Proton: Order

20 2 0
                                    

"Aduuh! Hari ini remidial Math kan?" tanya Zara panik.

"Iya keknya, kemarin Bu Ainun bilangnya siap-siap aja." Sahut Nana santai

"Ehh... ini anak santai amat, bantuin gue dong. Ngerti gue lo gak bakal remidi." Zara mengerucutkan bibirnya, kesal.

"Iya-iya, sini belajar bareng. Gue juga gak bisa mastiin gak bakal remidi." Jelas Nana

Hari masih pagi, sekolah masih sepi. Hanya ada beberapa anak yang tenggelam dengan kesibukannya masing-masing, tak terkecuali anak-anak kelas X-2 yang sedang kalap mempersiapkan remidial Math.

"Eh, ini maksudnya nomor dua apa sih?" Zara serius memandangi buku latihan soal miliknya.

"Gini, pertama kita cari dulu himpunan a dan b-nya habis itu kita liat ini itu kejadian saling lepas, gabungan, atau saling bebas. Kalau udah ketemu, tinggal operasikan sama ketentuannya." Jelas Nana

"Ohh... gitu ya?" Zara menggaruk-nggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Gimana, paham nggak?"

"Nggak..." Zara memasang raut mengsedih

Jarum jam kini menunjukkan pukul 06.50, sepuluh menit lagi sebelum upacara pagi dimulai. Semakin banyak siswa memadati area sekolah, begitupun guru-guru dan para staf sekolah mulai berdatangan.

"Haloo guys." Najwa yang baru datang menyapa teman-teman kelasnya. Namun semuanya cuek, sibuk dengan pekerjaan masing-masing. "ehh, lagi pada ngapain sih ini?" Najwa menepuk pundak Nana.

"Pada belajar Math, hari ini kan ada remidi." Jelas Nana

"OHH MY GOD!! LUPA GUE, MANA BELUM BELAJAR LAGI." Cerocos Najwa super nge-gassh

"Sante aja kali Wa."

"Math jam ke berapa?" tanya Najwa panik

"Jam pertama kan, habis upacara." Nana kembali fokus dengan buku latihan soalnya

"Mati gue, Astagaa!" Najwa duduk lunglai di bangkunya

"Lagian lo ngapain berangkat jam segini?" tanya Zara

"Huehuehue, gue tadi mau berangkat kayak biasanya tapi ditahan ama Bunda gue." Jelas Najwa dramatis

"Kenapa ditahan?"

"Disuruh sarapan bareng dulu sama keluarga dari Jogja, nah ini tadi barusan selesai." Tambah Najwa menyedihkan

"Yaudah, banyak-banyakin do'a aja Wa." Zara menepuk-nepuk bahu sahabatnya

"Huhuhu."

***

Sinar matahari pagi menyelimuti taman yang masih sepi, bekas tetesan embun masih terlihat di pucuk-pucuk rerumputan. Ditambah angsa-angsa yang berenang di tepian kolam, menyempurnakan nikmatnya suasana pagi. Seseorang dengan jaket hitam dan secangkir teh hangat di tangan kanannya duduk di atas bangku taman tengah menikmati waktu luangnya, sebelum rentetan kegiatan yang menyibukkan merebut itu semua.

"Maaf Tuan, mobil jemputan anda sudah menunggu di depan lobby. Ada yang bisa saya bantu selanjutnya?" Seseorang pelayan memberikan informasi kepada pria tersebut.

"Ohh iya, terima kasih informasinya. Saya akan segera bersiap-siap." Jawab pria itu mantap.

"Ehh, ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya pelayan itu sekali lagi, memastikan

"Tidak-tidak, saya sudah selesai mengemas barang. Tetapi ada beberapa hal yang ingin saya lakukan."

"Boleh saya bantu Tuan?" Sekali lagi pelayan itu memastikan

PROTON: THE CREATORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang