- Forever -

16 5 26
                                    

"J- Jadi .. Si Naito itu belum pulang dari kemaren. Dan lu khawatir sama dia, dan akhirny semua pikiran-pikiran negatif dari otak lu itu keluar. Gitu?" Ujar Noa mempertegas penjelasan Kyoya barusan,

Ya mereka saat ini berada di atap kampus, gedung prasarjana. Setelah Kyoya berjanji pada Noa saat kelas biologi tadi ia akan memberitau gadis tersebut mengenai permasalahannya saat ini.

"GILA! KEMANA AJA SI NAITO NJER?!! KAN KASIAN BABY KYOYA GW DAH NUNGGUIN DIA PULANG" Sontak Kyoya mencubit pipi kemerahan gadis disebelahny ini yang berteriak secara tiba tiba

"Kira kira sekarang dia ada dimana ya?" Kata kata yang terucap dari mulut Kyoya terdengar agak lesu. Wajahny kusut, dan juga sedari tadi ia tidak memakan roti melon yang diberikan oleh Eiji sehabis kelas biologi tadi

"Udahlah Kyo. Gw yakin kok Naito baik baik aja, lebih baik lu sekarang fokus dulu menjernihkan pikiran negatif dari otak lu itu, ok" Noa menepuk-nepuk pelan pundak sahabatny sambil sesekali tersenyum manis agar pikiran negatif Kyoya itu agak berkurang

"Makasih ya Noa, gw udh lumayan mendingan kok" Kyoya membalas senyuman Noa dengan senyuman manis khas ny yang bisa membuat siapa saja ingin ngaruingin uke kesayangan Naito ini trus dibawa pulang buat dielus-elus kayak kucing

"Yoshi yosh! Abis ini gw ada praktek sama ada kegiatan bareng yang lain. Gw tinggal gapapa kan?"

"Hm. Nanti gw juga mau ngerjain tugas praktek kelompok sama Fumiya and Eiji disini. Jadi gpp kok kalau lu mau duluan"

"Ok, gw tinggal ya. Bye Kyo!"

"Bye bye~"

Senyuman manis kembali terukir diwajah uke kesayanganny Naito itu. Entah kenapa seketika semua pemikiran negatif tentang Naito kini mulai sedikit bisa dikesampingkan oleh Kyoya.

Pemuda yang memiliki paras cantik itu kini fokus dengan tugas tugasny seperti biasa. Dan tentuny sambil menunggu kabar lagi mengenai Naito

---

"Saito-san!" Seorang pemuda yang mengenakan topi itu berlari ke arah seorang gadis yang kebetulan satu kampus dengan nya

"Ah~ Naito-kun. Bagaimana, kau sudah cukup istirahat bukan?" Kini sang gadis yang diketahui bernama Saito itu tersenyum ke arah lawan bicarany--yang tak lain adalah Naito Syuichiro

"Ya! Maaf merepotkanmu kemarin. Dan ini balasan atas bantuan mu kemarin" Naito menyodorkan sekotak kecil berisi waffle kepada lawan bicarany itu

"Tidak perlu repot repot. Lagi pula itu cuma kebetulan, aku yang ada didekatmu saat itu. Jadi aku hanya menolongmu sebagai teman" Lagi lagi senyum manis kembali terukir di wajah gadis tersebut, membuat Naito sedikit tersipu malu melihatny. Inget pak, istri menunggu dirumah:v

"Begitu ya. Tapi terima saja, anggap ini hadiah dari ku ya" Naito tetap pada pendirianny, dan menyodorkan kotak brerisi waffle tersebut kepada Saito.

"Yasudahlah kalau kau memaksa. Ini aku terima ya, arigatou Naito-kun"

"Ya sama sama, Saito-san"

---

"HOI EIJI!! KAU SEHARUSNYA MENCATAT BAB 5 BUKAN BAB 8 BODOH!"

"TADI KAU BILANG BAB 8. SEKARANG BAB 5. YANG BENER YANG MANA SIH?!"

"Yang benar itu bab 15. Dan kecilkan suara kalian, malu-maluin tau teriak teriak kayak gitu disini"

Eiji, Fumiya dan Kyoya saat ini sedang berkumpul atau lebih tepatny sedang mengerjakan tugas kelompok bersama dihalaman berumput yang ada di kampus mereka .

"Bah- Salah nyatet dong gua" Ujar Eiji pasrah melihat hampir setengah buku catatan sudah terisi penuh tapi ternyata dia malah salah nyatet bab pelajaran

"Hadeh. Jadi gini ya kalau satu kelompok sama kalian tanpa Noa. Aku ga bisa ngehandle kalian bersamaan" Ujar Kyoya menatap kedua temanny malas.

"Jangan gitu lah. Kita kan teman"

"Ya ya, terserah"

Ketiga sorot mata yang ada disana kembali beralih ke sebuah buku tebal didepan masing-masing dari mereka. Sebelum akhirnya Fumiya buka suara di keheningan siang ini

"Eh btw, semalem gimana ji? Lu ga kena hukum sama Aoki kan?"

Kyoya yang mendengarny seketika beralih menatap Eiji yang tangannya berhanti menulis tapi pandangannya tetap pada buku tebal didepannya

"Kagak, untung gw masih sempet melarikan diri ke rumahnya bang Takaya. Kalo ngk, udh abis diatas kasur gw ma Aoki"

Fumiya yang mendengarnya sontak bergidik ngeri dengan cerita Eiji. Namun Kyoya yang juga mendengar cerita tersebut hanya diam sambil fokus pada catatan yang ada dihadapannya.

"Gila, jadi uke ternyata serem juga. Untung diantara kita bertiga, cuman gw yg normal"

"Tapi terkadang enak juga loh Fumi, tersodok." ujar Eiji sambil menunjukkan senyum jahilny.

"SESAT EGE, SESAT! YA TUHAN KEMBALIKAN OTAK TEMAN HAMBA SEPERTI SEMULA! ASTAGA BRADER!!"

Fumiya yang secara tiba-tiba mengucapkan mantra sambil berteriak, membuat para burung yang sedang bertengker disekitaran kabel listrik jatuh terjungkal kebawah mendengar suara teriakan Fumiya yang menusuk telinga.

"Kalo ngomong, volume nya dikecilin. Kasian, para burung jadi korban. Udah tau suaraku ultrasonik"

"Ehehehe, abisan si Eiji otaknya udh rusak gegara jadi ukeny Aoki. Tambah sarap dia bro"

"Bacot elah, ntar juga kalo lu ngerasain, lu ketagihan" Fumiya yang mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut Eiji, langsung melemparkan buku paket yang lumayan tebal ke wajah pemuda didepannya ini.

"Pfft-" Kyoya hanya bisa menahan tawa melihat kelakuan kedua temannya ini.

"Tapi lu cocok sm kak Shunya anak jurusan hukum di gedung B4. Dia naksir lu betewe"

Fumiya dan Kyoya yang mendengar nya terbelalak. Yang bener aj ada cwo yang naksir sama modelan syaiton kayak Fumiya gini.

Mana yang naksir anak jurusan hukum pula. Soalny terkenal banyak sugar deddy disana.

"Wah anj yang bener aj. Anak jurusan hukum kan banyak sugar deddy ny. Ogah anj, gw masih normal. Ga kayak lu berdua"

Fumiya sedikit tersipu malu. Warna merah kini menghiasi seluruh wajahnya. Tubuhny juga seketika berasap, serasa habis direbus.

"Caelah, bilang aj suka" Eiji kembali menggoda Fumiya. Kyoya yang melihat Fumiya terbakar apa cintah hanya tertawa.

"Bagus dong kalo gitu. Kasian Noa, tertekan setiap hari dia sama kelakuan lu" Kyoya ikut-ikutan manas-manasin Fumiya. Lalu ia dan Eiji bertos ria saat melihat Fumiya yang mematung tak bisa bergerak sama sekali.

"Bahahahahahahha, ciee ciee. Ada yang naksir anak jurusan hukum nih" ujar Kyoya dan Eiji berbarengan.

Tak habis pikir memang.

"Udah cepet selsain, gw tumbuk pala lu nih lama-lama" Semprot Kyoya sambil menjitak kepala Fumiya dan Eiji bergantian.

"Belum juga kena tumbuk, udh dijitak aja" Eiji memilih fokus pada buku catatannya dari pada meladeni kebodohan Fumiya.

"Tau yak, ga kasian apa sama bestai sendiri" Sakit Fumiya sambil bersedekah dada, menatap Kyoya memelas.

"Bodo"

Ketiga nya kini kembali fokus pada buku catatan masing-masing. Dengan Fumiya yang wajahnya masih memerah.

.
.
.
.
.

Dikit emg, tpi dri pada ga update:v

𝐖𝐚𝐭𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐨 𝐘𝐮𝐫𝐮𝐬𝐡𝐢𝐭𝐞 || 𝙽𝚊𝚒𝚝𝚘𝙺𝚢𝚘𝚢𝚊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang