Lembar Keempat

1.9K 238 21
                                    

JK dan Lalisa reflek menjauh ketika mendengar teriakan dari arah pintu masuk. Ada James yang tengah menaruh kedua tangannya di pinggang, menatap galak Lalisa dan JK yang baru saja berciuman. Dengan alis terangkat dan posisi duduk yang sudah rapi, Lalisa berkata, "Kenapa kau kemari?"

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan," jawab James dengan kesal.

"Lalu dia?" Lalisa menunjuk seseorang yang berdiri di sebelah James, Kim Taehyung.

Pria dengan rambut cokelat dan wajah yang nampak dingin itu masuk tanpa menunggu di persilahkan. Taehyung menatap Lalisa dan JK bergantian sebelum mendudukkan diri.

"Aku datang untuk memintamu bersedia menjadi brand ambassador di perusahaan modeku," kata Taehyung dengan tenang. Tatapannya lurus menatap Lalisa walau ia menyadari JK juga memandangnya dengan tajam.

"Sudah kubilang aku tidak mau."

"Tapi aku memaksa."

"Kau punya hak apa sampai memaksanya begitu?" tanya JK menimpali. Ia merasa geram dengan kehadiran Taehyung, sudah dua kali ia melihat penerus keluarga Kim itu mendekati Lalisa.

James yang duduk di sebelah Taehyung menghela napas. Ia menggerakkan tangan meminta JK berhenti menganggu.

"Yang dia katakan benar. Kau tidak memiliki hak untuk mengatur disini." Lalisa meraih biskuit di atas meja dan mengunyah sambil memandang wajah Taehyung yang tetap diam.

Taehyung Kim menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi, dengan dua tangan yang terlipat di depan dada. Lalisa akui bahwa pria bernama Taehyung ini sungguh mempesona. Wajahnya rupawan dengan perawakan tubuh yang sexy. Sungguh menggoda iman.

Lalisa mungkin akan mendekatinya kalau saja Taehyung tidak memaksanya untuk menjadi brand ambassador.

"Entah bagaimanapun usahamu membujukku, aku tidak akan mau bekerja denganmu. Keputusanku tidak bisa di ganggu gugat. James tahu pasti hal itu," kata Lisa mantap. James yang namanya disebut berdehem.

Lalisa terlihat sedang kesal karena waktu luangnya di ganggu.

"Apa kau mengenal wanita bernama Jang Hye Jin?" Taehyung akhirnya mengeluarkan senjata yang sudah ia siapkan sebelum datang kemari.

Lalisa mengangkat sebelah alisnya, lalu memberikan lirikan singkat pada James yang hanya memandangnya dalam diam.

"Dia orang yang kau cari selama ini, 'kan?" Taehyung tersenyum miring melihat Lalisa hanya diam, tidak berkutik sama sekali. "Apa kau mau menemuinya?"

"Kau bisa mempertemukan aku dengannya?" Lalisa mulai tertarik. Ia memajukan tubuh dan menunjukkan wajah penuh minat.

"Hanya jika kau setuju menandatangani kontrak."

Lalisa mendengus. Ia sempat terlena. Padahal ujung dari kedatangan Taehyung adalah tentang kontrak. Lagi pula dari mana pria itu tahu dirinya sedang mencari Jang Hye Jin, apa James memberi tahunya?

"Kau memberi tau dia?" tanya Lalisa dengan ketus. James menggeleng dan Lalisa mempercayainya. Meski James sedikit menyebalkan, tapi pria itu tidak akan berkhianat.

"Jang Hye Jin itu siapa?" Jungkook merasa bodoh karena dia satu-satunya yang tidak tahu dengan apa yang terjadi. Padahal ia pikir ia mengenal Lalisa dengan baik.

"Hanya seseorang yang sedang aku cari," jawab Lalisa sekenanya.

"Aku tahu keberadaannya," kata Taehyung sekali lagi, berusaha menarik Lalisa untuk menaruh kepercayaan padanya.

"Mustahil. Aku dan James selama ini juga mencarinya tapi kami selalu gagal," balas Lisa kembali cuek. Ia hanya yakin jika Taehyung saat ini mungkin hanya membohonginya.

"Aku bersumpah bisa membuatmu menemuinya, bahkan jika kau ingin menghajarnya aku pastikan polisi tidak akan tahu." Taehyung benar-benar terlihat meyakinkan.

Jang Hye Jin adalah seorang wanita bejat yang dulu pernah mengasuh Lalisa. Wanita itu mengambil alih semua uang keluarga Lalisa, mengubah semua aset menjadi miliknya, lalu menghilang entah kemana. Menurut orang yang dipekerjakan oleh James untuk mencarinya, wanita itu tidak bisa ditemukan karena kemungkinan sudah mengubah identitas.

Wanita licik itu sangat pandai sampai sulit ditemukan.

Lalisa memicingkan mata, merasa curiga.

"Kau pasti sangat menginginkanku," kata Lalisa dengan yakin. Kalau tidak, mana mungkin seorang pewaris Kim Corp mengulik masa lalunya hanya untuk menjadikan dia sebagai brand ambassador.

Taehyung mengangguk. Tidak menyangkal sama sekali. "I want you so bad."

Kalau Lisa sampai menandatangani kontrak sekarang juga, ia berjanji akan memberikan Jimin hari libur yang panjang dan memberinya bonus yang sangat besar.

James menjilat bibirnya gugup walau ia hanya memperhatikan Taehyung dan Lalisa sejak tadi. Ia tidak menduga kalau Taehyung akan melakukan hal ini hanya untuk menjadikan Lalisa sebagai wajah dari brand miliknya.

"Apasih yang kalian bicarakan? Kenapa hanya aku yang tidak tahu?" Jungkook menggerutu dengan kesal. Sejak tadi ia merasa menjadi satu-satunya orang bodoh di ruangan ini.

"Oke. Mari bekerja sama." Lalisa mengulurkan tangan, mengejutkan semua orang dengan keputusannya.

"Wait, jadi, kau tidak akan pergi ke luar negeri?" tanya Jungkook. Gila, Lalisa yang keras kepala berhasil diluluhkan hanya karena Taehyung menyebut nama Jang Hye Jin.

"Cool," balas Taehyung sumringah. Ia membalas uluran tangan Lalisa.

"Yes! Aku makin kaya." James berdiri dengan spontan, bersorak gembira.

Lalisa memutar bola matanya malas. Rencana liburannya gagal, tapi, tidak masalah. Ia bisa liburan setelah tidak sibuk nanti.

"Kau tidak jadi pergi?" Jungkook meraih tangan Lalisa lembut, membuat Taehyung berdecak kesal. Entah apa sebabnya, tapi ia merasa Jungkook mengganggu di sini.

"Aku akan pergi setelah semua photoshoot dan campaign selesai. Setelah aku membunuh Jang Hye Jin juga," geram Lisa di akhir kalimatnya. Ia sudah menantikan momen untuk membuat Jang Hye Jin menyesali tindakannya.

"Menyebalkan," gerutu Taehyung. James yang mendengarnya menoleh, kemudian mengikuti pandangan Taehyung yang terus memperhatikan JK dan Lisa.

"Jangan bilang Anda menyukai Lalisa," bisik James pelan. "Dia mengerikan saat marah," lanjutnya.

Taehyung melirik James lalu berdecih. "Tidak akan," katanya sedikit membentak.

James, Lisa, dan JK menatap Taehyung aneh.

"Kau harus menyelesaikan semua shooting dalam waktu tiga bulan saja, oke?" tanya Lisa dengan tegas. Dan Taehyung hanya mengangguk mengiyakan, tak ingin berdebat lebih panjang karena moodnya sedang buruk.

"Baiklah, karena urusan sudah selesai, aku harus pergi." James berdiri, langsung berjalan keluar tanpa menunggu jawaban siapapun. Berdiam diri bersama anak-anak muda bukan hal yang bagus. Ia hanya akan semakin terlihat tua.

"Kau tidak akan pergi juga?"

Taehyung mengangkat alisnya, menatap JK dengan tajam. Bocah sialan, pikirnya. JK pasti ingin melanjutkan hal yang tertunda dengan Lalisa sampai mengusirnya seperti ini.

"Kenapa aku harus pergi?" balas Taehyung menantang.

JK yang memang memiliki usia lebih muda dan sedikit emosian balas mendelik. Entah kenapa dirinya merasa Taehyung memiliki ketertarikan lain pada Lalisa.

"Seperti kata James, urusannya sudah selesai. Kau tidak memiliki kepentingan lain."

"Kata siapa aku tidak memiliki kepentingan lain?"

"Jadi, kau masih ada kepentingan lain?" tanya JK sengit. Ia hanya ingin Taehyung segera pergi dari hadapannya. Tapi, pria itu sepertinya ingin sebaliknya.

"Ada."

"Apa?"

Taehyung menatap Lalisa yang juga memandangnya. Ia meneguk ludah sebelum berkata, "Mau makan malam denganku?"

TBC


Why So Sexy?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang