Lembar Kelima

2K 243 28
                                    

Lalisa kira Taehyung hanya bercanda saja soal menawari dirinya makan malam. Nyatanya pria itu sungguh berniat makan malam bersamanya. Dengan membawa dirinya ke sebuah restoran mahal, mereka memesan ruangan VVIP tentu saja.

Taehyung hanya menginginkan dirinya bekerja sama, bukan memiliki skandal bersama.

"Jadi, JK sudah menikah?"

Hanya anggukan yang Lalisa berikan sebagai jawaban. Tadinya JK juga ingin ikut makan malam bersama, sayangnya, istrinya yang posesif itu menyuruhnya pulang. Dan sebagai suami yang takut istri, tentu saja si pria yang juga sedikit playboy itu menurut.

"Pernikahan mereka masih di rahasiakan dari publik. Jadi, tutup mulutmu!" ujar Lalisa ketus. Bagaimanapun JK adalah temannya, Lalisa harus memastikan kehidupan pria itu tidak bocor.

Yah, walau sebenarnya dia juga yakin kalau Taehyung tidak mungkin akan membocorkan berita seperti itu. Tidak ada untungnya untuk si anak konglomerat.

"Terus kenapa tadi berciuman?" Taehyung tidak ingin bertanya. Tapi ternyata rasa penasarannya jauh lebih besar sampai ia tidak bisa membuat mulutnya tetap tertutup.

Gerakan tangan Lalisa yang hendak menyuap pasta tertahan. Ekspresi wajahnya yang datar berubah jadi kebingungan. Ia sendiri menjadi heran dan tidak menemukan jawaban yang pas untuk pertanyaan Taehyung.

Maka, Lalisa hanya menghela napas.

Sepertinya lama menyendiri membuatnya kehilangan akal.

"Khilaf mungkin." Hanya itu yang bisa ia jawab.

"JK juga khilaf? Konyol sekali, suami yang sudah beristri bisa mencium wanita lain," kata Taehyung berkomentar.

Lalisa mengumpat dalam hati. Nafsu makannya menghilang. JK sudah menyukainya sejak lama dan kemungkinan pria itu masih memiliki perasaan untuknya sampai sekarang. Walau begitu, tidak ada yang benar-benar bisa dikhawatirkan dari hubungan mereka. 

Meski sudah menikah tapi status yang JK jalani dengan sang istri adalah karena perjodohan kolot yang sudah direncanakan. Jadi, Lalisa masih bisa maklum kenapa JK masih bersikap seperti itu dengannya.

Namun, rasanya tidak perlu menjelaskan hal seperti itu pada Taehyung. Terserah pria kim itu mau berpikir seperti apa.

***

Lalisa benar-benar membatalkan acara liburannya keliling dunia.  Ia menepati kontrak yang sudah ditandatangani.  Karena itu, tidak heran kenapa pagi-pagi sekali dia sudah memakai pakaian mewah dan make up tebal.

Hari-hari sibuknya sudah dimulai kembali.

"Presdir pasti bangga pada Anda," ujar Jimin di sebelah Taehyung.  Mereka berdua ikut mengawasi sesi shooting campaign hari ini.

"Itu harus.  Kalau tidak aku pasti akan membakar rumahnya."

Melakukan segala cara untuk menjadikan Lalisa brand ambassador dan akhirnya berhasil. Taehyung memang pantas di apresiasi. Dirinya lebih bisa mengendalikan Lalisa daripada James, itu sebuah anugerah mengingat bagaimana si model begitu keras kepala.

Taehyung melihat Lalisa yang baru saja berganti pakaian. Harus di akui, Lalisa dan brand miliknya memang kombinasi yang apik.  Lalisa benar-benar menyatu dengan konsep baju yang dipakai.

Model kelas atas memang tidak perlu diragukan.

Mungkinkah ini alasan ayah Taehyung begitu menginginkan Lalisa? Mungkin iya atau mungkin juga tidak.

"Kau sangat cantik." Taehyung mengatakannya ketika ia berdiri di depan Lalisa yang sedang dirapikan tatanan rambutnya.

"I know."

"Good.  I love confident girl."

Tanpa mempedulikan Taehyung, Lalisa meraih ponselnya sebentar. Mumpung lagi break time, ia mau menjelajahi sosial media untuk menghilangkan penat sejenak. And siapa sanga, Taehyung yang merupakan direktur dan harusnya bekerja keras itu justru duduk di sebelahnya.

"Kenapa ingin keliling dunia?" Nampaknya Taehyung tidak suka obrolan yang singkat.

"Bukan urusanmu."

Dan Lalisa adalah tipe orang yang suka mematikan obrolan.

Maka tidak ada pilihan lain bagi Taehyung untuk mengangguk dan kembali diam. Karena seperti apa yang Lalisa katakan, dia tidak memiliki wewenang untuk tahu alasan dibalik kehidupan sang model.

Mereka hanya rekan bisnis yang tidak harus tahu banyak hal soal masing-masing.

***

"Mereka benar-benar serasi."

Kim Tae Ho melempar foto yang ia pegang tadi ke atas meja. Lalu meminum sampanye di gelas beningnya.  Bibir tipisnya tertarik membentuk senyum. Ia suka jika apa yang ia rencanakan berjalan lancar.

"Kelihatannya kau sangat senang sekali," komentar Ji Hye pada suaminya.

Mereka berdua sedang makan malam bersama sembari menerima laporan dari seseorang. Dan dengan tangan terangkat, Tae Ho menyuruh orang suruhannya itu untuk pergi.

"Semuanya berjalan sesuai rencana. Tidak ada alasan kenapa aku tidak boleh tersenyum, 'kan?" tanya Tae Ho pada istrinya yang hanya dibalas dengusan.

"Kalau Taehyung tahu motifmu dia pasti akan marah."

"Kalau begitu jangan sampai si keras kepala itu tahu," balas Tae Ho santai.

"Tahu apa?"

Suara deep seseorang membuat pasangan suami istri itu menoleh, melihat putra mereka yang berdiri dengan jas di tangan kirinya.

"Kau sudah pulang?"

Taehyung berdecak. Pertanyaan yang sungguh tidak bermutu. Bukankah sudah jelas kalau dia baru saja kembali pulang?

"Sungguh pertanyaan yang tidak berkualitas."

Setelah mengatakan hal itu, si putra Kim masuk ke dalam kamar. Sudah tidak berselera untuk makan malam bersama keluarganya.

Taehyung merebahkan diri di kasur, kepalanya kembali memutar bagaimana Lalisa begitu menawan di depan kamera. Sepertinya ia memang sudah gila karena wajah gadis itu tidak bisa ia hilangkan dari kepalanya.

"Sialan, kalau seperti ini bagaimana aku bisa tidur nyenyak?" gerutu Taehyung sembari menutup mata.

TBC


Why So Sexy?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang