Lembar Ketiga

2.1K 212 18
                                    

Sudah satu minggu berlalu sejak pertemuan Lalisa dengan Kim Taehyung for the first time di club malam itu. Pria itu sangat gigih menginginkan Lalisa untuk menjadi brand ambassador mereka, Taehyung berhasil mengganggu hari-harinya selama seminggu dengan membuat James terus menuntutnya.

Entah dengan memberikan tarif yang dua kali lipat lebih besar atau dengan pemberian mobil dan sebuah penthouse mewah, Lalisa tetap mengatakan tidak. Keputusannya sudah bulat, ia tetap akan hiatus dan berkeliling dunia untuk menikmati waktu sendirian.

Lalisa adalah wanita keras kepala yang jika sudah memutuskan, ia tidak akan merubahnya dengan alasan apapun.

"Kau yakin benar-benar tidak mau?" tanya James yang entah sudah berapa kali ia lakukan selama seminggu itu. Ia bahkan rela terus mendatangi rumah Lalisa setiap hari, sampai-sampai membuat Lalisa kehilangan sopan santunnya.

"Damn, dude! Tidak peduli seberapa seringnya kau datang atau seberapa besarnya jumlah uang yang diberikan Kim Taehyung, aku tetap tidak akan melakukannya. Kau sudah mengenalku selama enam tahun, jadi, kau sudah tau bagaimana aku, 'kan? So, Get the fuck out of here."

Lalisa tetap teguh dengan pendiriannya. Ia justru mempercepat keberangkatannya untuk segera pergi ke Jepang, negara pertama yang menjadi tujuannya. Lalisa tidak khawatir dengan kontrak kerjanya, ia tidak keberatan jika James membatalkan kontraknya dan menendangnya dari agensi. Lalisa sama sekali tidak ketakutan untuk kehilangan karir dan jatuh miskin.

Ia wanita yang sudah terbiasa susah dan sendirian. Jatuh sekali lagi dalam karir rasanya bukan sesuatu yang akan membuatnya putus asa. Lagi pula, power yang ia miliki di sosial media masih tinggi, masih bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan uang.

Berbeda dengan Lalisa yang tenang meminum kopinya, James merutuk dalam hati. Ia tahu jika Lalisa akan sangat sulit untuk dihadapi.

"Ini akan menjadi tawaran terakhirku. Kalau kau tidak mau..." James menatap Lalisa dalam sebelum menghembuskan napasnya berat. "Semoga liburanmu menyenangkan. Aku tidak akan menendangmu dari agensi kalau Kim Corp tidak membuat masalah."

Lalisa tidak mengatakan apapun bahkan sampai James meninggalkan rumahnya.

***

Taehyung meremas ponsel di tangannya dengan kuat sebelum akhirnya melemparnya ke dinding. Jimin yang berada di ruangan yang sama meneguk ludah karena menjadi gugup. Walau baru bersama Taehyung selama dua minggu, dia sudah tahu bagaimana atasannya itu jika sudah marah.

"Shit! Jika dia tetap tidak mau, aku tidak akan menjadi CEO," geram Taehyung.

Tangannya bergerak melonggarkan dasi yang terasa mencekik. "Cari tau semua masa lalu Lalisa, apapun itu. Aku perlu sesuatu untuk menekannya, jadi, temukan sisi gelapnya."

Jimin yang mendapat perintah segera mengangguk dan berpamitan pergi, meninggalkan Taehyung yang mulai menenangkan dirinya sendiri.

Kim Taehyung adalah pria yang selalu mendapatkan apapun yang ia mau. Ia akan melakukan apapun untuk mendapatkan keinginannya. Sayangnya, Lalisa lebih sulit dari yang ia pikirkan.

Setelah merasa cukup tenang dan entah mendapatkan dorongan dari mana, Taehyung mulai mengetikkan nama Lalisa di komputer. Membaca semua artikel yang berkaitan dengan wanita itu, berharap mendapatkan rumor yang bisa menjadi celah. Tapi, sial! Hanya prestasi wanita itu yang terus muncul.

Taehyung beralih membuka foto-foto Lalisa yang tersebar. Tanpa sadar ia jadi meneguk ludah ketika melihat bagaimana Lisa terlihat percaya diri di depan kamera. Wanita itu termasuk model yang berani memamerkan tubuhnya.

"Baeutiful, young, rich, and sexy," gumam Taehyung pelan. "Damn, she's so perfect."

Sebagai pria, sebenanya Taehyung cukup tertarik dan ingin terus mendekat saat pertama kali melihat Lalisa secara langsung. Wanita dengan tubuh proporsional dan wajah yang unik, laki-laki mana yang tidak akan terpengaruh.

Why So Sexy?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang