Part 5

9 4 5
                                    

Waktu itu, Lean akan memasak makan siang. Dia berencana membuat sup, karena hanya bahan sayur yang tersedia di kulkas. Setelah sayur nya di potong, kemudian Lean memasukkan nya dalam panci yang berisi air. Namun Lean khusyuk menonton bola, akhirnya air sampai habis dan muncullah percikan api sampai kebakaran.

"Maaf ya Pak, Lean udah bikin kacau".

"Iya Nak, yasudah saya pulang dulu, ingat Nak, kalau mas nya sudah sembuh langsung pindah ya, soalnya saya nggak enak sama tetangga". Pinta Pak Atmoko.

Arin langsung masuk dan Lean sudah tergeletak di sofa.

"Kamu tuh ya, dapur gak papa kan?.

"Yang panik disini, malah nanya dapur". Jelas Lean.

"Makanya, kalau lagi masak ditungguin jangan keasikan ngelakuin hal lain".

"Iya siap".

Arin kemudian melihat dapur dan membersihkan puing-puing sisa panci. Lean datang menghampirinya. Mereka berdua sudah seperti suami istri yang saling mengerjakan pekerjaan rumah tangga bersama.

Malam begitu dingin, Lean baru sempat membuka laptop Arin. Dia begitu sibuk mengetik seperti percodingan. Matanya hanya terfokus pada layar laptop. Sedangkan Arin mungkin sudah terlelap tidurnya.
....

Tuk tuk tuk
"Sepertinya ada orang". Lean terbangun, ini sangat pagi sekali sudah ada yang bertamu.

Lean tidak langsung membuka pintu, Dia mengecek lewat jendela dan benar itu adalah Hima.

Bagaimana Dia tau Lean ada disini. Lean kemudian pergi mengetuk kamar Arin.

"Iya ada apa?". Arin membuka pintu kamar dengan rambut yang masih berantakan.

"Itu, diluar ada orang, kamu bukain, soalnya aku mau ke belakang dulu". Alasan Lean.

Arin kemudian merapikan rambutnya, Ia pergi membuka pintu, dilihatnya seorang wanita ber sepatu tinggi dengan outer jas hitam. Dipandanginya dari atas ke bawah, karena Arin tidak pernah bertemu orang ini.

"Iya mbak, ada apa ya?". Tanya Arin.

"Dimana Lean?", Arin terkejut kenapa wanita ini tau akan Lean.

"Lean, jadi mbak kenal dengan Lean". Arin cukup senang, akhirnya anggota keluarga Lean bisa datang menjemputnya.

"Saya sangat berterima kasih mbak bisa datang kesini, sebentar saya panggil dulu". Arin langsung masuk dan mencari Lean, tapi orangnya tidak ada.

"Saya berani bersumpah, Lean memang ada disini mbak, tapi saya cari kok wujudnya tidak ada ya".
Lean tiba-tiba menghilang entah kemana. Sampai setiap sudut ruangan pun tidak ada.

"Kamu jangan berbohong pada saya, saya tau kok Lean kecelakaan, Dia ditolong terus dibawa kamu kesini, kamu tau ya, Dia orang kaya, makanya kamu manfaatin Lean".

Arin terkejut mendengar perkataan wanita ini, orang kaya, mau porotin, itu sangat jauh sekali dengan Arin.

"Lean, Lean, kamu dimana". Wanita itu, Hima masuk tanpa seizin Arin.

"Saya sudah bilang orangnya tidak ada mbak, jangan buat kerusuhan disini, saya minta mbak pergi".

"Tanpa kamu suruh, saya akan pergi".
Hima pergi dengan mobilnya.

Arin masih kebingungan kemana Lean pergi. Arin masih bertanya-tanya, apakah wanita tadi pacarnya Lean.

Arin masuk ke kamar, wajah Lean jelas terbayang di langit kamarnya. Seketika muncul wajah senyuman Lean,
kekonyolan Lean. "Kemana perginya Dia". Ungkap dalam hati Arin.
...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lewat Rasa (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang