27

902 70 0
                                    

Yuhuuuu, , , I'am back 😍😍😍

Maafkan diriku yang lama menghilang 😭

Apakah masih ada yang menunggu cerita ini? boleh angkat tangannya ☝️☝️☝️

Merry Christmas untuk semua teman-teman online yang merayakan 🤗

Merry Christmas untuk semua teman-teman online yang merayakan 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tandai typo ya 💞

Happy Reading 💙

Dua minggu telah berlalu. Aksa dan Evan sudah diperbolehkan untuk pulang. Tetapi satu minggu sekali, Evan harus dibawa ke psikiater anak untuk terapi trauma yang dialami.

Dera masih merasa sedih setiap melihat putranya ketakutan ketika bertemu orang baru. Tak henti-hentinya Aksa menenangkan calon istrinya itu untuk selalu berpikir positif, bahwa putra mereka akan sembuh.

Lagi dan lagi Dera kembali merasa bersyukur karena bisa mendapatkan pasangan yang selalu bisa menenangkan dirinya. Dirinya sungguh tidak sanggup jika harus kehilangan dua lelaki dalam hidupnya itu, Aksa dan Evan. Setelah bapaknya tentu saja.

Saat ini, Dera sedang menyuapi Evan sarapan sambil menonton kartun kesayangannya di TV. Bapak Dera sedang duduk di teras rumah ditemani segelas kopi. Sedangkan Ibu Dera sedang memasak untuk makan siang nanti. Salsa sendiri sudah berangkat bekerja sejak beberapa jam lalu.

Rencananya, siang nanti Aksa akan ikut makan siang di rumah. Lelaki itu sudah mulai bekerja walaupun mendapatkan larangan dari orang tua dan calon istrinya. Tetapi Aksa menyakinkan bahwa dirinya sudah baik-baik saja.

Dan tepat hari ini juga kedua orang tua Dera akan kembali ke kampung halaman. Untuk memulai persiapan pesta pernikahan Dera dan Aksa. Oleh karena itu, Aksa menyempatkan diri untuk makan siang bersama sebelum kedua orang tua Dera kembali ke rumah.

"Nduk, ini ati ampelanya mau disambel pedes atau sedang saja?" tanya Ibu Wati dari arah dapur.

"Sedang saja bu." Sahut Dera yang masih dengan telaten menyuapi putranya.

"Nah ini suapan terakhir, aaaaaa." Pinta Dera kepada putranya. Evan menurut dan membuka mulutnya lebar-lebar. "Pinter sekali anak bunda. Makannya habis." Bangga Dera kepada Evan. Putranya hanya mengangguk karena mulutnya penuh dengan nasi yang disuapkan tadi. Dera gemas sendiri melihat putranya itu. "Evan disini saja ya. Bunda mau bantuin nenek masak. Nanti kalau ada apa-apa panggil bunda ya."

"Ote nda." Balas Evan setelah menelan makanan dalam mulutnya dan meminum segelas susu. Dera tersenyum gemas kemudian mengelus kepala putranya dengan sayang.

Dera mulai beranjak menuju dapur untuk membantu ibunya memasak. "Mana yang belum selesai bu?"

"Itu sayur asemnya tinggal dimasak, sama ayam ungkep dan ikannya tinggal digoreng. Ini ati ampelanya sudah matang."

DERAKSA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang