52. Aston - Ceysa

52.1K 5.1K 449
                                    

Setelah rapat dadakan dua hari lalu, kini telah di tetapkan jadwal berdua bersama istri mungil. Dan suami pertama yang bertugas adalah Aston.

Pria itu tersenyum cerah secerah pagi ini. Berjalan menuju kamar Ceysa, sebelum tangannya membuka pintu ia dikejutkan oleh seseorang.

"Apa yang sedang kamu lakukan? Jangan ganggu istri mungil."

Aston berbalik menghadap orang itu, disana Xavior berdiri dengan mata menatap tajam pada Aston.

"Jangan ikut campur urusanku, urus saja urusanmu."

"Semua yang berhubungan dengan istri mungil itu urusan ku." Tekan Xavior.

"Tidak untuk hari ini, jadwal mu itu dua hari lagi." Ucap Aston. "Oh.. atau kamu lupa ya peraturan yang sudah di buat,"

"Biar aku bacakan lagi, Xavior." Aston membuka ponselnya. "Hari Senin bagian ku, Selasa bagian sagra, Rabu bagian Lauze, Kamis bagian mu, Jum'at bagian Excel, Sabtu bagian kita bersama, dan minggu bagian istri mungil.."

"Sudah jelaskan, kalau begitu silahkan pergi untuk hari ini jangan ganggu waktu istri mungil dengan diriku.."

Aston membuka pintu istri mungilnya dengan pelan. Ia mendekat ke arah ranjang putih, yang diatasnya seorang wanita tengah tertidur lelap.

"Bangun sayang.." bisik nya tepat pada telinga Ceysa.

Tubuh wanita itu menggeliat pelan. Mengerjap-ngejapkan kedua matanya, kemudian tersenyum menatap pria di hadapannya.

"Kenapa malah senyum hm..? Ayok bangun, kita olahraga pagi.",

Raut wajah Ceysa cemberut, bibir nya manyun ke depan. "Aston.. aku lagi hamil besar, jalan dari kamar ini ke kamar mandi aja susah. Ini lagi, kamu ngajak aku olahraga pagi,"

"Bukanya sehat, yang ada aku malah tepat di jalan.",

"Lah emang kata siapa kita jalan-jalan di luar, kita olahraga di dalam kamar aja."

"Olahraga apa? Kok di dalam kamar,"

Aston menyibakkan selimut yang membungkus tubuh istrinya. "Olahraga kayak gini,"

"AGHHHHKK!!" Pekik Ceysa saat suami pertamanya itu masuk kedalam selimut, dan melakukan hal-hal tidak terpuji padanya.



***


Siang hari nya di mansion besar itu, Ceysa berada dalam gendongan Aston menuju lantai bawah menggunakan lift.

Suasana lantai bawah sangat sepi, hanya ada 2 orang pegawai yang mundar-mandir disana membereskan barang.

Ceysa mengaitkan kedua tangannya pada leher Aston. "Turunin aku di sofa itu,"

"Jangan banyak gerak sayang.. kamu mau bangunin yang ada di bawah hm.."

Aston menurunkan tubuh istrinya di sofa tengah. "Aku sih oke aja ngelakuin olahraga tadi, tapi takutnya kamu nggak kuat."

"APAAN SIH?!" Galak Ceysa sembari menjitak kepala suami nya.

"Galak banget sih istri aku.." Gumam Aston mengusap-usap kepalanya yang baru dijitak.

Ceysa menyenderkan kepalanya pada bahu lebar Aston. Tangannya sibuk memindahkan-mindahkan tayangan di tv.

"Bentar.. aku mau ngambil makan dulu buat kamu, kami diam jangan kemana-mana."

3 menit berlalu Aston datang dengan membawa satu piring penuh dengan makanan dan segelas air putih.

"Aaa~" Aston menyodorkan satu sendok penuh dengan nasi berserta lauknya pada Ceysa.

"Makan yang banyak, biar baby nya tumbuh sehat."

Ceysa menggangguk patuh dengan mulut yang sibuk mengunyah. Dimata Aston tingkah laku istrinya itu sangat menggemaskan.

"Nanti sore kita ke rumah sakit,"

"Mau apa?" Tanya Ceysa. Wanita hamil itu menghentikan minumnya saat Aston mengajaknya ke rumah sakit.

"Periksa kandungan, aku pengen lihat langsung mereka.." tangan pria itu mengelus perut buncit Ceysa.

"Oke."


***


"Itu anak saya dok?" Tanya Aston dengan mata yang pokus pada layar monitor.

"Apa mereka nggak kesempitan didalam sana? Itu kenapa kaki baby nya ngijek kepala baby yang lain,"

Aston menatap cemas pada layar monitor itu. "Posisi seperti ini apakah aman? Maksud saya, bisakah anda membenarkan posisi mereka."

"Maaf..?" Tanya balik dokter kandungan.

"Dok-,"

"Kamu kok sewot sih, mereka nggak apa-apa."

Ceysa menggenggam tangan Aston, "Mereka baik-baik saja, itu hal biasa.."

"Iya kan dokter." Ujar Ceysa pada dokter.

"Iya. Benar," jawab dokter tersebut.

"Nah waktunya kita pulang, baby nya pengen makan eskrim." Seru Ceysa dengan mengelus perut nya.

Aston menatap dokter itu, "Cetak layar usg tadi, dan kirim ke mansion."

"Baik, tuan muda."

Pukul 5 sore kedua pasangan suami istri tersebut masuk kedalam mansion dengan membawa banyak barang-barang.

"Kamu masuk kamar, biar aku yang beresin barang-barang ini."

Cup

Ceysa mengecup pipi kanan Aston. "Makasih sayang.."

"Hm.."

Malam harinya semua orang berkumpul di meja makan. "Bagaimana hari mu bersama dengan Aston?" Tanya Sagra pada Ceysa.

"Luar biasa." Jawab nya. Ceysa menatap Aston, "Kamu temenin aku tidur, aku pengen di temenin kamu.."

"Si-,"

"Biar aku saja," Sela Excel dengan semangat.

Sagra mencubit lengan Excel. "Ingat peraturan yang sudah di sepakati,"

Excel mendesah kemudian menyuapkan makan dengan malas. "Bagianku masih lama, siapa yang ingin bertukar dengan ku?"

"Aku sudah selesai makan, aku ada kerjaan." Kata Xavior kemudian pergi dari sana.

"Aku harus menyiapkan topik untuk besok, terimakasih atas makanannya." Ujar Lauze.

"Aku ada meeting dengan klien lewat zoom." Sahut sagra.

"Kita ke kamar sekarang sayang.." ajak Aston, dibalas anggukan oleh Ceysa.

Meninggalkan Excel sendiri di meja makan dengan tatapan cengonya. "Nasib jadi suami terakhir,"


Bersambung...

Revisi setelah selesai..

Vote + komen nya jangan sampai lupa ya bestie..

Yey! Ayok komen yang banyak, agar aku update nya cepet..

SPAM NEXT DISINI..

24/12/21


FIVE HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang