Ditengah padatnya jalanan yang saat itu tengah bersalju, terlihat seorang gadis terdiam seorang diri di depan halte bis dengan ditemani suasana yang dingin, 3 jam sudah ia berdiam diri di tempat itu tanpa sedikitpun memiliki niat untuk beranjak.
"oppa kau sedang dimana ?"
"ohh.. sooyoung ah aku sedang dirumah jinri bersama anggota bangtan yang lain kami akan menemaninya kerumah sakit sore ini untuk diperiksa, ia mengeluh badannya sakit tadi, ada apa kau menelfonku ?" laki laki yang dipanggil sooyoung tadi adalah kekasihnya, bukan tanpa alasan ia menghubungi kekasihnya itu. Sebelumnya mereka sudah berjanji akan kencan hari ini untuk merayakan hari aniversarry mereka yang ke 3 tahun. Dengan jawaban yang diberikan oleh kekasihnya itu sooyoung hanya bisa tersenyum pahit, ini bahkan sudah menjadi kesekian kalinya taehyung melupakan janji mereka dan meninggalkannya sendirian demi menemani choi jinri, sahabatnya yang sedang sakit dan tidak bisa berjalan semenjak kecelakaan yang menimpanya 1 tahun lalu sehingga mengharuskannya untuk rutin melakukan terapi agar bisa berjalan normal kembali.
Ia tidak ingin menjadi wanita egois karena taehyung dan jinri telah mengenal lebih dulu sebelum ia mengenal taehyung, dan disaat seperti ini jinri pasti sangat membutuhkan dukungan dari para sahabatnya untuk sembuh, tetapi tak bisakah laki-laki itu mengabarinya sebentar saja, haruskah ia yang selalu memulai menghubungi laki-laki itu. Ia juga sudah sangat lelah, disaat seperti ini ia sangat membutuhkan dukungan agar bisa sembuh. Mengapa tak ada yang memperhatikannya, tak taukah taehyung ia juga tengah sakit. Apakah sudah saatnya ia berhenti saja.
Kakinya sepertinya sudah beku karena berdiam diri di cuaca yang sedingin ini sejak tadi, apa yang harus ia lakukan sekarang untuk melangkah saja ia tidak sanggup. Siapa yang akan ia mintai pertolongan disaat seperti ini.
"hallo, sooyoung ? kau masih disana ?" ia bahkan tidak sadar jika telepon itu masih terhubung
"ahh.. iyaa oppa aku hanya ingin bertanya saja"
"baiklah jika begitu aku akan tutup telepon nya karena kami akan segera berangkat, jinri sudah memanggilku sejak tadi, sampai jumpa besok dikampus"
Tanpa menunggu balasan sooyoung, taehyung telah menutup panggilan itu begitu saja. Sekali lagi sooyoung hanya bisa tersenyum pahit, ia bahkan sudah tidak bisa menangis karena sebelumnya ia telah banyak menangis dan mengeluarkan air matanya. Ia rasa hatinya saat ini sudah mulai membeku dan tanpa sadar sudah biasa menerima perlakuan taehyung yang seperti ini.
"eohh.. sooyoung sedang apa kau disini ?"
"jungkook ah, bukankah harusnya kau di rumah jinri ?"
"iyaa tadinya aku memang disana tapi aku harus mengurus beberapa hal jadi aku pergi lebih dulu, kekasihku memintaku untuk menemaninya mencari kado untuk bibi jadi ya begitulah, kau sendiri sedang apa disini ? cuaca sedang sangat dingin dinginnya dan wajahmu nampak pucat apa kau baik baik saja ?"
"jungkook ah bisakah aku meminta bantuanmu ? bisa tolong antarkan aku kerumah sakit ? kurasa aku sudah tidak kuat tolong..."
Kesadaran sooyoung kini tersisa setengah ia rasa karena berdiam di tempat dingin terlalu lama dan didukung oleh kondisi tubuhnya yang tidak baik baik saja membuatnya sebentar lagi pingsan. Dengan sigap jungkoook kemudian membopong sooyoung menuju mobilnya yang berada tidak jauh dari halte walaupun ia tidak tau saat ini apa yang terjadi pada sooyoung. Lebih baik nanti saja ia bertanya.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit tak lupa ia mengabari yeri kekasihnya, karena bagaimanapun yeri saat ini pasti menunggunya dan lagipula yeri merupakan sahabat sooyoung. Tapi tanpa ia duga yeri justru menjawab panggilannya dengan nada yang terdengar panik. Kekasihnya itu memintanya untuk membawa sooyoung dengan cepat kerumah sakit sementara ia akan mencoba menghubungi keluarga sooyoung, apa yang sebenarnya disembunyikan oleh mereka.
.
.
.
Saat tiba dirumah sakit ternyata sooyoung sudah tidak sadarkan diri, dengan tergesa gesa jungkook kemudian membawa sooyoung masuk agar bisa segera ditangani. Saat menunggu dokter yang memeriksa sooyoung, yeri datang dan dengan panik langsung bertanya mengenai keadaan sooyoung, jungkook hanya bisa menenangkan kekasihnya itu karena dokter tak kunjung keluar. Tak berselang lama seorang laki laki dengan seragam sekolah SMA berlari menghampiri yeri.