3

129 20 3
                                    

"Kasian Felix Mr. John aku pengen ngobatin dia".

Zuu meringis kesakitan karena lemparan bola keras mengenai kepalanya.

"Ngeyel juga yah dibilangin".

Karina tersenyum senang. Mampus dalam hatinya berucap. Jadi orang caper banget. Semua ekspresi Karina telihat oleh Giselle yang hanya bisa diam.

"Zuu duduk diam aja, apa susahnya sih". Ucap Soobin jengah dengan Zuu.

Zuu sendiri memilih diam seolah mengabaikan ucapan Soobin.

"Kan bagus kalau diam nah selanjutnya kau yang memutar".

Cahaya lampu mengarah ke Junkyu. Dengan wajah datarnya ia memutar keras botolnya.

Lama berputar.

Botol itu langsung mengarah ke Yoshi. Tepat berhenti didepannya.

Rasanya nafas Yoshi tercekat saat botol kaca itu mengarah kepadanya.

Keringat bercucuran mengenai dahinya.

Tangannya bergerak khawatir. Perasaanya semakin kacau.

"Silahkan pilih warna dari monitor".

Kini warna Biru dan Hitam yang tertera.

Yoshi meneguk liurnya kasar.

Ia takut warna yang ia pilih akan menyakiti salah satu temannya atau dirinya sendiri.

Yoshi sangat benci berada disituasi sekarang.

"Cepat dipilih".

"Satu".

"Dua".

"Ti... "

"Hitam, aku memilih hitam".

Tantangan otomotis tertulis dari layar monitor.

"Pilih salah teman wanita mu yang memiliki sifat iri dan pendendam dan akan diberi cambukan".

Isi dari tulisan itu.

"Permainan macam apa ini hah cepat keluarkan aku". Teriak Karina kesal tak lama lemparan keras mengenai dadanya.

Sakit Karina rasa nafasnya tercekat air matanya mengalir begitu saja menahan perih didadanya.

Giselle dan Zuu hanya bisa pasrah ia akan menerima keputusan apapun dari Yoshi.

Mereka semua diam ingin berbuat sesuatu tapi tak bisa tangan mereka langsung kembali terikat otomotis. Hanya saja mulutnya tak di ditutup.

"Mari bermain kita langsung saja pilih salah satu dari ketiga teman wanita mu yang memiliki sifat tadi".

"Bagaimana kala aku telah memilihnya". Tanya Yoshi.

"Salah satu dari mereka akan dicambuk kalau kau tak memilih kau yang akan dibunuh".

Enteng sekali pria didalam monitur itu berucap.

Tak memimikirkan bagaimana perasaan ketiga wanita itu.

Pikiran Yoshi kalut bagaimana bisa ia membiarkan itu terjadi.

Membiarkan salah satunya dicambuk  begitu saja.

"Kalau aku yang menggantikannya bagaimana".

"Jangan mencoba mengganti alur permainan cepat tunjuk salah satu dari mereka".

"Sangat lambat kau rupanya".

"Cepat pilih atau kau mau mati sekarang juga".

Kekeran leser telah mengenai kepala Yoshi. Membuat mereka semua menegang permainan ini sungguh nyata.

Yoshi menghela nafas panjang dan menunjuk salah satu dari mereka. Yaitu.




































Zuu.

"Yos, lu waras milih Zuu". Suara Soobin meninggi.

"Terus siapa yang gw pilih gw bingung bin".

"Tapi kenapa harus Zuu". Yang lain hanya diam melihat perdebatan mereka.

"Gw gak tau".

Bohong Yoshi sebenarnya memilih Zuu karena orang itu sendiri yang menyuruhnya. Semuanya tak luput dari penglihatan Hyunjin.

Dari lewat matanya Zuu memberikan kode kalau dia saja yang dipilih. Kali ini biar Zuu yang menahan sakit.

"Okeh karena saya sedang bermurah hati biar saya kasih kelonggaran sedikit siapa yang mau membantu Zuu menerima cambukan".

"Yang tadinya 10 cambukan akan dibagi jangan ada yang membantah lagi cepat sebelum saya berubah pikiran".

"Aku". Hyunjin langsung menawarkan dirinya.

Sebenarnya Soobin ingin terlebih dahulu namun ia keduluan oleh Hyunjin.

Ikatan dari kedua tangan Zuu dan Hyunjin lepas.

"Hyunjin kamu ngapain sih".

"Udah diem lakuin aja apa yang disuruh".

"Gyus, Sorry". Yoshi menatap mereka sendu. Begitu yang pun yang lainnya.

"Silahkan masuk kedalam ruangan itu".

Cahaya menyinari pintu yang dimaksudkan oleh Monitor.

Zuu langsung memeluk lengan Hyunjin. Zuu merasa sangat takut.

"Hyunjin bilang kalau sakit biar Zuu aja yang ngerasain". Ujar sambil mencengkram kuat lengan Hyunjin.

Takut, sangat takut sewaktu Zuu masuk. Melihat dua orang berbaju hitam dan cambuk yang mereka pegang.






Selanjutnya

Dead Or Dare 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang