Cast
Ae Intouch
Pete PichayaAlunan suara musik terdengar disekitar area Kebun Raya, setelah lamanya warga seluruh dunia melawan pandemic , kini menjalani retunitasnya kembali. Salah satu perayaan kebebasan dari wabah yang meregut nyawa sebagian populasi adalah festival. Festival terbesar yang diselenggarakan oleh salah satu brand terkenal dalam satu minggu penuh, musik festival dari berbagai genre. Hal ini disambut antusias oleh pria gagah berwajah stoic, Ae Intouch. Ae sebutan untuk nama pendeknya, menghadiri acara ini dua hari, memilih hari Sabtu sebagai hari pertama. Ia memilih hari tersebut untuk dapat bertatap muka dengan musisi favoritnya. Tidak dipungkiri bahwa akhir pekan adalah pilihan yang sangat menyebalkan untuk seorang penyendiri seperti Ae. Kerumunan masyarakat yang berkumpul di area Kebun Raya membuat area gerak menjadi sempit.
Bruk.... Gelas yang dipenuhi oleh minuman dingin tersenggol dan mengenai seseorang. Ae dengan ketidak sengajaan menumpahkan sebagian besar isi ke dada seseorang. "Sorry, sorry, sorry.... gw gak sengaja" Serasa slow motion menghampiri penglihatan dan pendengaran seorang Ae Intouch. Kini dihadapannya Ia menatap pria berwajah cute, memiliki bibir ranum yang terseyum dengan manisnya. "Iya.... gak apa-apa" Ae terdiam, froze menatap pemuda dihadapannya.
Pete, pria yang mengalami kesialan ini merasa aneh dengan pria yang menabraknya. "Bang, kak, mas, pak, om, kang" pangillan demi panggilan Pete lontarkan, pria tersebut tidak juga merespon. Akhirnya Pete berinisiatip untuk mengguncang badannya dengan kencang. Ae akhirnya sadar dengan wajah panik "Ah... sorry, gimana ini, loe basah kuyup gini" desah Ae. "Ayo kita ke toilet sebelum loe masuk angin!".
Spontan Ae menggenggam tangan Pete menuju toilet terdekat. "Oiya... gw Ae" dengan senyuman Ae menjabat tangan untuk berkenalan. "Saya Pete" balas Pete dengan ramah. Sesampainya mereka di toilet, semua bilik terisi penuh, Ae menawar Pete untuk melepaskan pakaiannya di depan wastafel. "Pete, buka baju loe biar gw cuci!". Pete merasa keberatan dengan tawaran Ae "Gak usah Ae, biar saya aja".
Ae merasa bersalah dengan kondisi Pete, dengan gigih Ae tetap membujuk Pete untuk mengganti bajunya dengan outer milik Ae. Ae kebetulan menggunakan kemeja flannel panjang dengan dalaman t-shirt pendek, sedangkan Pete hanya menggunakan t-shirt lengan panjang warna putih. Ae dengan jelas dapat melihat lekuk bentuk badan Pete, entah mengapa membuat Ae tersipu.
Dengan berat hati Pete akhirnya terbujuk. Seperti dejavu, Ae dalam slow motion mode lagi. Pete dengan pelan melepaskan kaos keatas kepala, Ae memandang Pete tanpa kedip. Pete yang ditatap oleh Ae merasa malu, pipi tembem miliknya merona. Ae froze memandang mahluk tuhan dihadapannya, baru hari ini Ia merasakan getaran yang aneh. "Ngek..." terdengar suara pintu terbuka.
Mata Ae langsung melihat siapa yang baru saja buka bilik toilet. Tidak rela Pete dilihat oleh orang lain, Ae menanggalkan kemeja miliknya dengan cepat untuk dipakai oleh Pete. Dengan wajah innocence, Pete mendekap kaos didada. Pipi Ae blush melihat areola Pete yang pink, Ae menoleh keatas dan menukar kemeja untuk Pete pakai. "Nih buruan pakai!". Malu-malu Pete menukar dan memakai kemeja Ae, gombrong itulah gambaran Pete sekarang. "Hahahaha Pete loe lucu!" kesan Ae. Dengan ngambek Pete me-pout bibir tebalnya kedepan. "Ae! Jangan ketawa, malu tau. Inikan baju kamu, yah mana pas buat aku" Pete menatap ke cermin untuk coba style kemeja Ae, menggulungkan lenganya sampai atas siku. Memasukkan kedalam jeans hitamnya. Voilà, Pete kembali cute dimata siapa saja yang memandang.
"Manisnya" batin Ae menatap Pete dibalik cermin. "Pete, udah siang nih, loe lapar gak? Cari makan yuk!". Pete setuju dengan menganggukan kepalanya, tak lupa Ae membawa kaos Pete yang telah dicuci. Mereka berdua dengan semangat memilih kiosks makanan yang tersedia di area festival. Kompak, mereka berkata "Pete kayaknya burger enak tuh!" ajak Ae, "Ae gimana kalo burger aja!" usul Pete. Saling tatap mereka tertawa terbahak-bahak.

KAMU SEDANG MEMBACA
There's LOVE in Festival
Fiksi PenggemarAe Intouch, the stoic man, meluangkan waktunya untuk pergi ke musik festival. Ketidaksengajaan bertemu dengan Pete Pichaya, lelaki manis yang penurut. Love bersemi di festival.