Eughhhh.... Wanita dengan rambut panjangnya itu membalikkan badannya dan kini satu tangannya melingkar memeluk laki-laki di hadapannya. Tidak ada dengkuran sama sekali dalam tidurnya. Sedang laki-laki yang berada dihadapan nya itu menatap lekat wajah istrinya yang sekarang tenggelam dalam pelukannya.
"Cantik.." Gumam laki-laki itu dengan jari-jemarinya menyusuri rambut yang hampir menutupi wajah cantik milik istrinya.
Sudah cukup baginya menunggu selama 12 tahun agar wanita itu menyadari cintanya, tidak lagi untuk sekarang dan kedepannya. Mereka akan menjalani kehidupan mereka bersama-sama dan banyak cinta antara mereka"Kau sungguh membuatku buta akan cinta bom~aa." Yi hyun memandang tulus saebom "aku tau hyun~aa" Saebom tersenyum dengan matanya yang masih tertutup.
"Tidurlah lagi, hari ini aku yang akan membuat sarapan."
"Ouhhh, kau memang yang terbaik."
"Aku memang yang terbaik karena aku adalah suamimu." Yi hyun segera bangkit dari ranjangnya, tak lupa ia mengecup bibir saebom sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi. Ia juga menyelimuti kembali tubuh istrinya itu
Ngomong ngomong soal ranjang, mereka tak lagi seatap beda ranjang. Sejak mereka saling mengungkap kan perasaan masing masing, mereka sepakat untuk menjalani pernikahan selayaknya orang lain. Mereka akan tidur diranjang yang sama, dibawah selimut yang sama, tidur dengan sebuah pelukan, bercerita dan bercanda sebelum tidur, itulah yang kini mereka jalani dan akan mereka jalani untuk waktu yang sangat lama.
"Kenapa kau bangun?" Yi hyun yang sedang membuat sarapan tersenyum ketika melihat saebom keluar dari kamar mereka.
"Bagaimana bisa aku membiarkan suamiku memasak sarapan untukku sedangkan aku enak-enakan tidur, setidaknya biarkan aku menemanimu memasak. " Saebom melangkah mendekati Yi hyun "dan biarkan aku memelukmu begini." Saebom memeluk tubuh Yi hyun dari belakang, tubuhnya sama sedari dulu tak pernah berubah, tubuh yang selalu bisa ia jadikan sandaran. Mungkin berat badannya kini naik karena mereka berdua sering travelling dan mencoba berbagai kuliner di setiap daerah sembari menghabiskan waktu bersama.
Yi hyun melepas segala apa yang tadinya ada di tangannya, ia membalikkan badan kemudian langsung menenggelamkan saebom kedalam pelukannya.
"Ini bukan saebom yang biasanya." Ucap Yi Hyun
"Yaa, apakah aku tidak boleh memeluk suamiku sendiri? Apa aku tidak boleh bermanja denganmu?"
"Aku suka.."
"... "
"Aku suka seperti ini, bisa memelukmu dari waktu ke waktu, tapi bom~aa."
"Apa?"
"Aku tidak bisa memasak dan kau tidak akan bisa makan jika kau terus memelukku seperti ini." Yi hyun tersenyum jail menggoda saebom
"Kau benar. Aku harus makan, jika tidak aku bisa kurus." Yi hyun menggandeng tangan saebom kemudian mendudukan istrinya itu di kursi pantry. "Duduk lah disini dan lihat bagaimana aku memasak, dengan begitu kau akan semakin mencintai ku." Yi hyun menatap manis saebom tak lupa dengan senyum tiga giginya.
"Hyun~aa" Saebom mencekal tangan Yi hyun sebelum lelaki itu pergi meneruskan kegiatan masaknya.
"... "
"Mendekatlah, aku ingin mengatakan sesuatu." Tanpa babibu lagi Yi hyun langsung mendekat ke arah Saebom, wajah mereka saling beradu.
"Cuppppp" Saebom mencium pipi lelaki itu. "Kau akan makin bersemangat memasak dengan ciuman itu". Lelaki itu menggeleng "bukan disini" Menunjuk pipinya "tapi disini" Beralih dengan jari telunjuk di bibir lelaki itu.
"Ini bukan untuk sekarang, tapi untuk nanti malam." Goda saebom.
"Wahhh, bom~aa apa hanya aku yang merasa panas pagi ini?" Yi hyun mengibas-ngibaskan kaos nya sedikit memperlihatkan perut sexy nya.
"Sudah cukup hyun~aa, jika seperti ini kita benar benar tidak akan makan." Saebom tertawa melihat tingkah suaminya itu.
"Hari ini kau membuatku jatuh cinta lagi bom~aa" Sambil menunjukkan bentuk hati dengan kedua tangannya