Viny menyeka keringat yang mengalir di wajahnya. Nafasnya terengah-engah karena dia baru saja selesai latihan. Sudah lama dia tidak keringat banyak seperti ini sejak pertandingan terakhirnya. Viny menatap kedua tangannya yang gemetar sejenak, lalu menutup matanya dan mengatur nafasnya.
Setelah dirasa dirinya tenang, Viny kembali membuka matanya dan tangannya sudah tidak gemetar lagi. Lalu, Viny pun keluar dari ruangan latihannya. Dia menghampiri Veranda yang tengah menyiapkan makan malam. Dia tersenyum sejenak pada Veranda lalu duduk di meja makan.
"Mandi dulu kali. Keringetan gitu." Ujar Veranda yang baru saja selesai menyiapkan makan malam.
"Entaran aja," Viny meraih piring di meja makan, "Gue mau makan dulu."
Veranda menghela nafasnya, lalu tangannya terjulur mengambil piring dan menyendokkan nasi ke piringnya. Setelah itu, dia mengambil beberapa lauk dan mulai menikmati makan malamnya.
Kegiatan makannya terhenti saat dia melihat Viny yang tiba-tiba saja memegang area dadanya.
"Vin, lo kenapa?" Tanya Veranda dengan nada khawatirnya.
Viny tidak menjawab pertanyaan Veranda. Rasa nyeri di bagian dadanya membuat dia tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Viny bernafas pelan, lalu berdiri dan beranjak meninggalkan Veranda menuju kamarnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Apa yang terjadi sama lo, Vin?" Gumam Veranda lirih.
***
Kediaman Shani...
Shani menghempaskan dirinya ke ranjang. Latihan hari ini cukup menguras tenaganya. Dirinya tidak pernah latihan seserius ini. Biasanya dia hanya latihan dengan skipping atau berlari di treadmill.
Entah kenapa hari ini dia merasa samsak di depannya ini adalah Viny. Dan dia pun meninju samsak tersebut dengan penuh emosi.
Shani memejamkan matanya saat ingatannya kembali pada kekalahannya tahun lalu. Bagaimana dia dikalahkan secara telak oleh Viny di ronde terakhir.
***
Flashback...23 Oktober 2020
Red Ring Arena, Jakarta.BUK! BAK! BUK!
"Ugh!"
Shani tersungkur setelah menerima pukulan telak Viny di wajahnya. Seluruh tubuhnya sudah mengalami luka memar yang cukup parah. Dia juga memiliki luka robek yang lumayan di sudut bibirnya.
Tapi dia tidak menyerah. Dia mengangkat kepalanya. Matanya menatap tajam pada Viny yang tengah menatap remeh padanya.
"Menyerahlah, kau sudah tidak sanggup." Ucap Viny.
"Cih!" Dengan sisa tenaganya, Shani berdiri dan berkata, "Pukulanmu belum seberapa, ayo kita lanjutkan!"
Viny tersenyum miring seraya berkata, "Cih, keras kepala."
Setelah berkata demikian, Viny pun melancarkan tendangan 360° tepat ke belakang kepala Shani.
Karena Shani tidak siap, maka tendangan dari Viny tersebut pun membuatnya ambruk dan tidak sadarkan diri.
End of flashback
***
Shani membuka kembali matanya. Dia terbangun dari ranjangnya dan mengepalkan kedua tangannya. Dia beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju cermin di lemari bajunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fighting Angels
FanfictionViny, seorang ratu petarung MMA yang sudah tampil di atas ring selama 11 tahun mencari penggantinya. Dia berencana untuk pensiun dari dunia yang telah membesarkan namanya itu. Lalu, dia pun mengadakan pertandingan resmi yang bertarung melawan petaru...