Dengan sikap jahil Jongseong, laki-laki itu mengambil buku pelajaran Yuna dan sengaja menumpahkan airnya di tepat di depan mata gadis itu.
"Ups! Maaf!" Katanya sambil menyeringai lebar dengan tangannya diangkat ke atas.
Gadis itu masih tak melawan. Ia melutut mencoba mengambil bukunya kini basah dan sedikit berbau tidak harum.
Kemudian Jongseong menginjak punggung tangannya, semua orang di sana merasa kasihan. Mahu bagaimana pun, itu adalah Jongseong cucu pemilik sekolah itu. Wajar saja mereka tak berani membelanya.
Tangan sebelahnya terangkat, memukul sepatu Jongseong tatkala ia merasa terasa sakit. Mata Jongseong membulat tak terima apabila sepatunya disentuh.
"Sialan! Jangan sentuh sepatuku!" Katanya menghentak kakinya dan menyebabkan bunyi cukup besar memenuhi ruangan kafetaria yang mendadak sepi.
Jongseong perlahan melirik, melihat titisan perlahan jatuh ke lantai.
Ia sadar..
Ia telah menyakitinya.
[ L A S T P E R S O N ]
Jongseong kecil menatap gadis itu sedang melukis di hujung sana kemudian mengambil cat air dan berjalan dekat ke arahnya.
Jongseong kecil menyiram gadis itu dengan cat air serta tawa puas melihat gadis itu benar-benar dibasahi air cat.
Kemudian satu kelas mulai menertawakannya. Gadis itu menunduk, meremas hujung bajunya dan mendorong tubuh Jongseong kecil hingga tersandur ke lantai.
Jongseong kecil tak terima hingga ia mengambil gelas itu dan lempar tepat di wajahnya.
"Rasakan! Siapa kau berani menolakku, dasar cengeng!"
Bukan tangisan yang Jongseong kecil lihat..
Melainkan darah keluar dari lubang hidungnya secara terusan tanpa henti.
[ L A S T P E R S O N ]
"Jumpa lagi!" Jongseong melambai kecil kearah teman-temannya. Laki-laki itu berjalan cepat hingga mendengar suara dari belakangnya.
Ia tahu bahwa menguping pembicaraan orang itu tak baik, tetapi entah kenapa ia mendadak tertarik ketika mendengar nama gadis selalu ia ganggu.
"Dia itu anak yatim piatu. Selalu diperlakukan buruk oleh saudara ibunya."
"Astaga, kau lihat tadi. Luka di bagian tubuhnya. Jika aku adalah dia sudah lama aku ingin mengakhiri hidup."
"Anakku bilang, ia sering dibuli oleh cucu pemilik ini."
Wanita tua itu berbisik-bisik hingga Jongseong mengeratkan genggamannya. Sial, pikirannya selalu memutar memori lagi.
Jongseong kecil tersenyum mesra melihat es krim di tangannya. Menjilat penuh girang sambil menggenggam tangan ibunya.
"Nyonya Park, kemari ada hal yang aku ingin bicarakan."
Ibu Jongseong melihat putranya sejenak. Kemudian berjalan mendekat bersama putranya. Ia menampilkan senyuman, "Ada apa?"
"Kau tahu anak itu?" Ibu Jongseong dan Jongseong kecil turut menoleh di mana gadis itu sedang mencuci pakaiannya kotor akibat ulah Jongseong kecil tadi.
"Dia kenapa?" Tanya Ibu Jongseong ingin mendekatinya. Tetapi temannya menahannya.
"Jangan mendekatinya. Kau akan terkena nasib malang."
Ibu Jongseong terkekeh, "Bicara apa kamu. Dia masih anak-anak. Jangan begitu pada mereka." Ibu Jongseong melepaskan genggamannya.
Jongseong kecil ingin mengikutinya akan tetapi sebuah mobil kian kecepatan cukup tinggi melanggar tubuh ibunya saat melewati jalan lintas.
"I-ibu!!"
Sementara Yuna kecil memerhatikan tubuh itu dengan wajahnya berlumuran darah milik ibu Jongseong.
Dan perasaan benci dan dendam terus melekat pada dalamnya.Menatap Yuna kecil penuh benci..
"Kau menjauh dari ibuku, sialan!"
Jongseong berdiri di belakang punggung Yuna kini berjalan kaki sambil mengelus-elus tubuhnya kini dingin.
Mata Jongseong tertuju pada luka belum juga diobati. Bahkan tangan gadis itu memerah akibat pukulan guru.
Gadis itu serentak dan menoleh saat mendengar suara itu..
"Masih sama saja, dasar cengeng."[]
KAMU SEDANG MEMBACA
[II] Last Person • Park Jongseong ✓
FanfictionJay orang terakhir melihat gadis dengan senyuman lebarnya. - LAST PERSON Karya Theonives © 2021