perkara sepupu

1.7K 186 26
                                    

Tobio menatap lesu pada jalanan yang ia tapaki sekarang. Jalanan menuju apartemen Kiyoomi. Huh, rasanya Tobio ingin berbalik dan pergi dari sini. Kalau tidak ingat kalau ia sudah menikah, Tobio mungkin tidak segan melakukan itu.

"Tobio!!!"

Tobio tersentak saat melihat beta yang sedang melambai padanya dengan ceria. Itu Motoya Komori. Sepupu dari Sakusa Kiyoomi. Dengan terpaksa, Tobio menyunggingkan senyum yang terlihat tidak tulus sama sekali.

Tobio sial sekali hari ini.

Padahal, niatnya setelah memberikan bekal kepada Kiyoomi, ia akan segera kembali dan menikmati hari liburnya. Itu sebelum kejadian buruk beberapa jam yang lalu, rasanya sangat buruk dan membuat Tobio kesal.

Jangan berpikir kalau Tobio itu pengangguran. Karena semenjak mengetahui second gender yang menentukan kalau ia seorang pure omega, Tobio mencoba hal lain. Seandainya ia tidak bergender omega, sudah dipastikan Tobio sudah dijadikan setter oleh sebuah klub voli besar di Jepang. Karena sudah tidak bisa bermain-main lagi, Tobio memutuskan untuk mencoba hal-hal baru.

Dengan usaha Kageyama Miwa, kakaknya, Tobio mau mengiyakan tawaran beberapa produk untuk diiklankan. Dengan kata lain, Tobio adalah seorang model. Tapi, tidak semua job ia ambil. Tobio hanya menerima apa produk yang ia sukai. Jadi, sebisa mungkin disaat ia tidak memiliki waktu libur yang banyak, Tobio ingin sekali tidur dan bangun dengan keadaan yang lebih baik.

"Komori-san? Kau habis latihan?" Tanya Tobio pelan.

Kakinya yang jenjang melangkah menuju sepupu iparnya. Matanya menatap ragu-ragu pada Komori. Jujur saja, Tobio malu saat ini. Komori pasti tidak bodoh mengetahui wajahnya yang lembab akan air mata.

"Kau tidak ada pemotretan, Tobio-san?"

Tobio menggeleng pelan. Berharap kalau Komori tidak bertanya lebih lanjut atas mata sembabnya dan hidungnya yang memerah. Ia menoleh, melihat dari atas sampai bawah penampilan Komori yang terlihat seperti habis bertanding. Terlihat dari Jersey EJP miliknya yang basah keringat.

"Aku mampir karena ingin mandi, hehe." Jawab Komori seolah tau apa yang dipikirkan oleh Tobio.

Tobio hanya mengangguk pelan, kakinya berjalan menuju apartemen Kiyoomi. Tobio harap-harap cemas pada Komori. Takut Komori akan menyimpulkan hal-hal yang tidak seharusnya. Ia meremat tangannya masing-masing, Tobio sedang gelisah saat ini.

"Komori-san, aku tidak menangis. K-kami b-baik-baik saja. Jadi... Jangan berpikiran buruk."

Tobio mencoba mengonfirmasi apa yang sedang dipikirkannya. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pipinya memerah karena udara dingin di luar. Ia gugup kalau Komori tidak bisa percaya dengan kebohongannya.

"Ya, aku percaya padamu, Tobio-san. Kecuali, fakta kau yang tidak menangis."

Komori tergelak atas kebohongan yang dibuat oleh Tobio. Hanya orang bodoh yang percaya akan ucapan polos itu. Komori jadi kasian kalau Tobio terlalu menutupi semua keburukan Kiyoomi.

"...tapi, aku selalu berharap kalian benar baik-baik saja."

Tobio hanya mengangguk dalam diam. Hatinya mengaminkan apa yang diucapkan Komori. Ia selalu berharap mereka baik-baik saja.

-

Setelah membersihkan diri, Komori terlihat duduk di meja makan minimalis yang ada di dapur bersih kelewat bersih milik sepupunya. Komori menganggukan kepalanya saat merasa kalau pasangan Kiyoomi mampu mengimbangi sifatnya yang maniak kebersihan. Itu cukup melegakan untuknya. Setidaknya, tidak ada yang harus dikhawatirkan untuk satu hal itu.

germaphobe? yes! • sakukageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang