02- Tertantang?

1 0 0
                                    

Sepulang sekolah, Ratu mendudukkan diri di sofa yang berada di ruang tamu. Hari ini rumahnya kedatangan kakak dari Papanya. Bahkan Deo saja ikut mengekor dari ia keluar kelas hingga duduk di atas sofa tersebut.

"Ratu? Om dengar katanya kamu membuat tiga orang masuk UKS? Apa benar?"

Ratu menatap pria parubaya di depannya, "iya."

"Ck, Papa salah, satu orang siswa bahkan masuk rumah sakit" Deo berdecak kala melihat Papanya yang malah terkekeh pelan.

"Bagus Ratu, Om senang. Setidaknya kamu bisa menjaga diri kamu sendiri" Ujar Tio, Tio Aldebaran.

Deo mengerlingkan matanya, menatap kesal Tio yang kembali menatap tablet ditangan nya dengan kerutan di dahi. "Papa mah, ponakannya bukannya di marahin malah dibanggain."

Tio menghela nafas, lalu mengalihkan pandang pada dua remaja berbeda jenis didepannya, "Berarti bagus Deo. Dia bisa lanjutin apa yang dia mau. Lagipula, separah apapun Ratu di sekolah itu, dia gak bakalan pernah kena SP atau paling parah DO. Perangkat sekolah juga pasti pilih cari aman."

"Iya lah! Siapa juga yang mau kehilangan pekerjaan?" Ujar Deo menahan kesal.

"Ratu, minggu ini cukup, jangan buat ulah lagi ya, sayang. Kontrol amarah kamu, kamu juga harus fokus ke beberapa hal!" Tio langsung merubah raut wajahnya menjadi lebih serius.

"Malam ini ada perjamuan dengan perusahaan dari Atmaja Corp, membahas mengenai beberapa proposal yang akan diajukan oleh mereka. Saya harap kamu yang datang malam ini." Lanjutnya, membuat Ratu mengangguk tegas dan langsung pamit menuju kamarnya.

Melihat Ratu yang mulai hilang di anak tangga terakhir membuat Deo menatap Papanya, "Pa? Kenapa harus Ratu?"

Tio tersenyum tipis, "Karena Ratu sudah siap dan mampu, makanya, Papa mau Ratu yang jalanin semuanya. Jadi, ayo kita pulang sekarang. Biarin Ratu istirahat".

***

Pagi yang cukup cerah hari ini, pukul 6.45 WIB. Jalanan sudah dipenuhi dengan berbagai kendaraan.

Bruummm...
Brummm...
Brummm...

Suara deruman motor bersahut sahutan memenuhi gerbang ASTA'S High School. Sekitar sepuluh kendaraan bermotor sport berbaris rapi diparkiran.

"Liat liat. Mereka dateng."

"Berarti masa skors mereka udah habis ya?"

"Gilaa mereka keren banget."

"Liooon ahhh gue suka lo"

"Dandi sama Guntur juga cakep anjirr"

"Adrian gemoy gemoy gimanaaa gitu huaaa."

"Sial, pesona mereka gak tertandingi"

Sebagian dari mereka turun setelah melepas helm dan pamit memisahkan diri. Sebagian lagi masih duduk diatas motor.

"Bang, gue sama Jino ke kelas duluan ya. Mau nyontek tugas soalnya." Ujar lelaki bername tag Gino Abraham. Meninggalkan parkiran bersama dengan kembarannya, Jino Abraham.

"Eh eh eh. Kalian tau gak?" Lelaki dengan dasi yang hanya dikalungkan bernama Dandi-Dandi Irawan. Membuka topik dengan gosip.

"Tau apa?" Guntur yang menyahut, Guntur Payoga. Identik dengan headband warna hitam dikepalanya.

Dandi mencondongkan badannya, membuat beberapa orang ikut berkerumun membentuk lingkaran. "Katanya ada siswi baru. Cakep, dia bikin gempar sekolah dalam sehari."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HANASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang