9

1K 78 0
                                    

Yuhu. . . Up pagi-pagi 😍

Happy Reading 💙

Dera sedang mencuci piring setelah tadi selesai menyuapi Evan. Salsa sedang bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Sedangkan Evan, bocah kecil itu sudah rebahan dengan manis di depan TV melihat kartun kesayangannya.

Saat Dera hendak menghampiri Evan, dia mendengar suara mobil dimatikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Dera hendak menghampiri Evan, dia mendengar suara mobil dimatikan. Evan yang mendengar suara mobil juga langsung berlari ke depan rumah. Evan yang melihat Aksa turun dari mobil semakin berteriak kegirangan.

"Ya, yah, ya, yah," teriak Evan senang dengan meloncat kegirangan. Evan memang diminta Aksa untuk memanggilnya ayah, yang tentu saja mendapat protes dari Dera. Tetapi akhirnya Dera pasrah saja karena Evan sudah terlanjur senang memanggil Aksa dengan panggilan ayah.

Aksa berjalan ke arah Evan dan dengan sigap membawanya ke dalam gendongannya. "Kangen sama ayah ya?" Tanya Aksa pada Evan. Evan hanya mengangguk lucu dan menyerukkan kepalanya ke ceruk leher Aksa. "Cium dulu kalau kangen" perintah Aksa yang langsung dituruti bocah gembul itu.

Salsa dan Dera menyusul ke depan rumah. "Mas," sapa Dera mencium tangan Aksa. Sudah kebiasaan Dera selama sebulan ini ketika bertemu atau berpisah dengan Aksa, maka dia akan mencium tangan Aksa. Hal ini tentu membuat Aksa sangat bahagia dan juga merasa diterima oleh Dera.

"Waduhhh, sweet amat yak pasangan kita satu ini." Canda Salsa untuk mengoda Dera dan juga Aksa. "Lho Arel, ikut kesini juga? Nggak kuliah kamu?" Tanya Salsa begitu melihat adik Aksa berdiri dibelakang abangnya itu.

Dera yang baru menyadari ada orang di belakang Aksa hanya mengerutkan kening binggung. Aksa yang menyadari kebinggungan Dera kemudian mengenalkan mereka. "Ra, kenalin ini Arelia adik mas. Rel ini Dera calonnya mas." Mendengar kata calon, Dera mendadak malu seketika.

Arel kemudian mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan calon kakak iparnya ini, "Arelia kak, panggil Arel saja."

"Dera," Dera membalas uluran tangan Arel dengan senyum diwajahnya.

"Kakak cantik, pantas abang tergila-gila sama kakak." Puji Arel tulus. Aksa yang mendengarnya hanya mendelik sebal kepada adiknya, sedangkan Dera hanya menunduk malu. Salsa sudah pasti cekikian sendiri ditempatnya berdiri.

"Terima kasih, kamu juga cantik." Balas Dera dengan senyum menawan.

"Ya udah yuk bang. Keburu telat nanti." Ajak Salsa begitu melihat jam di tangannya.

"Ayah berangkat kerja dulu ya sayang," Pamit Aksa pada Evan. Kemudian menyerahkan bocah itu kepada Dera. "Ra, mas berangkat dulu ya, kalau kangen telepon saja." Pamitnya pada Dera disertai dengan godaan. Dera kembali tersenyum malu-malu dengan godaan Aksa.

"Arel ikut ke Jakarta juga?" Tanya Salsa lagi karena pertanyaannya tadi belum dijawab.

"Nggak kak, Arel sengaja kesini mau ketemu calon kakak ipar. Mumpun libur jadi Arel mau main disini. Bolehkan?" Tanya Arel yang mendapatkan anggukan dari Salsa.

DERAKSA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang