17

949 68 0
                                    

Koreksi typo ya 🤗

Jangan lupa pencet tombol bintangnya🤩

Happy Reading 💙

Suasana pagi yang sangat dirindukan oleh Dera. Suara ayam berkokok, hiruk pikuk orang-orang yang lewat depan rumahnya untuk berangkat ke pasar, udara dingin yang menyejukkan, dan juga kesibukan keluarganya dipagi hari. Semua itu sangat dirindukan oleh Dera. Dan sekarang dirinya sudah dapat menikmati semua itu lagi.

Dera bangun pukul 05.00. Sudah menjadi kebiasaan Dera sejak kecil untuk bangun pagi. Jika hari-hari biasa, Bapak dan Ibu Dera sudah berangkat ke pasar untuk berjualan sayuran hasil panen. Sedangkan tugas Dera adalah membantu kakak iparnya memasak di rumah dan tentu bersiap-siap untuk berangkat sekolah.

Sekarang semua bangun pagi hanya untuk membersihkan rumah mereka. Ibu Dera sudah berangkat ke pasar bersama ibu Salsa. Bapak dan Kakaknya sibuk menata ruangan depan. Evan sudah asik bermain bersama Rian, anak kakak Dera yang umurnya 4 tahun diatas Evan. Dera sendiri sudah sibuk membantu kakak iparnya menyiapkan sarapan untuk mereka semua.

"Mbak bagaimana kondisi waktu Dera pergi?" tanya Dera disela-sela aktivitas memasaknya.

"Kacau dek. Ibu sering sakit-sakitan, bapak yang sering tidak fokus kerja. Apalagi mas kamu itu, setiap malam selalu menyalahkan diri sendiri karena gagal jagain kamu." Cerita Saras sambil mengingat-ingat kejadian setelah Dera kabur. "Mau tidak mau mbak yang jadi penyemangat mereka."

"Maafin Dera ya mbak. Karena Dera mbak jadi susah." Sesal Dera merasa bersalah kepada kakak iparnya.

"Mbak hanya menyayangkan sikap kamu yang lebih memilih kabur dek. Semarah-marahnya ibu, bapak, sama mas Joni mereka tidak pernah menyalahkan kamu. Mereka hanya merasa telah lalai dalam menjaga kamu."

"Dera hanya berpikir jika pergi maka keluarga ini tidak akan menanggung malu lagi mbak." Lirih Dera.

"Sudahlah, tidak perlu menyesali apa-apa lagi. Semua sudah terlanjur terjadi. Sekarang yang paling penting kamu sama Evan sudah kembali." Hibur Saras yang melihat air mata Dera kembali luruh.

"Terima kasih ya mbak." Dera memeluk Saras yang dibalas oleh kakak iparnya.

"Sama-sama dek." Saras melepaskan pelukan Dera. "Sudah ayok lanjut masak." Ajak saras yang dibalas anggukan kepala Dera. Mereka kembali melanjutkan kegiatan memasak untuk seluruh anggota keluarga.

*

Rumah kecil ini menjadi saksi bagaimana perjalan hidup Dera. Rumah mungil yang dapat menampung 5 orang ini dulunya adalah tempat ternyaman untuk Dera. Rumah dengan dinding yang belum dicat ini memiliki banyak kenangan. Rumah orang tua Dera memiliki tiga kamar tidur, satu kamar mandi, dan juga dapur yang masih berdinding kayu.

Setelah selesai memasak dan sarapan bersama, serta memandikan Evan, Dera duduk di depan teras rumahnya. Memperhatikan keadaan sekitar. Banyak yang berubah selama 3 tahun dia pergi. Salah satu pohon rambutan yang dulu sangat rindang sudah ditebang hanya menyisakan satu pohon rambutan saja dan pohon mangga. Juga terdapat warung tenda di pojok rumahnya, milik tetangganya yang menumpang disana. Rumah Dera memang dekat dengan jalan raya sehingga banyak lalu lalang kendaraan besar maupun kecil.

Suara seseorang menyadarkan Dera dari suasana sekitar, "Hey, pagi-pagi kok melamun sih?" Dera yang kaget kemudian menoleh dan mendapati Aksa, Salsa, dan juga Reikan berdiri di sebelahnya.

"Sedang menikmati suasana tanah kelahiran mas." Dera menjawab dengan senyuman. "Mas sudah sarapan?" tanya Dera.

"Sudah tadi di rumah Salsa." Jawab Aksa sambil berpindah di sebelah Dera dan merangkul pundak wanitanya.

DERAKSA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang