Thinking of a name

20 11 9
                                    

Studio. Berharap Yoongi tidak salah mengambil tindakan. Membawa gadis itu memasuki ruangan khusus miliknya.

KHUSUS.

Tidak sembarang orang bisa masuk.

Tapi bagi Yoongi. Ia tidak mengerti mengapa dengan mudah memberi izin atas gadis itu. Hanya lirikan mata padahal. Gila. Yoongi rasa ia telah di sihir agar menurut apa yang diinginkannya.

Awalnya Yoongi pikir tidak ada yang aneh dengan dirinya. Namun semakin jauh, setiap mata itu terikat, Yoongi rasa perempuan itu adalah makhluk yang dapat merugikan kehidupannya, merugikan saudara-saudaranya.

Mermaid.

Kata itu terlalu mustahil untuk dapat dipercaya. Makhluk ciptaan manusia. Hanya dongeng semata.

Yoongi pernah membaca artikel, penemuan tulang rusuk tengkorak dengan ekor ikan. Disana kecil, hanya segenggam saja. Tidak sebesar manusia. Tapi setelah di cerna lebih, dari mana memangnya suara itu muncul? Mimpi yang terus-menerus datang?

Sial. Yoongi gagal fokus menentukan nada. Suara berisik di samping mengusik konsentrasi.

"Jangan lakukan itu, berbahaya." Cegah Yoongi sembari menjauhkan pemukul drum dari tangan mungil yang berusaha memasukkannya ke dalam stop kontak.

Sedang sang gadis menatap tangannya yang digenggam.

"Kau bisa tersetrum,"

"Tersetrum?"

"Ya. Tersetrum. Kau tidak tahu?"

Si gadis menggeleng.

Yoongi pun terdiam. Memikirkan bagaimana caranya dia menjelaskan apa itu tersetrum. Dengan teori? Tidak. Dia tidak akan paham. Dengan praktek? Yang benar saja. Yoongi tidak ingin di cap gila, serius.

Diberkatilah otaknya yang sedikit pintar. Ia membuka YouTube, memperlihatkan video bagaimana orang yang tersetrum.

Seketika gadis itu menjauhkan ponsel Yoongi, menutup wajahnya ketakutan.

Yoongi juga peka. Ia menarik ponsel dan mematikan video itu.

"Apa yang harus di takutkan? Itu hanya video,"

Perlahan perempuan itu diam, membuka mata, menatap ponsel Yoongi dan juga wajah tampan disana. Ia menelan liurnya sedikit takut.

Ternyata Yoongi baru menyadari satu hal. Gadis itu berbicara. Bibirnya bergerak. Tidak seperti sebelumnya yang hanya berbicara dengan hati.

Bersyukur. Setidaknya Yoongi tidak berbicara sendiri. Ada lawan bicara yang membalas apa yang dia ucapkan.

"Kau punya Ibu?" Yoongi menatap wajah gadis itu yang terdiam sedikit lama. Menunggu jawaban dari mulutnya saja memakan waktu.

"Punya. Kenapa?"

"Bukan apa-apa,"

"Bagaimana denganmu? Kau punya?"

Yoongi sedikit terkejut dengan pertanyaan bodoh itu. "Tentu saja. Semua manusia punya Ibu, bahkan binatang sekali pun."

Si gadis mengangguk.

Aku pikir, manusia tidak punya Ibu.

Yoongi menatap mata itu cepat ketika rungunya mendengar ucapan yang konyol. Sangat konyol. Benar-banar konyol.

"Kalau kau punya Ibu, itu artinya kau punya nama. Jadi siapa namamu?"

Yoongi pikir ia akan mendapat jawaban karena menunggu lama. Namun hasilnya sama sekali tidak terduga.

"Aku... Tidak ingat."

Tentu Yoongi melongo. "Kau berusaha menipuku?"

"Menipu?" Tanyanya polos.

Seven In The Blue SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang