Deby Maristella

25 5 0
                                    

Terik matahari nyata tidak meluruhkan semangat siswa-siswi kelas X-IPA-C SMA Mpu Tantular, apalagi untuk gadis yang satu itu. Gadis berpostur tinggi dan pemilik wajah rupawan itu berdiri di tengah lapangan, gadis itu membenahi kuncir rambutnya yang sedikit melorot.

Dia adalah Deby Maristella. Wajah yang elok rupawan, bermata tajam nan indah bak elang, kecerdasan, kemampuan non akademik yang mumpuni, terlahir dari keluarga berada, dan segala kesempurnaan yang tersusun rapi dalam dirinya. Primadona pertama SMA Mpu Tantular. Deby akan setara jika dibandingkan dengan Milano Bagaskara Septa, cowok andalan siswi SMA Mpu Tantular.

Sementara di tepi lapangan, Surga duduk bersila. Wajahnya ditekuk lesu. Tidak ada Kilau ataupun Lentera di sampingnya karena kedua temannya itu masih melanjutkan bermain-main dengan bola basket, sedang Surga memilih menyudahi main-mainnya.

Ah, alangkah bencinya Surga dengan pelajaran olahraga. Surga berpendapat mengerjakan 1000 soal fisika lebih baik daripada dirinya harus turun ke lapangan dan melakukan praktik olahraga yang memberatkan.

Lamunan Surga buyar ketika seseorang menepuk pundaknya, "Ehmm" Deheman kecil Kilau terdengar.

"Ngelamunin apaan lo?" Tanpa dijawab oleh Surga pun, Kilau sudah paham apa yang dipikirkan oleh Surga. Dilihat dari objek yang diamati Surga.

"Ada apa sama Deby?"

Surga melengos, "Ada ya makhluk sesempurna itu?"

Kini Kilau bergantian memandangi Deby yang berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring. Deby ahli segala hal, gadis itu benar-benar multitalenta. Lantas Buaya mana yang tidak kepincut?

Bukannya berdecak kagum justru Kilau mengambil tempat di sebelah Surga, "Kurang bersyukur lo!" Tudingnya.

"Idih, kok guee?" Surga tidak terima.

"Itu apa namanya kalo bukan kurang bersyukur? Lo pinter, iya. Cantik, iya. Dari keluarga berada juga iya. Apa lagi kurangnya?"

Lentera juga berada disana tetapi gadis itu memilih menyimak sembari menyeruput es jeruk di tangannya.

Surga meluruskan kakinya yang ditekuk hingga menampakkan luka yang sepertinya baru saja tercipta," Gue lemah banget. Pengen bisa kayak kalian di bidang olahraga. Boro-boro suka Abhy, basket aja gak bisa. Malu sama kemampuan!"

Kilau mencubit pelan tangan Surga, gadis itu refleks mengaduh "Gak ada manusia yang sempurna itu, Ga. Artinya lo lebih menonjol aja di bidang akademiknya. Lo itu primadona kedua SMA Mpu Tantular, kalau lo lupa.." Tumben bijak.

"Tuh buktinya ada si Deby. Sempurna banget kan? Suaranya bagus, cantik, multitalenta, akademik, non akademik mampu. Lah gue?" Surga menunjuk dengan dagunya pada Deby yang masih melakukan aktivitasnya.

"Ya ampun, lo tuh disuruh bersyukur aja susah banget deh! Deby juga punya minus pastinya, cuma gak kelihatan aja. Demen banget lo sama Deby. Gue jadi lo pasti udah bersyukurrr bangettt" Geram Kilau sembari mengibaskan topi almamater miliknya. Gadis itu ingin mencabik-cabik Surga.

"Minder aja tross, mamam tuh minder!" Kilau melontarkan passwordnya.

"Lo suka Abhy kan? Pede ajalah, boss. Udah cocok lo sama dia" Kilau membungkam mulut Surga supaya mulut gadis itu tidak berucap tapi-tapian.

Sedangkan, Lentera yang supel itu hanya tersenyum miring sambil berlari menghampiri Deby.

Namanya juga supel, ya sksd* lah. Xixi..

*=sok kenal sok dekat.

AbhyGaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang