Angin malam yang begitu dingin, langit malam yang bertebaran dengan bintang bintang yang bercahaya, tiada hentinya aku bertasbih kepada Allah SWT, disertai dengan deraian air mata yang mewakili isi hatiku, aku mulai menggerakan pena diatas kertas putih bergaris dengan sampul yang sangat indah, aku ingin menuliskan tentangku, tentang hidupku, dan tentang keluargaku.
Aku bernama Riri Putri Syaqila, yang selalu di bully dan dijauhi teman-teman kecilku karena mereka tahu tentang kedua orang tuaku. Ibu kandungku bernama Salma Syaqila, dan ayahkuuuu...entah siapa dan entah dimana ayah kandungku berada. Sejak kecil aku sudah mulai kehilangan orang yang sangat berharga bagi hidupku yaitu ibuku dan juga ayahku. Ibuku terkena musibah kecelakaan saat beliau sedang berada di pesawat yang ingin menyusul ayahku di suatu Negara, Aku tidak diizinkan melihat jasad ibuku saat beliau ditemukan dikarenakan usiaku saat itu masih kecil dan akupun tidak ingat seutuhnya tentang kejadian tersebut.
Sebelum ibuku berangkat menuju bandara, ibuku sempat menitipkanku di tempat panti asuhan dan beliau pun sempat berbincang dengan ibu pemilik panti asuhan, aku tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan, yang pastinya aku hanya mendengar sedikit ucapan dari ibuku, ibuku berkata "Saya ingin mencari, dan menemukan ayah kandungnya, saya ingin dia bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan kepada saya", ibuku mengucapkan itu disertai dengan suara yang parau dan juga isakan tangis. Tidak lama dari itu, sebelum pergi, ibuku memelukku sangaaattt lama, dan juga berbisik kepadaku "Jadi anak yang sholihah ya nak, baik-baik kamu disini, jangan lupa sholat dan juga berdo'a kepada Allah SWT ya nak, nanti ibu sama ayah jemput kamu disini", sambil tersenyum dan mengusap air matanya. Aku menjawab ibuku dengan senyuman hangat dari dan juga mencium pipi ibuku.
Tok...tok..tok..Ririi..Aku segera menutup bukuku dan berhenti sebentar untuk melanjutkan cerita tentangku ketika mendengar suara ketukan pintu, lalu aku menjawab.
"Iya umi, sebentar..". Jawabku sembari beranjak dari kursi meja belajar untuk membukakan pintu .
"Belum tidur kamu nak, makan dulu yuk kebetulan kak Fira baru pulang dari Jogja". Ucap ibu dengan suara yang sangaatt lembut.
"Belum umi, Riri mau beres-beresin buku dulu, Alhamdulillah Riri udah kenyang mi tadi siang Riri sempet makan banyak juga kan mii". Jawabku disertai dengan senyuman dan suara supaya membuat ibu yakin bahwa aku sudah kenyang.
"Nggak apa-apa rii itu kan siang, sekarang udah malem lho, pasti kamu kan laper lagi, lagian umi liat porsi makan kamu tadi siang sedikit lho ri". Jawab umi, yang membujukku agar mau makan bersama keluarga umi di meja makan.
"Bener kok mii, Alhamdulillah Riri masih kenyang mi, hehe...nanti kalo Riri udah mulai laper lagi, Riri nyusul ya mi".
"Rii..nggak apa-apa kok kalo kamu misalkan mau makannya pisah dari meja makan, takutnya kamu kurang nyaman sama obrolan keluarga kami, terus ucapan kak Vivi yang berkali-kali ucapannya bikin kamu nggak nyaman, Jangan sampai kamu telat makan apalagi sampe gak makan apa-apa banget ya rii,..umi ngertii banget". Ucap umi, dengan senyuman sembari mengelus pundakku dengan sangaatt halus.
"Nggak apa-apa umii, kak Vivi juga waktu itu cuma sedikit emosi aja mi, Insyaa Allah nanti Riri nyusul ke meja makan ya, mii...". Jawabku dengan senyuman dan sambil memeluk umi.
Setelah itu, akupun menutup pintu kamarku kembali, dan berjalan menuju kasur untuk merebahkan badanku, yang terasa sakit.
~●~
Tepat pukul 23.50 perutku terasa sangaatt sakit, aku pun menekan perutku sambil mengucapkan do'a-do'a dan juga bacaan istighfar, tangan ku sangat gemetar ketika mengambil obat yang berada di laci dekat tempat tidurku, aku pun menahan perutku yang sakit untuk beranjak dari tempat tidur ku menuju ke meja makan, aku mendudukkan tubuhku diatas kursi meja makan, lalu aku mengambil sepotong roti sobek supaya perutku sedikit terisi kembali, tidak lama dari itu kak Vivi datang, sambil menarikku dari kursi meja makan."Heh anak zina, ngapain lho disinii? Seenaknya aja lo ngambil roti sobek disitu, lo pikir itu disediain buat makan lo apaa?". Ucap Vivi dengan nada yang ketus dan sedikit membentak Riri.
"Eng..enggak kok kak Vivi, maaff banget kak, Riri mau minta rotinya sedikiitt aja kak, Riri cuma mau ngisi perut aja sedikit, soalnya perut Riri lagi sakit kak". Jawab Riri sembari menahan sakit di perutnya.
"Lah, alesan aja lo, lo itu yaa..ada disini malah bikin kita repot tau gak, sakit-sakitan mulu, lo pikir bawa lo ke rumah sakit gak pake uang apaaaaa?". Jawab Vivi yang benar-benar membentak Riri.
Karena suara bentakan Vivi yang sangat keras, kak Fira pun keluar dari kamar, untuk mengetahui dan melihat apa yang sedang terjadi di meja makan.
"Ya Allah, ada apa ini?? Kok ribut-ribut, udah malem lho".. Ucap kak Fira yang bingung dengan suara bentakan tadi.
"Ini lho kak, liat tuh si anak zina, seenaknya dia makan enak disini, numpang disini, emang dia pikir numpang hidup disini gratis apaaaa?. Jawab kak Vivi dengan suara yang ketus.
"Viii..nggak apa-apa donk kalo Riri tinggal terus sama kita disini, dia juga kan sekarang udah bagian dari keluarga kita, udah yaa..Vivi sekarang istirahat masuk ke kamar..". Jawab kak Fira sembari menenangkan Vivi.
Vivi pun langsung kembali menuju kamar lalu menutup pintunya dengan sedikit keras.
"Riii.., jangan dimasukkin hatiii ya rii, kakak minta maaafff banget sama sikap Vivi yang belum bisa nerima kamu". Ucap kak Fira yang merasa bersalah atas sikap Vivi.
"Nggak apa-apa kok kak, kak Vivi bilang kaya gitu mungkin lagi capek aja kak". Jawab Riri sambil tersenyum.
"Yaudah..kakak mau istirahat dulu yaa, oh iya kalo kamu mau makan, makan aja dulu rii, nanti udah beres makan, langsung istirahat yaa..jangan lupa minum obatnya riii". Ucap kak Riri yang disertai dengan senyuman hangat nya.
Riri pun mulai menghabiskan roti sobeknya, lalu ia meminum obat untuk meredakan rasa sakit di perutnya. Setelah itu, ia pun langsung kembali menuju kamar untuk istirahat kembali, ia mulai merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, sebelum terlelap tidur, ia berfikir ingin sekali bisa pergi dari rumah ini, karena ia ingiiinn sekali keluarga yang berada di rumah ini, bisa harmonis kembali seperti sebelum adanya ia yang mulai masuk ke keluarga ini.
~●●~
Naahh..Gimana niii..awal ceritanyaa temen²?..
Stay buat nunggu part selanjutnya yaa..jangan lupa kasih comment dan vote juga yaaa, supa author nya juga semangat niii..buat ngelanjutin part selanjutnyaa..🤩🤩Fastabiqul Khoirot..
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentangku
RandomDisaat umurku memasuki umur 4 tahun, aku sudah merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang berharga dan orang yang terpenting dalam hidupku. Ini bukan tentang hidupku yang nyata, tapi dalam tulisan ini aku mewakili perasaan-perasaan orang yang...