Kencan Buta

16 1 0
                                        

Sudah saatnya berangkat belum?

Sudah ganteng apa belum?

Sudah rapi atau belum?

Sudah bersih belum cukur kumisnya?

Napas bau wangi engga?

Ada sisa makanan nempel di gigi enggak?

Abimayu terus melihat ke arah cermin dan mematut diri, pasalnya siang ini si doi ada kencan buta. Sama cewek yang katanya cantik banget. Sebagai pria yang sangat awam dalam hubungan percintaan ia tak mau ada kesalahan sedikit pun dengan penampilannya siang ini. Abimayu sangat kikuk, canggung, ini seperti pertama kalinya ia mencoba naik roller coster di Dufan pas masih SMP. Padahal saat persentasi produk ke klien besar pun ia tak pernah panik dan kikuk seperti ini.

"Ya Allah, beri hambamu kekuatan!" Tepat saat Abi mengusap wajahnya mengakhiri doa, bunyi klakson terdengar. Si Jo sudah pasang tampang cengar cengir begitu jendela mobil terbuka.

"Weleh!! Ganteng banget lo!! Ciyee, yang mau kencan!" Ledek Johan begitu melihat Abi yang tampan dengan kemeja kotak-kotak merah, celana pensil hitam dan sepatu kets putih.

"Semprul!! Lo sendiri yang bilang gue harus dandan seganteng mungkin kemarin!" sergah Abi kelewat nyolot.

"Ini nih!! Sikap lo yang bikin semua orang kesel, juteknya setengah hidup!" Si Jo terkikih, "Jangan galak-galak kalau ntar di depan cewek! Lo bakalan kagak laku, Bi! Yang ada mereka lari duluan!"

Abimayu cuma bisa menghela napas dan juga diam. Nasehat Si Jo enggak salah, memang sih cewek itu pasti ilfil lihat cowok galak, apa lagi pacaran sama cowok galak. Abi harus memperbaiki sikapnya, terutama di depan teman Ajeng nanti.

.
.
.

Mobil keduanya sampai di depan cafe. Kebetulan mereka langsung dapat parkir. Abi membetulkan kerah kemejanya lalu beberpa kali berkaca di spion tengan untuk mematut diri.

"Udah ganteng!" tukas Johan pas lihat sahabatnya bersolek kayak anak perawan, eh .... Tapi kan emang masih pejaka ya?!

"Seriuskan? Penampilan gue OK kan??" tanya Abi.

"Yaelah, kita itu mau ketemu cewek, bukannya mau ikutan kontes kegantengan!!" Johan turun dari mobilnya.

Abi bergeleng lalu ikut turun. Keduanya menuju ke dalam cafe. Johan langsung melambaikan tangannya ke arah Ajeng yang sudah duduk bersama teman wanitanya. Yup, benar, Kinara juga ada di sana.

Gadis itu punya rambut panjang yang dicurly dengan cantik, rambutnya agak kecoklatan. Wajahnya benar-benar cantik, mata bulat, bulu mata lentik hasil extension, alis digambar dengan sangat natural, make up tipis tapi terlihat pas di wajahnya yang kecil. Yang paling membuat Abimayu diam terpesona saat melihatnya adalah bibir sensual. Bibir itu dipoles dengan lip cream berwarna marron mate, sungguh menggoda Abimayu untuk mendaratkan bibirnya di sana. Di bawah bibir ada tahi lalat kecil yang membuat gadis itu semakin manis saja.

Abi menggerakkan pandangannya, menyelusuri bagian lain dari tubuh gadis itu. Kaos turtle-neck lengan panjang warna putih yang melekat ketat pada lekukan tubuhnya yang indah. Masuk pada rok pensil yang menonjolkan bentuk bokongnya yang bulat dan penuh. Heels hitam berujung runcing semakin membuatnya terlihat seksi.

"Woi ... woi!! Bi!! Mo pesen apa, lo??!" Panggilan Johan membuyarkan lamunan Abi yang kedapatan menganggumi gadis itu dalam fantasi terliarnya.

"Sory ... gue hazelnut latte aja gula pisah. Sama kentang goreng waffel." Pinta Abi, Johan mengangguk dan menyampaikannya ke bagian order sekaligus kasir.

Abi masih curi-curi pandang sekilas ke arah gadis itu. Memang di seluruh cafe gadis itu menjadi pusat perhatian. Tak ada yang jauh menandingi kecantikannya yang luar biasa. Dia sangat menawan, mesti hanya pakai kaos polos. Tanpa sadar pandangan keduanya bertemu, saling mengunci.

Wajah Abi menghangat begitu melihat gadis itu tersenyum dan menundukan kepalanya memberi salam.

"Ayo, Bi!" Johan yang sudah membawa nomor meja melangkah mendekati Ajeng, Abi mengekor dengan jantung meloncat-loncat. Sungguhkah ia akan berkenalan dengan wanita cantik nan seksi ini??

Ya Allah Abi, tenang!! Tenang! Cowok gantle enggak panikan! batin Abi menenangkan jantungnya yang tak tahu diri terus tertabuh bak genderang perang. Semakin keras terdengar saat jarak di antara mereka semakin terkikis oleh langkah kaki jenjang Abi.

"Kenalin, Boss sekaligus sahabat gue." Johan menyodorkan Abimayu di depan Ajeng dan sahabatnya.

"A ... Abimayu, panggil aja Abi." Abi mengangkat jabatan tangannya.

"Kinara, panggil saja Kiki, Mas." Kiki dengan sikapnya yang manis menjabat balik tangan Abi. Getaran halus merambat dari ujung jemari keduanya, berdesir sampai ke sekujur tubuh Abi dan membuat perutnya geli seakan ada ribuan kupu-kupu bersarang di perutnya.

Ya Allah, dia pasti jodohku??! Abimayu tersenyum hangat.

***❤️❤️❤️***

Sudah tahu harus apa kan beb?! Komen, vote, like, mbuh apa lagi yang penting terus dukung othornya!!! Hehehe ... makasih

After DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang