1.1. Meet?

10 2 0
                                    

Mata haikal sudah mulai memberat. Ia merebahkan tubuhnya di sofa, "emang kalau orang kaya makan harus diem gitu ya?" tanya Putra.

"Lo sendiri gimana? Lo juga orang kaya kalau lupa," balas Erwin.

Putra memikirkan cara makan keluarganya, "kalau hari biasa si masih ngomong tapi kalau keluarga besar ya diem gitu. Kalau lo gimana, Kal?"

Mereka bosan melihat live yang memperlihatkan Kevral sedang makan beberapa kali juga terlihat disuapi kekasihnya. Bagi para cewe mungkin itu keuntungan karena bisa melihat Kevral makan secara dekat.

Sedangkan bagi mereka sangat membosankan.

"Mana gue tau."

Haikal mengambil ponselnya kemudian menelpon nomor Kevral daripada ia harus menonton hal yang membosankan seperti live itu.

Drttt...drttt...

Ponsel di tas Aurora bergetar. Ia menghentikan makannya kemudian membuka tas nya. Itu ponsel Kevral yang satunya.

Kevral mempunyai dua handphone, entah untuk apa keduanya.

Aurora melihat sekitar, sepertinya mereka sudah selesai. "Nuel, your handphone is ringing," katanya lalu menyerahkan ponselnya pada Kevral.

xyzfatm
Lucu banget panggilannya Nuel

ginaalee
Anjir, handphone nya Kevral dibawa pacarnya?

sintalaila
Cari satu cowo kayak Kevral yang ngasih handphone ke pacarnya?!

andokny
Kevral udah bucin banget kayaknya

fifianxy
Gue baper

Kevral mengambil ponselnya kemudian melihat nama penelpon. "Kenapa?" tanyanya begitu mengangkat telepon.

Erwin menoleh pada Haikal yang berhasil menghubungi Kevral. "Anjir, lo yang lagi nelpon dia?" kagetnya.

Haikal mengedikkan bahunya, "happy birthday."

Berbeda dengan respon Haikal, Kevral mengernyitkan dahinya bingung dengan ucapan Erwin. Mereka tau kalau ia sedang menelpon? Atau bagaimana konsepnya?

"Iya, thanks," jawabnya seadanya.

Kevral yang mereka ditatap oleh seseorang menatap mereka semua. "Kenapa? Haikal yang nelpon, ma," kata Kevral melihat mata mamanya yang menatapnya penuh interogasi.

Tanpa mengucapkan apapun, Kevral meloud speaker teleponnya dan itu terlihat di live yang lagi-lagi masih belum disadari oleh Kevral begitu juga Felicia si pemilik handphone.

"Malam om, tante, maaf menganggu waktu makan malamnya," ujar Erwin. Ia merampas ponsel milik Haikal tadi, memang tidak ada akhlak dia.

Lagi dan lagi Kevral bingung. Darimana mereka tau kalau ia sedang meloud speaker panggilan dan mereka sedang makan malam? Ia tidak memberi tau mereka semua.

"Malam juga, Erwin. Kamu bener Erwin, kan? Maklum tante udah lumayan lupa, kamu jarang main ke rumah."

Felicia merasa tidak asing mendengar nama Erwin disebut. Ia pernah melihat dan mendengar nama tersebut.

"Hehe, malam tante. Iya nih, Kevral nya sok sibuk nggak mau ngajak main ke rumah," jawab Erwin. "Kalian lagi main bareng, ya?"

"Iya tante, ini lagi di apartemen nya Haikal. Tadinya mau main terus inget kalau ini ulang tahun Kevral jadinya kita nelpon mau ucapin selamat." Bukan Erwin yang menjawab melainkan Putra.

Pemilik ponsel tersebut tidak memperdulikan panggilan telepon tersebut. Ia menatap Aurora yang sedang merapikan rambutnya. "You can ask me for help, amor," katanya lalu membantu Aurora.

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang