2 (salah rumah)

10 2 0
                                    

Suara alarm memecahkan keheningan di sebuah kamar dengan nuansa putih. Aku terbangun dari mimpi indah ku, perlahan aku bangun dari posisi tidur ke posisi duduk lalu mematikan alarm yang ku pasang di sebuah jam waker. Sekitar 1 menit aku melakukan rutinitas ku saat bangun tidur yaitu -bengong-.

"Hoammmmm" aku menutup mulutku saat aku menguap, aku mulai meregangkan otot-otot ku lalu beralih menatap jam waker yang menunjukkan pukul 06.017.

'Tok-tok-tok' terdengar suara ketukan dari pintu kamarku," Ci... Udah bangun?" suara lembut mama dari luar pintu menyapa gendang telingaku. "Udah ma" aku sedikit berteriak karena takut tak terdengar oleh mama ku, "yaudah..." kata mamaku lalu terdengar suara langkah kaki menjauh dari kamar ku.

"Hari apa nih?" tanyaku pada diriku sendiri sambil melirik kalender di dinding, saat mataku melihat kata berwarna merah dengan tulisan Minggu semangatku langsung berkobar, aku segera mengambil handuk yang ku gantung di pintu lalu berjalan keluar kamar menuju kamar mandi. Di tangga aku berpapasan dengan ayahku, ku perhatikan wajahnya dan sepertinya ayahku begadang lagi karena matanya sudah seperti panda.

"Abis begadang ya yah?"  tanyaku basa basi pada ayahku, " iya nih... Kerjaan ayah banyak banget, ayah mau tidur dulu ya... Hati-hati ke sekolah" kata ayahku setengah sadar mungkin karena kantuk yang berat tengah menyerangnya. Aku terkekeh mendengar perkataan ayahku "hari ini minggu yah... Makanya jangan begadang terus yah" ayahku pun berdecak kesal, "liat kalender Ci, orang ini hari senin juga!" kata ayahku sambil menunjuk kalender di dinding ruang tamu, aku kaget dan sontak berteriak "APA?!" . ayahku sudah menutup kuping sambil tertawa "inget Ci, ini tanggal 9, bukan tanggal 8" kata ayahku sambil menepuk pundak ku lalu berlalu pergi sedangkan aku masih melongo tak percaya, padahal aku sudah sangat senang dan siap untuk bermalas-malasan, atau jalan-jalan ke pasar minggu di simpang 3 dekat komplek. Hah... Padam sudah api semangatku.

*****

"Pagi Ci!" sapa teman sebangku ku yang baru datang, "pagi" jawabku lesu sambil menenggelamkan wajahku ke lipatan tangan ku. "Loh... Lo kenapa? Sakit?"  aku hanya menggeleng menanggapi pertanyaan teman sebangku ku ini.

"Ci... Jangan bilang lo gak bisa tidur gara-gara mikirin gue" ucap temanku itu dengan nada mengejek, aku mengangkat kepalaku dan menatapnya kesal "pede banget si Lau" teman sebangku ku yang bernama panjang Maudya Laura Faranita a.k.a Laura ini memang sangat pede, info Laura ini juga sahabat ku. "Kata papah gue, jadi orang itu harus pede" kata dia sambil membusungkan dada, "loh... Kamu emangnya orang? Aku kira monyet" kataku sambil menenggelamkan kepalaku kembali. Sedangkan Laura terdengar sedang mengoceh tak jelas.

15 menit kemudian suara lonceng menyapa gendang telinga seluruh murid di sekolah, suara lonceng itu merupakan tanda agar segera ke lapangan sekolah untuk mengikuti Upacara Bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin, inilah alasanku merasa malas ke sekolah... Upacara Bendera yang artinya aku harus berdiri di bawah teriknya sinar matahari pagi.

Setelah upacara bendera selesai, sekarang saatnya murid-murid dengan atribut sekolah yang tidak lengkap maju kedepan. Banyak sekali anak laki-laki yang maju, ada yang tidak memakai dasi, topi, baju dikeluarkan, bahkan ada yang memakai baju kaos bukan seragam sekolah.

Pandangan mataku tertuju pada seorang anak laki-laki yang menggunakan baju kaos berwarna hitam yang ternyata juga melihat ke arah ku, tiba-tiba Laura berdecak kesal. "Kenapa?" aku menoleh kearah laura dan wajahnya terlihat kusut,"itu, kakak gue masa ke sekolah pake baju kaos" nada suara laura terdengar sangat ketus, "kakak kamu yang mana?" tanyaku pada Laura dan laura terlonjak kaget namun beberapa saat ia menepuk pelan dahinya, aku menatapnya aneh. "Aduh... Iya ya, lo kan gak tau kakak gue"  laura menunjuk ke arah anak laki-laki dengan kaos hitam yang tadiku perhatikan, sebenarnya tadi dia juga menatapku. "Nama nya Baraka Adtmaja, anaknya bandel" aku mengernitkan keningku ketika mendengar nama Baraka Adtmaja, nama itu terdengar familiar tapi ia lupa.









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BARA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang