apple hair + rut

2.4K 206 26
                                    

Ada banyak hal yang tidak terlalu Kiyoomi sukai. Kuman, kuman, kuman dan sesuatu yang kotor. Tapi, listnya bertambah saat sudah menikah. Alpha prodigy itu menambah satu list yang akan ia beri tanda tidak ia sukai. Yaitu melihat Tobio akrab dengan orang lain.

Sejujurnya, Kiyoomi suka sifat Tobio yang tidak peka terhadap orang lain. Kiyoomi setidaknya bisa bernafas lega saat ia harus berkelana dalam liga atau pertandingan yang membuatnya jauh dari Tobio. Setidaknya, itu yang membuat Kiyoomi merasa aman. Karena ia berpikir Tobio tidak akan berpaling darinya. Begitu pikirannya.

Tobio dengan celana hitam di atas lutut dipadukan dengan hoodie oversize berwarna hitam ditambah dengan apple hair yang membuatnya terlihat lucu. Entah apa yang dipikirkannya itu, membuat Kiyoomi kesal saja. Apalagi tiga makhluk di belakangnya seolah menabur garam pada luka yang menganga miliknya.

"Tobio-kun memang selalu imut~"

"Aku baru sadar kalau si bakayama itu tampan dan manis. Aku kemana saja dulu?"

"Hey! Hey! Hey! Kau tidak menyapanya, Omi?"

Kiyoomi mendengus mendengar penuturan Bokuto. Rasanya semakin mengesalkan apalagi saat melihat wajah merengut milik omeganya yang sedang berbicara dengan rekan kerjanya yang ia kenal bernama Haiba Lev itu. Kiyoomi bohong kalau tidak cemburu melihat mereka. Lev yang begitu menjulang tinggi dengan Tobio yang kecil disandingkan dengannya. Orang-orang pasti berpikir kalau mereka akan cocok.

-

Sampai pada mobil yang mereka kendarai, Kiyoomi belum membuka kata sama sekali. Wajah tertutup masker itu seolah digunakan untuk menyembunyikan amarah yang ia pendam. Namun, percuma saja kalau aura dan feromon gila itu hampir mencekik Tobio.

"O-omi, kau sakit?"

Jawaban Kiyoomi hanya sekedar gelengan kepala atau deheman saat Tobio bertanya ini itu. Bahkan saat Tobio bercerita kalau dirinya memiliki jerawat di jidat sehingga mengharuskan ia menyibakkan poninya dengan kunciran apel karena tidak ingin jerawatnya meradang. Kiyoomi tidak bisa mendengarkan penjelasan apapun, yang ia lakukan hanya menghela nafas kesal.

Tobio menatap jalanan pulang mereka dalam diam. Aura Kiyoomi gelap sekali. Seolah-olah ingin mengatakan pada dunia kalau dirinya sedang marah. Bahkan, ia sampai bertanya pada Hinata tentang Kiyoomi saat ini. Hanya ada jawaban tidak nyambung yang ia dapatkan.

"Kiyoomi, aku lelah sekali. Nanti bangunkan aku kalau sudah sampai."

Sebenarnya jarak antara apartemen tidak jauh. Namun, saat ini adalah jam dimana orang-orang pulang kerja, jadi jalanan agak padat dan macet. Membuat Tobio yang sedari tadi dicekik keheningan memutuskan untuk memanfaatkan beberapa menit itu untuk tidur.

"...aku tidak suka melihatmu berdekatan dengan Haiba itu."

Hanya sekedar gumaman tidak jelas. Tapi, Tobio yang belum kehilangan kesadarannya tentu akan mendengarnya. Pipinya memerah, jantungnya berdetak kencang, apple adam milik Tobio naik turun. Alih-alih mendengarkan ucapan itu, Tobio memilih lanjut pura-pura tidur. Dalam perutnya seperti banyak kupu-kupu berterbangan. Ini sangat menyenangkan.

-

Tobio tidak tau maunya si Kiyoomi ini apa. Setelah pulang latihan, Kiyoomi benar-benar tidak keluar dari kamarnya. Sekedar minum atau duduk menonton TV tidak ia lakukan. Membuatnya merasa ke khawatir juga cemas. Apa yang dilakukan Kiyoomi di dalam sana?

Krieett

Pintu kamar alphanya dibuka secara pelan. Ia tidak melihat apapun selain nuansa kamar yang dingin dan gelap. Di dalam kamar ini dipenuhi aroma Kiyoomi. Membuat jiwa di dalam tubuhnya meraung senang. Ini juga membuatnya memerah tanpa sebab. Baunya terasa sangat menenangkan. Apalagi bisa satu kamar dengan alphanya, itu bisa lebih menyenangkan lagi.

germaphobe? yes! • sakukageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang