Orange

164 35 0
                                        

Lagu Heaven mengalun dari speaker kereta.

Di hari biasa, kereta tidak akan memutar lagu-lagu. Madu dari Shane filan adalah project kecil dari fanbase. Konser pria Irlandia itu akan digelar kiranya bulan depan.

Westlife tidak melakukan tour semenjak tiap member telah memiliki keluarga. Hanya beberapa diantaranya yang masih memilih dunia musik sebagai mata pencaharian.

Menyoal musik, Bakugo tidak terlalu tahu. Ia hanya punya satu teman yang seorang vokalis dari sebuah band. Dulu, dia juga pernah menjadi seorang drummer. Atas paksaan tentu saja.

Gumaman dari seorang gadis yang mencoba mengikuti lirik lagu membuat Bakugo tertegun.

Oh, thinking about of our younger years.

Gadis itu terjebak pada pelafalan younger years.

Bahasa inggris akan tetap sulit untuk dipadukan dengan bahasa ibu. Senyumnya samar.

Sejak kata Beta menjadi spesifikasinya, Bakugo merubah haluan. Sepintar apapun Beta tidak akan pernah setara dengan Alpha. Mempelajari manajemen administrasi bisnis menjadi pilihan utamanya. Bertekad menjadi kaya, mengasingkan diri, adalah rencana awal kemarahan Bakugo.

Memungkinkan dirinya tidak lagi tahu persoalan di luar semestanya.

Todoroki tidak sedingin itu. Bakugo persis tahu bagaimana anak itu ketika masih kecil. Seorang yang cukup ceria meski bermain sendiri setelah melalui pelatihan piano dan anggar. Pengasuhnya berada jauh, melirik takut-takut pada Botchan-nya. Begitu terlihat khawatir jika terjadi sesuatu.

Bocah itu menghampirinya ketika ia bersembunyi di salah satu lorong area bermain. Pipinya terasa nyeri, dan mata bocah itu terlihat lucu penasaran.

Bakugo ingat dia membentak bocah itu hingga kepala si bocah terantuk dinding. Lekas itu, kakinya mundur dan berlari.

Menghela napas, Bakugo kembali bersandar. Dia tidak bermaksud untuk masuk dalam perkelahian, hanya karena masalah pemetaan individu.

Panggilan Oniichan membuat Bakugo membuka mata, Todoroki menyerahkan kotak obat yang ia minta pada pengasuhnya.

Umurnya empat belas, dan masalah pemetaan individu seolah benar-benar membuat dunianya runtuh. Namun si kecil Todoroki membuatnya sedikit lupa akan tindihan langit di pundaknya. Bocah itu berbicara menggunakan kata ganti ketiga. Bocah tujuh tahun yang menurut Bakugo terlalu memiliki banyak kegiatan. Juga, terlalu cerewet. Mengganggu sekali.

Terlalu banyak perubahan dalam diri Todoroki Shoto. Bukan hanya tubuhnya yang memang terlihat baik. Dia tinggi, wajah rupawan, dan pandai. Kriteria Alpha pada umumnya. Ada bekas luka pada dahi hingga mata sebelah kanan, Bakugo ingin sekali bertanya, mengapa ia memilikinya. Dan ia juga ingin sekali bertanya, apa yang telah dilalui hingga berbicara dan bertemu dengan orang lain saja dia seakan enggan.

Jari jemari Bakugo menghitung berapa banyak tahun yang ia habiskan hanya untuk meladeni kemarahan bodohnya. Entahlah, toh saat itu, tidak hanya dirinya saja yang akan marah dan kecewa jika mendapatkan hasil yang tidak sesuai. Ia merasa bahwa perasaannya valid.

Feed iklan dari konser Shane Filan terlihat begitu cantik. Itu terdapat di papan iklan depan gedung perkantoran tempat Bakugo menarik pundi-pundi uangnya.

Ini masih pukul tujuh tigapuluh. Gedung belum resmi beroperasi, Bakugo menarik gelasnya setelah meletakkan tas kerja dan menyalakan komputer. Hari terus berjalan tanpa peduli bahwa semalam kau tidak bisa tidur atau kau merasa sangat sakit hingga rasanya ingin bunuh diri. Menghela napasnya, Bakugo berjalan menuju pantry.

Jika dipikirkan, Bakugo sudah bekerja selama empat tahun pada My bill. Perusahaan kecil yang kini sudah cukup menjanjikan dan mampu bersaing. Lingkungan kerja yang kondusif juga membuat Bakugo lebih betah dibanding ketika ia bekerja sebagai salah satu staff perpajakan. Meski My bill mendapat kendala di satu tahun terakhir, beberapa investor masih cukup percaya akan tindak akuisi sebagai solusi terbaik.

Dimulai dari pergantian CEO, juga pergantian General manager dan penambahan staff IT, My bill kini berusaha untuk bangkit kembali. Project B2B yang sempat tertunda kini akan menjadi prioritas utama. Rapat intern lalu membuat My bill sedikit demi sedikit lebih percaya diri. Past money meningkat dua persen setelah akuisi. Penanaman modal pun juga tidak mengalami kendala. Semua orang bekerja keras untuk My bill mereka.

Bakugo menghela napasnya pelan, mesin kopi mulai berdengung samar.

Urusan kantor akan resmi selesai dua hari lagi. Setelahnya, libur Natal dan tahun baru akan berlangsung selama sepuluh hari.

Jam dinding yang menunjukkan pukul delapan lebih lima tanpa sengaja membuat ekor mata Bakugo mendapati Todoroki tertidur disisian tembok. Sedikit tersembunyi sebab ada lemari penyimpanan disana.

Ada ponsel, gelas, semangkuk nasi yang tinggal setengah dan sebotol obat. Todoroki terlihat lelah, dan cukup kurus.

Mendekatinya perlahan, Bakugo berjongkok. Mengamati wajah tertidur si GM perfeksionis mereka. Pak Sasaki bilang, si GM ini memang wajah pagi. Kebiasaan yang Bakugo ketahui juga sejak Todoroki ikut bergabung di My bill. Datang terlalu pagi dan pulang pada jam malam gedung. Bahkan ada peraturan tidak tertulis bahwa karyawan di bawah naungannya harus membunyikan lonceng e-mail. Meski berlaku seperti seorang antisosial, pamornya sebagai General manager My bill masih menduduki peringkat satu.

'Tch' decihnya dalam hati.

Masih tidak mempercayai, Todoroki pendek dan sering menyebut namanya ketika berbicara itu kini bisa sudah sebesar ini. Bahkan lebih tinggi empat senti darinya. Tanda Crown of Lotus menghias pergelangannya.

Tanda sambung Unalome. Miliknya.

Bakugo tertegun mendapati tanda mereka merekah samar. Rasa hangat datang begitu nyaman dan menenangkan. Rasanya, seperti dirimu telah menemukan kepingan lain dari dirimu yang entah benar disadari atau tidak. Bakugo merasa dirinya lengkap. Hatinya terasa begitu ringan, sudut bibirnya terangkat samar.

Ddrrt

Getaran pada ponsel milik Todoroki membuat Bakugo lekas meninggalkan tempat.

"...ya?"

"Sudah kubilang untuk libur dan istirahat, Shoto"

"...aku sudah meminumnya dan juga sudah sarapan. Tidak perlu khawatir."

"Tapi itu hanya pereda sakit, Todoroki Shoto! Tahu tidak sih, astaga, mengapa semua Todoroki itu keras kepala?!"

...

"...jika tidak ada lagi-

"Dengar Shoto, kau harus mereklaim tandanya. Hanya tandanya, kalian bisa courting setelah itu. Kalian pasti akan baik-baik saja, sungguh, tolong lakukan reklaim, ini demi kebaikanmu juga dia."

"...tidak. Aku tidak akan melakukannya. Tandanya akan segera menghilang jika aku tidak berhubungan dengannya."

"Astaga"

....

"Shoto, jika dia tahu kau menolaknya, dia pasti sangat kecewa."

Todoroki menyimpan ponselnya tanpa menjawab apapun lagi. Lekas ia berdiri dan mengembalikan mangkuk nasi juga gelasnya. Mengantongi botol obatnya, Todoroki menoleh pada mesin kopi di pantry. Crown of Lotus-nya menebar rasa sakit yang begitu menyayat. Rasa panasnya meningkat lebih kuat dari biasanya. Lebih sakit dari apapun.

Demi Maria.

Demi Dia yang berdo'a bagi semua kemaslahatan orang-orang baik.

Hal-hal tentang belahan jiwa, adalah hal paling disyukuri. Sesuatu yang paling indah, sesuatu yang paling terberkati. Dia bersumpah demi Maria yang suci, dia sangat bahagia mendapatkan mahkota teratai yang berpasangan dengan Unalome. Namun, tidak, Todoroki Shoto hanya tidak ingin seseorang yang baik hati terjebak bersamanya, terperangkap dengan keluarga beratas nama Todoroki.

Keluarga kolot yang hanya mementingkan ego. Keluarga yang begitu berantakan.

[]

Two Apples [ TodoBaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang