07

47 6 0
                                        

Veranda berjalan bolak balik di depan ruang ICU. Wajahnya masih terlihat panik akibat melihat Viny yang pingsan. Dia tidak sabar menunggu dokter keluar untuk memberitahukan kondisi Viny padanya.

CKLEK

Veranda mengalihkan perhatiannya pada dokter yang baru saja keluar dari ruang ICU. Tanpa basa basi, Veranda langsung menghampiri dokter tersebut.

"Dok, bagaimana dengan teman saya?" Tanya Veranda dengan nada paniknya.

Sang dokter menghela nafas sejenak, lalu berkata, "Kondisinya tidak terlalu baik. Dan takutnya umur dia tidak akan bertahan lama."

Veranda terpaku mendengar penjelasan dari sang dokter. Tanpa sadar, air mata mengalir di pipinya. Dia tidak ingin sahabat sekaligus muridnya itu pergi secepat itu.

"Dok, lakukan yang terbaik untuk penyembuhan teman saya." Veranda menjeda sejenak, "Dia ada pertandingan yang harus diikuti."

Dokter menepuk pundak Veranda, "Saya akan berusaha. Tapi, bisa atau tidaknya dia sembuh, itu tergantung dari seberapa kuat dia berperang menahan penyakitnya."

Setelah berkata demikian, dokter itu pun berlalu dari hadapan Veranda yang masih berdiri terpaku setelah mendengar penjelasan dokter.

Tak lama kemudian, Veranda terperosok jatuh dengan posisi duduk. Dia menangis hebat mendengar kabar dari Viny. Veranda yang selama ini dikenal kejam di atas ring dan melatih Viny, kini menangis terisak.

***

Adera Gymnastic

Jinan baru selesai membersihkan dirinya dan kini dia merebahkan dirinya di ranjang. Dia baru saja menyelesaikan hukuman yang diberi oleh Kinal. Kinal memang sangat kejam padanya. Dan dia, sangat membenci Kinal. Dia bersumpah bahawa suatu hari, dia akan mengalahkan dan menjatuhkan Kinal dan mempermalukannya di depan rekan-rekan yang lain.

"Liat aja Kinal! Gue bakal kalahin lo dan permalukan lo di depan mereka yang melihat gue dipermalukan sama lo." Umpat Jinan.

CKLEK!

Jinan terbangun dari ranjangnya saat mendengar suara pintu kamarnya dibuka oleh seseorang. Keringat dingin mengalir deras di wajahnya saat Jinan mengetahui siapa yang masuk ke dalam kamarnya.

"Kayak gini yang lo bilang mau mempermalukan gue?" Kinal meletakkan nampan makanan di meja rias Jinan, "Liat gue aja lo udah gemeter."

Jinan menelan salivanya dengan susah payah. Jujur memang dia takut jika melihat Kinal. Tapi, Jinan adalah orang yang memiliki tekad yang kuat.

Kinal tersenyum pada Jinan, "Tuh makanan lo. Habisin! Kalo ga abis, gue tambah porsi hukuman lo."

Setelah berkata demikian, Kinal berjalan keluar kamar Jinan meninggalkan Jinan yang masih terpaku dengan jantung yang berdetak kencang.

"Sialan! bangsat! Kenapa bisa setakut itu gue sama nenek lampir itu?!" Batin Jinan.

Meningat ucapan terakhir dari Kinal, Jinan pun segera menghabiskan makanannya.

***

Chaesara Gymnastic

Beby tersenyum saat melihat Ashel yang telah tertidur nyenyak setelah porsi latihannya yang berat. Beby menutup pintu kamar Ashel dengan perlahan. Setelah itu, Beby beranjak ke ruang kerjanya. Disana, dia membuka komputernya dan melihat data pemasukan dari gimnasium miliknya.

Beby menghela nafas saat melihat data pemasukan dari gimnasiumnya yang menurun. Sementara, dia harus melunasi hutang-hutang yang melilit dirinya. Karena pas Beby membuka gimnasium ini, dia ada meminjam beberapa modal dari rentenir rentenir yang termasuk kejam.

The Fighting AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang