"Hentikan!"
Jongseong kecil berdecih memerhatikan gadis yang tua darinya berdiri di belakang dengan bahu naik turun.
Jongseong kecil menajamkan matanya, melempar buku di wajah gadis di depannya. Tak lama, ia melihat butiran air matanya mengalir di pipi.
Jongseong kecil kembali berdecih, "Dasar cengeng."
"Jongseong-ah, apa yang kamu lakukan?" Wanita tua merendahkan tubuhnya ketika melihat anak kecil menangis sesenggukan di depan putranya.
"Ma, dia cengeng sekali. Padahal aku cuma ingin meminjam bukunya."
"Bohong tante!" Gadis itu menatap Jongseong tajam. "Dia menganggu adikku, tante. Padahal adikku sama sekali tak menggangunya."
"Sudah kubilang, aku hanya ingin meminjam bukunya!" Jongseong kecil berteriak keras. Menarik perhatian orang-orang di tanam.
Gadis itu benar-benar tak bisa menahan amarahnya. Ia meraih pergelangan tangan adiknya juga memunggut kembali buku milik adiknya sudah kotor.
"Aku tak akan memaafkanmu!"
Jongseong kecil mengeluarkan lidahnya, menggoda gadis itu dengan kekehan senangnya. Wanita tua itu memandangnya.
"Apakah aku mengajarmu mengganggu anak orang, Park Jongseong?" Jongseong kecil mengerucutkan bibirnya, "Sudah aku katakan tadi, aku hanya ingin meminjam bukunya."
Jari telunjuknya memainkan baju ibunya. "Tapi..jika ia tidak mahu, jangan paksakan. Juga jangan melakukan seperti itu."
Jongseong kecil mengangguk meskipun wajahnya kini cemberut. Wanita itu mengecup dahinya dan mengelus rambutnya.
"Besok kamu harus meminta maaf padanya, mengerti?"
[ L A S T P E R S O N ]
"Hei, cupu!"
Yuna mengumpat dirinya seketika merasa menyesal telah melewati jalan koridor ini. Dia pasti akan dimalukan oleh kakak kelasnya.
"Balik tubuhmu, bodoh!" Yuna menarik nafas dalam-dalam sebelum memutar tubuhnya tetapi kepalanya ditundukkan.
Jongseong berdecih, "Angkat kepalamu!" Titahnya berjalan dekat.
Yuna masih menunduk, tidak ada bisa membantunya. Andai Sunoo tak deman-ah, untuk apa mengharapkan orang membantunya. Ia tak boleh terus mengharapkan orang.
"Kubilang angkat kepalamu! Apakah kau tuli?!" Jongseong dengan memaksakan dirinya mengangkat dagunya untuk bertemu mata dengannya.
Seketika semuanya terdiam. Jongseong tak berkedip memandang wajah Yuna juga menatapnya.
Hingga sebuah memori berputar di benaknya. Masa kecilnya..
"Si tuli! Si tuli!"
Jongseong kecil tertawa puas. Di sekelilingnya ramai orang ikut mengganggu gadis itu. Sementara gadis itu masih menunduk tanpa niat membalasnya.
Karena dia tahu itu semuanya terasa percuma. Jika ia melawan, bukankah akan terjadi masalah besar.
"Jongseong!" Jongseong kecil menutup bibirnya rapat-rapat melihat ibunya sibuk berurusan dengan gadis itu.
Ia melihat ibunya berbicara dengan gadis itu hingga mengeluarkan benda sesuatu dari lubang telinganya.
Karena penasaran, Jongseong kecil mengambil dan melihatnya, kemudian berdecih, "Buruk sekali!"
"Park Jongseong!"
Jongseong terpaku mendengar ibunya membentaknya. "Ma?"
Ibunya menggeleng kecewa, "Bukankah aku bilang berhenti menjadi begini! Kau benar membuatku kecewa, Jongseong."
Dan perasaan benci saat gadis itu digendong oleh ibunya penuh kasih sayang. Jongseong kecil meremas benda putih itu hingga melempar asal hingga tak terbentuk lagi.
Dan ia berjanji, suatu hari nanti ia akan balas dendam.
Jongseong mendorong tubuhnya. Ia menatap tajam ke arah Yuna, "Belikan aku makanan sekarang!"
Yuna menadahkan tangannya-meminta uang pada lelaki itu masih tertegun.
"Pakai uangmu!" Bentaknya setelah beberapa detik menyedari maksudnya. Yuna serentak, membungkuk meminta maaf, dan meletakkan tangannya-hanya ibu jarinya terlihat sementara jari lainnya tertutup di dadanya kemudian memutarnya pelan.
"Maaf,"
Jongseong mengerutkan kening heran, "Apa yang kau lakukan! Pergi sekarang!"
Lagi-lagi gadis itu bengong dan berlari kecil ke arah kafetaria. Jongseong terus memerhatikan punggung Yuna hingga menghilang dari pandangannya.
"Cengeng, apa itu kamu?"[]
KAMU SEDANG MEMBACA
[II] Last Person • Park Jongseong ✓
FanficJay orang terakhir melihat gadis dengan senyuman lebarnya. - LAST PERSON Karya Theonives © 2021