9

1.6K 133 2
                                    

Mew dan Gulf saat ini berada di mobil, berdua. Para bodyguard Mew mengikuti mereka dari belakang menggunakan mobil lainnya.

"Kita mau kemana?" Tanya Gulf saat melihat jalan yang di lewati berbeda dengan jalan menuju rumah Mew.

"Kita bakal pindah kerumah yang lain" Jawab Mew sambil menatap ke arah Gulf.

Entah kenapa tatapan Mew membuat jantung Gulf berdetak lebih kencang dari biasanya.

"O-oh, oke" Ucap Gulf salah tingkah.

"Tapi di rumah ini para pelayanan tidak terlalu banyak" Lanjut Mew sambil kembali menatap fokus kedepan.

"Maksudnya?" Tanya Gulf bingung.

"Jika di rumah yang dulu semua di lakukan oleh pelayan, seperti membukakan pintu, menata rambut dan lain-lain, di rumah yang baru ini kita harus melakukan hal itu sendiri" Jawab Mew panjang.

"Tidak apa? Kalo mau kita pindah ke rumah yang lain aja" Ucap Mew.

"Eh, Gapapa kok" Ucap Gulf.

"Bagus lah" Ucap Mew sambil menatap Gulf dengan senyuman yang tipis.

Entah kenapa, lagi-lagi jantung Gulf berdetak sangat kencang, bahkan wajahnya memerah.

Gulf memalingkan wajahnya kearah jendela karena tidak ingin Mew tau bahwa wajahnya memerah. Dapat terlihat sangat jelas di kaca wajah Gulf yang memerah. Sedangkan Mew kembali fokus ke depan.

"Memangnya kenapa harus pindah?" Tanya Gulf setelah merasa jantung nya kembali berdetak dengan normal.

"Em, Ingat kejadian bom di ujung perumahan?" Tanya Mew dengan pandangan yang fokus ke depan.

"Bom di ujung perumahan? Ah iya, gue ingat" Kata Gulf setelah ingat akan kejadian yang di maksud oleh Mew.

"Musuh ku sudah tau tempat tinggal ku, itu akan sangat berbahaya, dan bisa juga membahayakan kamu" Ucap Mew.

Lagi, kata "kamu" Membuat Gulf merasakan seperti ada banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya.

"Astaga, gue kenapa sih!" Batin Gulf bingung dengan dirinya sendiri.

"Oh gitu" Ucap Gulf cukup lama merespon.

"Btw... Besok gue bakal tawuran" Ucap Gulf sedikit deg-deg an. Takut jika Mew tidak mengijinkan. Tapi jika pun Mew tidak mengijinkan, Gulf pasti akan tetap pergi.

"Lalu?"

"Gak usah suruh supir lu jemput gue ya" Ucap Gulf.

"Oh, baiklah" Ucap Mew santai. Hal itu berhasil membuat Gulf merasa sangat senang.

"Ah, gue mungkin pulang nya malam, bahkan bisa malam banget" Ucap Gulf lagi.

"Oh, iya, kalo memang mau di jemput, telpon aja" Ucap Mew sambil tersenyum tipis kepada Gulf.

"Astaga, kenapa jantung gue kek konser gini sih" Batin Gulf saat jantung nya lagi dan lagi berdetak sangat cepat karena tatapan dan senyuman Mew.

Lalu Mew kembali fokus kedepan. Mereka terdiam beberapa saat.

"Mew" Panggil Gulf.

"Hm" Gumam Mew yang entah mengapa terdengar sangat lembut di telinga Gulf.

"Kenapa... Lu, em, manggil gue "kamu"?" Tanya Gulf dengan suara yang kecil. Malu untuk menanyakan hal ini sebenarnya, tapi ia penasaran.

"Memang kenapa?" Tanya Mew.

"Ya gapapa, tapi aneh aja" Ucap Gulf malu.

"Ingin ku panggil dengan sebutan "saya" dan "anda" terlalu kaku, jadi ya "aku kamu" aja" Ucap Mew memberitahu.

Marriage? | MewGulf | DISCONTINUEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang