14

1.9K 148 31
                                    

Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Tak terasa, sudah sebulan semenjak pernikahan Mew dan Gulf.

Kini, dua orang laki-laki itu sudah seperti sahabat. Ya, sahabat, begitulah ucap mereka. Mencoba menolak fakta bahwa keduanya telah jatuh ke dalam pesona masing-masing.

Mereka juga tidak lagi berpisah kamar, mereka tidur di dalam satu kamar yang sama. Tepatnya di kamar Mew. Itu di karenakan mereka yang hampir setiap malam selalu saja bermain game bersama.

Satu kamar bukan berarti satu kasur, mereka berada di kasur yang berbeda. Gulf hanya akan tidur di kamar Mew, jika untuk mandi dan lain-lain ia tetap harus kembali ke kamarnya sendiri.

"Ish, kok kalah mulu sih, kamu curang ya Mew!" Tuduh Gulf pada Mew karena kesal selalu kalah dalam game yang di mainkan. Padahal Gulf yang mengajarkan Mew permainan ini, kenapa malah Mew lebih jago dari Gulf sih?

"Loh, kok nuduh aku? Kamu aja yang kurang hebat" Ucap Mew tak terima di tuduh seperti itu oleh Gulf.

"Ish, males ah" Ucap Gulf badmood yang langsung melempar handphone milihnya keatas kasur Mew dengan kasar. Ya, saat ini Gulf sedang berada di kasur Mew, tanpa jarak di antara mereka.

"Ha? Baiklah" Ucap Mew tidak peka.

Mew lalu menaruh handphone nya ke atas meja sebelah kasurnya.

"Anjing, bangsat, bujuk kek ngentot. Tau ah" Ucap Gulf kesal lalu langsung berdiri dan naik keatas kasur nya lalu masuk kedalam selimut dengan perasaan kesal.

"Dia kenapa?" Batin Mew kebingungan.

"Hm, entah lah" Ucap Mew dalam hati tak ingin mengambil pusing dan ikut masuk kedalam selimut miliknya sendiri.

Bug

Suara HP Gulf yang terjatuh, tapi tidak di pedulikan oleh Mew.

~

"HP GUE KENAPA INI ANJIRT" Teriak Gulf tidak santai. Hari masih pagi, tapi Gulf sudah membuat ribut saja.

Mew yang cukup terkejut langsung terbangun dan mengambil pistol yang ada di bawah kasurnya, mengarahkan pistol itu kearah Gulf tanpa sadar.

"Eh anjir, santai dong" Gulf langsung mengangkat tangannya berada masing-masing di samping telinganya, melepaskan handphone miliknya yang tadinya berada di tangannya dan mambuat handphone tersebut kembali terjatuh ke lantai.

Bug

"Yah kan jatoh lagi!" Gulf yang mendengar suara handphone nya terjatuh langsung tersadar dan dengan buru-buru berjongkok memungut handphone miliknya.

"Astaga Gulf, kamu buat aku kaget" Ucap Mew yang sudah sepenuhnya sadar. Mew langsung melempar pistol yang tadinya ia pegang ke atas kasur begitu saja.

"Ada apa Gulf?" Tanya Mew kepada Gulf yang masih berjongkok memunguti handphone nya.

Gulf berdiri dengan handphone di tangannya. "Liat!" Ucapnya sambil menunjukkan handphone nya yang pecah dengan wajah kesal.

Tadi ia baru saja terbangun dan mencari-cari handphone nya namun tak ditemukan. Ia turun dan kasurnya dan berjalan menuju kasur Mew berniat bertanya atau mencari sendiri di kasur Mew.

Namun sesuatu yang tak sengaja terinjak oleh kaki nya membuat nya melotot.

"Astaga, hanya itu? Beli lagi" Ucap Mew sedikit kesal dan langsung ingin kembali tertidur.

"Ish, tapi kan Mew! -"

"Aku masih ngantuk Gulf" Ucapan Mew memotong ucapan Gulf yang ingin protes.

"Ish!" Gulf menghentakkan kaki nya kesal, ingin kembali protes namun tak berani. Entahlah, apa yang membuat seorang Gulf Kanawut takut kepada orang lain.

~

Seharian penuh, Gulf marah-marah seperti wanita yang sedang dapat tamu bulanan. Namun itu tidak mungkin, mengingat Gulf seorang laki-laki.

Bug

"A-aduh, ma-maaf T-tuan. Sa-saya tidak senga-sengaja. Biar s-saya bersihka-"

"Ish, lo punya mata gak sih bangsat. Anjing bener!" Gulf mengumpat kasar kepada seorang pelayan yang tidak sengaja menumpah susu ke bajunya.

"Ma-maf Tuan, s-saya benar-benar mi-minta m-maaf" Ucap pelayan itu tergagap ketakutan sambil masih terus berusaha membersihkan baju Gulf dengan tangannya.

"Aaaagh, udah de-"

"Ada apa ini?" Sebuah suara yang terdengar dingin dan kesal menghentikan ucapan Gulf. Semua orang yang ada di tempat kejadian langsung menundukkan kepalanya takut, tak terkecuali pelayan tadi serta Gulf.

"I-ini dia numpahin susu ke baju gu-"

"Hanya itu?" Gulf semakin menundukkan kepalanya. Benar-benar takut sekarang.

"Sial! Gue ganggu dia tidur? Gue kenapa takut juga anjir! Kan sengaja biar ni orang keganggu" Batin Gulf kesal dan bingung.

"S-sa-saya benar-benar ti-tidak senga-sengaja Tuan!" Pelayan itu kembali bersuara, meski dengan suara yang tergagap dan bergetar hebat karena ketakutan.

"Kalian!" Panggil Mew pada beberapa pelayan lain. "Urus!" Perintah Mew langsung.

Beberapa pelayan yang mengerti langsung mengangguk dan berjalan mendekati pelayan tadi. Menatap prihatin, hanya itu yang bisa mereka lakukan sebelum menyeret pelayan itu pergi.

"T-tuan! Saya mohon! Saya memiliki dua orang anak Tuan! Tuan!" Pelayan itu terus berteriak berharap ada keajaiban. Namun sayang keajaiban tidak berpihak padanya, suara tembakan terdengar cukup nyaring dari arah taman belakang.

Mew berjalan mendekati Gulf yang masih menunduk. Menyentuh-menepuk-bahu itu dengan satu tangannya.

Gulf mengangkat kepalanya menatap Mew. Melihat tangan Mew satunya yang memegang sebuah handphone yang sepertinya ingin diberikan padanya.

"H-hah?" Hanya itu yang keluar dari mulut Gulf.

Mew menggeleng pelan sambil tersenyum tipis dan langsung memukul pelan kepala Gulf dengan handphone yang ada di tangannya.

"Untuk mu" Ucap Mew.

"Wah! Beneran!?" Gulf langsung mengambil handphone itu. Handphone keluaran terbaru yang setahu dirinya belum ada yang mempunyai nya di negaranya.

"Anjir, ini kan HP keluaran terbaru!" Ucap Gulf antusias sambil beberapa kali membolak-balikan handphone tersebut.

"Hn, kamu orang kedua di negara ini" Ucap Mew sambil memperhatikan Gulf. Entah kenapa ia tersenyum begitu melihat Gulf yang gembira.

"Kedua? Yang pertama siapa?" Tanya Gulf bingung.

"Menurut mu?" Ucap Mew bertanya balik dengan alis yang di angkat nya satu.

"Eh, aaa" Seharusnya Gulf bisa menebak itu.

~

"Nih liat, gue orang pertama yang punya ni HP di ni negara!" Ucap Gulf sombong. Ya, sedikit berbohong tentu tidak masalah. Hehe.

Hari ini hari minggu jika kalian ingin tahu. Setelah mendapatkan handphone baru dari Mew, Gulf langsung mengajak dua orang sahabatnya itu bertemu disebuah cafe.

"Dih, apa-apaan lu pamer ama orang miskin kek gue. Dimana sopan santun mu wahai orang kaya?" Ucap Mild kesal sedikit menyindir orang kaya di depannya ini.

"Iri? Bodoamat" Ucap Gulf tak peduli.

"Heleh, gitu doang. Apa bagusnya? Apa hebatnya?" Tanya Bright terlihat biasa saja.

"Ya banyak lah!" Ucap Gulf.

"Emang apa?"

"Umm, ini bisa diginiin. HP lu bisa kagak!?"

"Kagak sih"

"Tapi punya gue bisa anjir!"

"Eh, ini juga bisa buat ini!"

"Semua HP juga bisa bodoh!"

"Kamera punya gue banyak!"

Tanpa mereka sadari ada beberapa pasang mata yang sedang memperhatikan mereka dari sebrang jalan.

.

.

.

TBC

Marriage? | MewGulf | DISCONTINUEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang