final battle

1.7K 130 22
                                    

Sakusa Kiyoomi mencengkeram erat botol minum saat layar LED di lapangan menyorot wajah manis omeganya yang sedang duduk manis pada bangku VIP dengan jersey putih lawan timnya kali ini, Schweiden Adlers. Matanya memicing saat Tobio terlihat lebih manis dengan jersey kebesaran yang ia tahu dengan nomor punggung Ushijima Wakatoshi. Rivalnya.

Sangat sial untuknya.

Tobio sudah izin untuk menonton pertandingan karena yang seharusnya memberi dukungan kepada Adlers adalah Lev. Tapi, dengan seenaknya sendiri manusia kelebihan kalsium itu malah pergi dengan kekasihnya yang membuat mau tidak mau Tobio yang menggantikan. Awalnya Kiyoomi kesal bukan main melihat Ushijima Wakatoshi meminjamkan jersey miliknya untuk dipakai istrinya. Tidak terima lebih tepatnya.

Tapi, mau bagaimana lagi? Ini adalah tuntutan pekerjaan kedua belah pihak.

Benar-benar sial untuknya.

MSBY kalah melawan Adlers setelah set panjang dengan selisih poin yang tipis. Rasanya moodnya hancur apalagi melihat omeganya diperebutkan untuk foto-foto bersama orang lain. Menjijikkan.

Tobio bisa kotor kalau berinteraksi dengan manusia sebanyak itu.

"Hey, sudahlah. Masih ada tahun depan untuk membantai Adlers." Meian menepuk pundak Kiyoomi yang terlihat amat kesal hari ini.

"Hm." Alpha itu hanya berdeham pelan. Moodnya buruk, seburuk kelakuan fans Tobio.

Kiyoomi bahkan mengeluarkan aura suram yang memenuhi ruangan. Rencananya akan ada pesta atas pertandingan panjang dan melelahkan mereka. Malas rasanya, moodnya berinteraksi dengan para manusia jorok seperti mereka.

"HEY HEY HEY!!! LIHAT SIAPA YANG DATANG!?"

Kiyoomi enggan menoleh sebelum matanya bersibobrok dengan netra biru yang menatapnya malu-malu. Kaget. Senang. Bahagia. Apalagi tubuh ramping itu dipakaikan jersey hitam miliknya. Rasanya membanggakan. Rasanya ingin memajang Tobio untuk dirinya sendiri.

"Kita ekslusif mendatangkan model papan atas untuk menemani jamuan pesta kita malam ini, Omi-omi!"

Tendangan pada bokong Atsumu tidak terelakkan. Enak saja menyebut Tobio seperti itu.

Tobio merasakan takut akan respon Kiyoomi yang hanya memandangnya dalam diam. Tidak ada respon yang berarti dalam melihat kedatangannya. Sampai membuat suasana di sana menjadi canggung seketika.

Tobio merasa ini tidak baik. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan memilih menyingkir dari sana. Bergabung dengan trio banyak omong yaitu Hinata, Bokuto dan Atsumu.

“Apa aku benar-benar boleh bergabung. Rasanya sangat canggung.”

Tobio tidak enak sebenarnya. Ia sudah tau kalau Kiyoomi sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Tapi, tetap saja. Akar dari kemarahan Kiyoomi tidak ia ketahui.

“Tentu saja tidak apa, Aakashi juga akan menyusul sebentar lagi. Jangan khawatir, Sakusa hanya sedang kesal saat ini. Aku juga tidak mengerti, biasanya tidak seperti itu.”

Hinata mengangguk membenarkan ucapan Bokuto. Alpha itu seperti dikelilingi amarah yang tidak ia ketahui penyebabnya. Mungkin nanti Tobio akan sedikit menghibur alphanya dengan service yang memuaskan.

-

Tidak semudah itu ternyata. Dalam perjalanan menuju villa dimana anak-anak MSBY untuk melakukan staycation. Hening karena mungkin kelelahan, hanya satu yang masih terjaga, Sakusa Tobio.

Ia ingin marah saat ini, ia mendapat silent treatment  dari suaminya yang ia sendiri tidak mengerti kenapa ia diperlakukan seperti ini. Rasanya tidak adil dan ini menyebalkan sekali.

“Kalau memang tidak suka aku di sini seharusnya bicara dari awal. Aku tidak akan membuang waktuku untuk ikut dengan kegiatan ini, huh.” Ujar Tobio menggerutu.

“Suasana hatiku sedang buruk, jangan menambahnya dengan omong kosong yang bahkan tidak berdasar fakta seperti itu.”

Tobio terkejut saat mata hitam itu menatapnya tajam. Sungguh rasanya sangat menyebalkan, ia mengerucutkan bibirnya kesal mendengar kata-kata ketus dari mulut suaminya.

“Masih ada musim depan untuk memenangkan pertandingan dengan Adlers, jangan suram begitu. Kau menakutiku, Omi.” Bisiknya.

Kiyoomi mendecih mendengarnya, ia tidak bermaksud seperti itu padahal. Ia hanya kesal kalah dari Ushijima Wakatoshi, kemudian seperti disiram garam pada luka saat melihat jersey Tobio yang entah kenapa sangat cocok dengan warna putih. Sial! Kiyoomi iri melihat Tobio memakai jersey Adlres terlebih dengan nomor punggung Ushijima, sialaaaan!!

“Mau musim depan, tahun depan ‘pun, kau tetap tidak mendukungku di lapangan. Karena kita ini rival.” Balas Kiyoomi dengan nada menggerutu.

“Rival? Aku hanya model di sana, cih! Mana ada rival yang mau menghangatkan penis monstermu itu dalam rahimku.”

“Astaga! Mulutmu diajari siapa, Tobio?”

Kiyoomi ternganga dengan ucapan yang seolah biasa itu keluar dari mulut istrinya. Kaget tentu saja, tapi banyak malunya. Mendengar kata penis dan rahim seolah membuat darah naik ke wajahnya.

“Kau selalu berkata kotor saat kita bercinta, suamiku.”

Kiyoomi melengos memilih pura-pura tidur daripada ereksi tengah jalan mendengar dirty talk dari istrinya. Sialan, kalau seperti ini gawat ceritanya. Ia bisa-bisa menerjang istrinya di dalam bus.

“Ssst, sstt Shoyo-kun. Kau dengar Tobio-kun tadi bicara apa? Sungguh nakal, ya?”

“A-apa? Aku tidak dengar kok, Atsumu-san!”

“Kau tidak dengar? Tadi aku mendengar penis dan rahim, Hinata!”

“Bokuto-san! Kecilkan suaramu!”

DOUBLE SHIT! Trio itu ternyata juga mendengar ucapan istrinya, ia melirik ke Tobio. Empunya santai saja, seolah itu biasa. Astaga, istrinya nakal sekali sekarang.

germaphobe? yes! • sakukageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang