Aji menghela nafas panjang lalu masuk ke kamarnya setelah menemani Ahmad tidur, sementara Alif masih sedih karena merasa di benci keluarga papanya hingga terlelap dengan bekas air mata di pipinya. Nana jelas pasti marah padanya. Kalau tidak begitu Nana pasti tengah berdiam diri dan menangis dalam diam.
"Na..." Aji mendekati Nana yang duduk bersandar di tempat tidur.
"Alif itu anakmu juga, Ahmad juga gitu... " Nana mulai menyampaikan kesedihannya.
"Iya sayang...aku paham..." Aji mendekap Nana yang menatapnya penuh amarah.
"Kalo paham, kenapa Alif di perlakukan berbeda dari Ahmad? Dari Ken? Dari anak-anaknya kakakmu?!" cerca Nana.
"Yang gitu kan eyang, mamaku enggak..."
"Papa, eyang... Kenapa jadi membedakan Alif sama Ahmad hanya karena kelahirannya sebelum dan sesudah nikah?! Padahal dua-duanya dari ibu yang sama!"
Aji hanya diam tertunduk sambil menggenggam tangan Nana.
"Alif sama Ahmad aku yang hamil, aku yang melahirkan. Dua duanya juga kamu yang bikin hamil! Bisa-bisanya ada istilah anak haram, anaknya Nana anaknya Aji, anggota keluarga asli sama tambahan. Gak kasian kamu mas liat Alif di diskriminasi eyangmu itu?! " geram Nana lalu menampik tangan Aji.
Aji hanya mendesah pelan bingung harus memperbaiki masalah dari mana. Ini semua jelas bukan muncul darinya. Ini semua dari Eyang dan Broto yang membeda-bedakan.
"Kalo Alif di bilang anak haram, kenapa Ken tidak? Adikmu juga hamil duluan! Kenapa cuma anakku yang di maki-maki?! Karena aku orang kere? Bukan dari keluarga kelas atas?" cerca Nana tiada henti.
"Enggak gitu Na... Insyaallah maksud Eyang sama papa ga gitu..." Aji berusaha mengajak Nana agar tetap berkhusnudzon.
"Terserah!" ketus Nana lalu merebahkan tubuhnya di balik selimut sambil memunggungi Aji.
Tak mau istrinya makin marah Aji langsung memeluk Nana. "Dek, aku juga bingung kenapa eyang sama papa jadi gini ke Alif... Dulu kan kamu tau Alif juga di sayang sama kayak Ken, ga ada pembedaan..." bujuk Aji sambil menciumi bahu istrinya. Nana hanya mengedikkan bahunya lalu memaksakan dirinya untuk tidur.
●●●
Pagi-pagi Nana sudah sibuk memasakkan bekal dan sarapan untuk anak-anaknya. Aji juga sibuk membantu anak-anaknya bersiap sekolah. Alif sudah tampak ceria seperti biasanya Angela juga ceria dan Ahmad masih saja memancing Angela untuk banyak bicara. Ahmad benar-benar senang Angela mau menanggapinya bicara meskipun sedikit. Setelah semalam sempat ngambek pada suaminya, Nana juga sudah akur kembali.
"Nanti kita beli mukena ya buat Angela..." ajak Nana pada Angela sambil mengambilkan sarapan untuk Aji.
"Aku juga mau ikut..." pinta Ahmad.
"Adek sekolah, nanti mama beliin sarung baru deh, kakak juga. Angela kan ga punya mukena nanti kalo solat gimana?"
Ahmad cemberut mendengar penjelasan mamanya.
"Nanti kalo Angela ga punya mukena ga bisa solat, ga bisa solat ga dapat pahala, ga dapat pahala ga masuk surga... "
"Jadi ke neraka," Ahmad melanjutkan ucapan mamanya.
"Neraka itu apa? " tanya Angela.
"Neraka itu tempat orang yang tidak solat, suka marah-marah, suka pukul-pukul, suka jahat sama anak kecil, suka bentak-bentak, pokoknya tempat orang jahat deh... Ya kan kak?" jelas Ahmad sambil meminta penguatan dari kakaknya.
"Iya, jadi kita harus rajin solat, beribadah, berdoa, sabar, tidak marah-marah, baik. Biar di sayang Allah... Nanti kita masuk surga," Alif ikut menjelaskan pada Angela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Romance🦄 Cerita lanjutan dari My Baby Need A Daddy 🦄 Angela seorang gadis kecil yang di titipkan karena mamanya terjerat kasus korupsi dan harus mendekam di penjara untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya terpaksa tinggal di rumah Aji, mantan suami ma...