Dipagi yang cerah ini, mentari mulai menampakkan sinarnya. Masuk ke celah celah rumah termasuk jendela seorang gadis. Dia masih tertidur nyenyak, tidak terganggu oleh sinar mentari. Tetapi ada aja yang menggangu tidurnya yaitu alarm.
"Kring.....kring...."
"Hoam, duh jam berapa ini ?" Ucapnya sambil melihat jam yang ada di samping nakas.
" WHAT JAM 07.00 mati gue belum siap siap lagi " ucapnya lagi.
Akhirnya dengan kecepatan yang ia punya, ia langsung berlari ke kamar mandi. Setelah itu bersiap siap dengan seragam apa adanya. Baju di keluarkan, tidak memakai dasi dan pokoknya sangat berantakan deh. Dengan segera ia langsung turun ke bawah.
"BANG ABANG AYO BERANGKAT" teriaknya sambil menuruni tangga dengan tergesa gesa.
"Apaan sih dek teriak teriak gak jelas" marah sang kakak.
" Aduh abangku sayang, emang abang lupa kalau sania itu ada tes?"
"Masih jam tujuh dek orang kamu tesnya jam delapan. Semangat amat berangkat jam segini". Ucang abang seorang gadis tersebut dengan santuy nya
"DEMI APA!!!" Teriak Sania.
Okey jadi namanya itu Sania Zella Alaskar. Biasa di panggil Sania. Punya sifat ceria, manja kalau sama kakaknya, tidak suka jika ada yang menggangu miliknya. "Ih enggak bilang udah siap siap begini" lanjutnya dengan wajah di tekuk."Salah sendiri enggak bilang" balas Bima. Bima itu abangnya Sania. Nama lengkapnya Bima Zeland Alaskar. Dia sekarang kelas 11 SMA.
"Udah ayo makan dulu! biar nanti kamu ngerjainnya lancar. Jangan tengkar terus." Lerai mama.
Lalu mereka semua pergi ke meja makan untuk melaksanakan sarapan. Jadi hari ini tuh rencananya Sania akan mengikuti tes di SMA abangnya yaitu SMA Derlangga. Merekapun menikmati sarapan tanpa ada yang berbicara satupun."San udah belajar kan ?" Tanya papanya.
"Aelah pa mana ada belajar main Iphone terus dia" sahut Bima.
"Apasih bang bohong itu pa bang Bima. Sania udah belajar kok" ucap Sania tidak terima.
"Udah udah sana Bim antar adik kamu udah mau jam delapan nih nanti telat" lerai sang mama sebelum berdepatan mereka berlanjut. Tetapi walapun debat kayak gini mereka tetep sayang kok satu sama lain.
"Ngapai di anter biar berangkat sendiri sana!"
"Yaudah Sania bisa kok berangkat sendiri"
"Mana bisa baru naik montor sekali aja udah jatuh"
"Bareng papa" ucap sania sambil menjulurkan lidah ke Bima. Bima yang melihat itupun langsung melototi Sania. Kedua orang tuanyapun hanya geleng geleng melihat kelakuan sang anak.
"Udah ya ampun! Bima kamu cepat barangkat sana! Dari tadi tengkar terus gak ada capek capek apa" marah mama dan langsung membuat kakak beradik itu diam.
"Yaudah ma, pa Bima berangkat dulu Assalamualaikum" kata Bima sambil menyalimi kedua orang tuanya. "Bay adik laknat" lanjutnya ketika ia sudah berlalu dari meja makan.
"Bima"tegur sang mama yang membuat Sania senang.
*****Sesampainya di SMA Derlangga Sania turun dari mobil dan sebelumnya ia sudah berpamitan dengan papanya. Sania memasuki sekolah dengan wajah datarnya. Emang gini Sania kalau sama orang yang belum ia kenal ia bersikap cuek bebek. Dan jangan lupakan tatapannya yang tajam membuat semua orang takut.
"AYO ADEK - ADEK YANG MENGIKUTI TES SEGERA MASUK KERUANGANYA MASING - MASING" teriak seorang cowok yang pastinya adalah salah satu anggota osis.
Mendengar itupun dengan segera semuanya langsung masuk ke ruangan yang telah di tentukan termasuk juga dengan Sania. Banyak yang memandangi Sania dengan tatapan tidak suka ya kalian pasti sudah taulah gimana dandananya baju sania sekarang.
"Huff" Sania menghela napas ketika sudah duduk di tempat duduknya.
"Okey jadi disini saya yang akan mengawasi kalian di temani teman teman saya. Disi kalian punya waktu 2 jam untuk mengerjakan. Jangan lupa isi identitasnya dan kerjakan dengan baik baik" ucap salah satu kakak OSIS.
Lalu kakak OSIS tersebut mulai membagikan lembaran soal. Setelah semuanya dapat, mereka mulai mengerjakanya dengan teliti. Tak lama kemuadian banyak anak OSIS yang masuk mungkin untuk mengawasi.
1 jam telah berlalu dan sekarang Sania sudah selesai mengerjakan. Jangan tanyakan sepintar apakah Sania. Sebenarnya Sania bisa masuk sekolah ini dengan jalur prestasi tapi begitulah kalau di tidak mau ya sudah tidak ada yang berani menentang.
"Kak" panggil Sania ke salah satu anak OSIS.
"Iya dek ada apa ?" Tanya salah satu OSIS yang berada di dekat Sania. Bukanya menjawab tetapi Sania malah langsung memberikan kertas jewabannya dan langsung pergi meninggalkan ruang ujian.
Semua angota OSIS yang disitupun melihatnya kaget. Ternyata masih ada yang lebih cuek dari pada ketos di sini. Setelah keluar ruangan Sania pergi ke halte dan selama perjalanan ia menelpon abangnya.
"Hallo"
"Iya hallo, ngapain telpon udah selesai?"
"Hmm, ayo pulang Sania tunggu di depan"
"Gak bisa dek abang lagi nunggu tes ini kamu di jput mama aja ya"
"Gak mau pokoknya Sania pengin pulang sekarang di anter abang titik"
"Enggak bisa gi.."
Tut...tut...
Belum sempat Bima menyelesaikan ucapanya. Sania sudah mematikanya terlebih dahulu. Dasar adik laknat emang.
Dengan sabar Sania menunggu Bima di halte yang ada di depan sekolah. Sudah banyak omelan yang Sania keluarkan karna menunggu Bima yang tak kunjung datang. Tiba -tiba ada sebuah mobil yang berhenti di depan Sania. Itu membuat Sania kaget pasalnya ia tidak mengenali mobil itu.
"Tin..tin..."
"Ayo masuk katanya mau pulang" ucap seorang cowok yang membuat Sania kaget.TBC
Maaf kalo gak nyambung atau apa ini cerita pertama gue.Jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sania
Teen FictionSebuah lika liku kehidupan yang di alami oleh seorang remaja. Kehidupan seorang remaja pasti ber beda beda. Di sini di ceritakan kehidupan seorang gadis yang menginjak masa remajanya. Dimana ia harus menghadapi masalah demi masalah yang berdatangan...