya diam. Dia tidak mau jika dia melawan nanti pasti dia akan terkena pukul atau lebih parah di kaduin Ke ayahnya. Beuh, pasti gila jika nanti Ayahnya memarahi Denki.

Dia mengambil nafas dalam. Dirinya tahu jika saja dia mengatakan hal ini, mengutarakan niatnya ini maka dia pasti terkena Omelan. Namun apa salahnya jika mencoba?

Denki menatap Kyoka. Lalu menundukkan kepalanya. "Lo mau ga pergi makan bakso sama gue?" Kyoka menaikkan satu alisnya. "... Gue masih ada uang. Dua puluh ribu, mau ya? Soalnya lo dah ngebantuin gue..., Gue mau balas Budi." Lanjut Denki.

'dua puluh ribu? Dapat apa? Ini idiot dah stress kali, ya?'

Kyoka ingin menolak, dan tentu saja dia akan menolak. "Sorry, gue malas kencan sama orang bego. ga level lo sama gue."

Denki mengernyitkan dahinya, apa dia tidak salah dengar? sebuah kata 'kencan' telah keluar dari bibir iblis ini, bagaimana dia tahu soal kencan? apakah sebelumnya dia pernah pergi berkencan, dan jika iya, maka denki mengasihani orang yang berkencan dengan iblis ini.

pukulan keras di bahunya berhasil menyadarkan dirinya dari segala macam hal yang ia sedang pikirkan, dia melihat kearah orang yang berani memukulnya.

"Apa!" bentak orang itu lagi.

memang benar Kyoka tidak akan pernah bisa bersikap lembut. Sifatnya sangat men-copy seorang pria, Tidak ada feminimnya. Lihat saja cara berpakaiannya sekarang, memakai celana jeans koyak dan sebuah baju kaus tak berlengan.

Style kyoka juga selalu menghadirkan headset yang tampak selalu Menggantung di lehernya. Paling, itu untuk mendengar musik atau menenangkan diri dari segala macam keributan yang terjadi.

Itu baru bagian pakaian saja. Jika di lihat lagi wajahnya juga bisa di bilang seperti pria bukan karena bentuknya namun karena gadis ini tidak pernah memakai riasan. Eum dia memakai riasan sih, hanya saja sebuah coretan di bagian wajahnya dia terlihat seperti seorang edgy.

Tidak sampai di sana pemilihan pakaiannya pun menunjukkan seperti orang depresi. Pakaian serba gelap, tidak pernah Denki lihat sekali pun dia memakai baju dengan setelan warna mencolok dan cerah. Pasti selalu hitam, ungu dan warna merah tua.

Salah TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang