Bab 4 - Keluarga Angela

296 19 4
                                    

Nana diam mendengarkan cerita suaminya soal masalalu pernikahannya dengan Wulan. Mendengarkan cerita soal kau keluarga besar Wulan yang di isi para pejabat negeri. Bahkan Wulan masih keturunan kraton juga, sama seperti keluarga Aji. Aji juga menceritakan rahasia besar Wulan dan keluarganya yang membakar pasar lama agar pindah ke gedung pasar baru garapan proyeknya.

Aji juga menceritakan dengan jujur bila sudah terpaut begitu lama sejak ia kembali bertemu dengan Nana dan Alif di pasar dulu terakhir ia berhubungan intim dengan Wulan. Bahkan Aji juga menunjukkan bukti video saat Wulan tengah berselingkuh dan bercinta dengan salah satu ajudannya. Aji jelas sangat meragukan dan jelas Angela bukan anaknya.

Aji juga cerita kalau Wulan hampir tidak bisa mengandung karena pernah aborsi. Begitu banyak hal yang Aji ceritakan pada Nana soal mantan istrinya itu. Nana jadi kembali terbakar cemburu ketika tau suaminya masih ingat dengan detail soal Wulan. Tapi Nana juga menyadari bila Wulan sebenarnya tidak seburuk yang ia kira. Toh Wulan tak menghalangi Aji ketika ingin menikahinya dan tidak mempersulit proses cerai juga.

Hanya karena Wulan mantan istri Aji, Nana jadi tidak suka Wulan. Tapi Nana suka atau tidak juga rasanya saat ini tidak akan merubah keadaan secara signifikan. Angela tetap di titipkan dalam keluarganya, Wulan tetap dalam masa penahanan korupsinya. Nana tidak bisa merubah masa lalu, toh ia juga punya masalalu. Ia pernah menikahi Arif, guru ngaji Alif. Bahkan sebelum menikah pernah berzina juga dan itu menjadi rahasia besarnya sampai sekarang, jangan sampai Aji tau. Rahasia yang akan selalu Nana simpan untuk dirinya sendiri.

"Gapapa mas, kita semua punya masalalu. Kita bukan orang bersih, kita pernah kumpul kebo sampe ada Alif. Gapapa, ga usah di bahas terus." Nana sangat memahami kondisinya saat ini dan harus bersikap seperti apa.

"Makasih sudah bisa memahami aku Na. Besok kita tetap ke rumah orang tua Wulan. Gimanapun juga mereka keluarga Angela, jadi harusnya mereka lebih sayang dan bertanggung jawab buat Angela."

Nana mengangguk lalu mengecup bibir suaminya yang terus berusaha menjaganya, menjaga hatinya, memper-tahankan rumah tangganya.

"Aku sayang kamu lebih dari apapun Na, aku bisa hidup tanpa anak-anak. Tapi kalo ga ada kamu, aku ga bisa. Kamu harus tetap sama aku, jadi istriku, dampingin aku, dampingin anak-anak kita. Jangan berpikir negatif. Aku ga bakal menghianatimu," Aji terus berusaha meyakinkan Nana sambil memeluknya erat dan mengecup keningnya.

Nana mengangguk sambil tersenyum sumringah, lega dengan jawaban suaminya. Aji ikut tersenyum lalu melumat bibir Nana dengan lembut dan mulai mencumbunya sebelum membawa Nana untuk bercinta.

●●●

Angela terbangun saat dini hari. Tenggorokannya haus, maka seperti kebiasaanya di rumah dulu. Angela pergi ke kamar mandi lalu meminum air dari keran wudu dengan gelas plastik untuk kumur. Angela tak pernah berani membangunkan pengasuhnya apa lagi mamanya untuk minta minum bila haus. Sudah kebiasaannya meminum air keran dari pada harus membangunkan orang dewasa di rumah hanya sekedar untuk meminta tolong di ambilkan gelas di rak yang menjulang tinggi dan minum dari dispenser yang panas.

Angela berjalan ke ruang tamu dan melihat ke luar. Gelap, tidak ada orang. Tidak ada kendaraan yang menjemputnya di hari gelap begini. Sejak entah usia berapa Angela sudah tidak takut gelap lagi, Angela lebih takut pada orang dewasa dari pada gelap dan hantu. Hantu tidak menyakitinya, memang bentuknya mungkin seram. Tapi mereka tidak membentak Angela, tidak mendorong, tidak memaki, memukul atau yang lainnya. Angela mendengus. Kenapa tak ada yang mencarinya.

Karena jelas tak ada kepastian dan rasanya dingin di luar. Angela kembali masuk ke kamarnya, tapi tanpa sengaja ia melewati dapur. Ternyata ada rak piring kecil dengan gelas, mangkuk, dan piring plastik. Dispenser airnya juga bukan yang ada air panasnya dan yang paling penting pendek dan dapat di jangkau Angela.

Angela tersenyum. Ternyata ia tidak perlu minum air di keran kamar mandi. Angela jadi teringat ketika ia sakit dan terus batuk karena tenggorokannya serak, pengasuhnya menyeretnya keluar kamar dan memberikannya air hangat tapi cenderung panas untuk Angela dan memaksanya minum.

"Kamu tidur di luar sama anjing aja kalo batuk terus!" maki pengasuh Angela waktu itu masih begitu membekas di ingatan Angela hingga ia harus menahan batuk sepanjang malam karena takut di seret keluar dan tidur bersama anjing peliharaan mamanya.

Angela melihat-lihat isi dalam rumah sendirian. Berkeliling dengan sedikit mengendap agar suara langkah kakinya tidak terdengar dan membangunkan orang-orang. Angela ingat sekali saat ia terbangun karena demam dan tidak enak badan lalu berjalan mencari bantuan. Mamanya yang tengah bekerja terganggu dan jadi keluar dari kamarnya.

"Kamu ini sampah, penyakitan! Berisik! Kalo sakit tidur! Dingin pakek selimut! Ngerepotin aja terus! Dasar sampah! Tidak berguna! Pengganggu!" makian mamanya saat itu juga masih membekas jelas di ingatan Angela. Meskipun setelah memaki Angela, mamanya tetap mengurusnya. Menempelkan kompres demam dan memberinya parasetamol.

"Maaf aku jadi sampah tidak berguna Ma, nanti kalau aku sembuh aku jadi sampah yang berguna..." ucap Angela setelah di maki dan di beri obat lalu tidur saat itu.

Mamanya hanya menatap sinis pada Angela. Tanpa peduli bila Angela berharap ada sedikit pelukan dan kecupan selamat tidur. "Mama, aku sayang mama..." lirih Angela sebelum mamanya membanting pintu kamarnya.

Angela tersentak kaget tapi segera tersenyum. Angela yakin mamanya juga menyayanginya, meskipun caranya berbeda.

Angela menyentuh kotak obat disamping TV sambil mengelusnya lembut. Angela kembali berjalan ke kamarnya lalu masuk ke dalam selimut.

Aku suka di sini, semua baik. Apa mamaku bisa tinggal di sini juga ya? Pasti mama suka, mama Nana pintar memasak. Mamaku tidak perlu makan roti sama selai kacang lagi... Batin Angela yang mengira mamanya hanya mampu makan roti tawar dan selai kacang. Tanpa tau kalau mamanya bisa makan enak di luar sana tanpa mengingatnya sedikitpun.

●●●

"Na, kalo kamu masih cemburu. Kita bawa Angela ke panti asuhan saja. Kita titipkan Angela di sana lalu kita bisa hidup berempat seperti sebelumnya," ucap Aji setelah solat subuh.

Nana mengangguk setuju. Nana dan Aji sama-sama tidak mau ada pengrusak dalam rumah tangganya, tidak perlu ada duri dalam daging di keluarganya. Lagi pula ada begitu banyak panti asuhan dan keluarga Wulan juga punya panti asuhan untuk pencitraan politik. Jadi apa salahnya kalau Angela di bawa kesana. Pasti itu juga bukan tempat yang asing untuk Angela.

"Aku mau nyiapin sarapan, sama bekal dulu. Nanti kita antar Angela ke keluarganya," ucap Nana dengan senang lalu keluar kamar.

Angelasudah duduk menunggunya, Angela siap bila Nana butuh di bantu. Apapun, Angelamau membantu Nana. Angela mau jadi sampah yang berguna untuk keluarga yang iatumpangi ini dan masih saja Angela mengira keluarga Aji ini sebagai panti atau tempat penitipan anak.

 Angela mau jadi sampah yang berguna untuk keluarga yang iatumpangi ini dan masih saja Angela mengira keluarga Aji ini sebagai panti atau tempat penitipan anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang