Delapan jam yang lalu, Pasukan Khusus V telah berada di pos rahasia kota Seri Iskandar. Menunggu aba-aba selanjutnya dari Jenderal Tomo, sebelum merangsek maju menuju Basement Laboratorium Kejora.
"Tomo, kau pimpin pasukan untuk investigasi di Basement Kejora. Aku akan menghubungi koneksi Organisasi Anone di Malaysia agar membantu kita menangani kasus kali ini." Tenius menjelaskan round down pergerakan pertama mereka.
"Siap laksanakan, Tenius!"
Sebenarnya, tidak sulit bagi Tenius mengungkap segala macam kasus yang melibatkan organisasi, tidak sulit bagi Tenius melenyapkan para mafia dan musuh-musuh Organisasi Anone. Sebuah rudal bisa meluncur hanya dengan satu kata dari Tenius, sebuah negara bisa menghilang begitu saja dari peta jika memang Tenius menginginkan hal itu, dan bahkan seluruh dunia dapat dikatakan berada di dalam genggaman tangan Organisasi Anone. Tapi, ada satu hal yang membuat itu semua tidak mudah. Kerahasiaan Organisasi Anone yang harus ditutup rapat-rapat.
Sejak zaman dahulu, Organisasi Anone bermain di bawah bayangan. Mengatur lini-lini kehidupan dari setiap sektor tanpa adanya intervensi dari pihak luar, tanpa adanya kesadaran publik global. Hampir tujuh puluh persen aset dunia berhasil dikuasai Organisasi Anone. Namun masyarakat global tidak tahu-menahu tentang hal itu, organisasi menggunakan pion-pionnya untuk menjadi figur publik yang mengesankan di mata dunia, dan mengatasnamakan kepemilikan aset kepada mereka.
"PASUKAN!! Kita bersiap sekarang, jam lima tepat kita berangkat menuju Basement Laboratorium Kejora."
"SIAP, JENDERAL!!" Tak kurang dua puluh lima personil akan menemani Jenderal Tomo dalam penyelidikan kali ini.
***
"Jenderal, saya sudah berhasil mengumpulkan informasi terkait dengan kasus hilangnya korban. Total ada tiga korban yang menghilang pada saat kejadian pencurian Blade of Quanta berlangsung, salah satunya adalah warga asing yang bekerja di Malaysia. Laporan akan saya kirimkan ke D-Card Anda." Manca, sang Big Data Pasukan Khusus V telah menyelesaikan tugasnya dengan baik.
"Kerja bagus, Manca. Dengan begini, kita bisa lebih mudah menentukan langkah selanjutnya." Jenderal Tomo menepuk pundak Manca.
Manca mengirim file khusus berisi laporan yang telah berhasil ia kumpulkan. Mulai dari rekaman CCTV terkait, identitas korban, dan berbagai kejadian yang bersangkut paut dengan kasus kali ini.
"Pabrik Beton Bercham." Jenderal Tomo melihat dengan seksama rekaman CCTV dan beberapa bukti penguat yang ada di dalam file laporan.
"Menurut data, pada sabtu pagi buta. Ada beberapa kendaraan yang berhasil ditangkap CCTV memasuki area Pabrik Beton Bercham, sebelum akhirnya CCTV tersebut diretas oleh seseorang." Manca memberikan eksplanasi.
"Oke, langkah selanjutnya adalah... Pabrik Beton Bercham." Jenderal Tomo memberi instruksi agar semuanya berkumpul.
"Setelah adanya penyelidikan, informasi terbaru bahwa buronan kita saat ini berada di Pabrik Beton Bercham. Tetapi besar kemungkinan mereka sudah pergi jauh dari sana. Namun, bukankah seekor babi hutan akan meninggalkan jejak ketika kabur dari pemangsanya?" Jenderal Tomo menjelaskan.
"Maka dari itu, kita tidak boleh kalah dari babi-babi hutan sialan itu. Secepatnya kita tangkap mereka. APAKAH KALIAN SEMUA SIAP?"
"SIAP, JENDERAL!!" Pasukan Khusus V serempak menjawab.
Jenderal Tomo, tersenyum puas. Namun, waktu mereka tidak banyak. Konsolidasi singkat disampaikan oleh Jenderal Tomo, sebelum pasukan melanjutkan penyelidikan.
***
Dermaga Ratu terlihat ramai di bawah terik matahari. Puluhan kapal bersiap lepas meninggalkan dermaga, sedangkan beberapa yang lain datang berlabuh ke tepian dermaga. Mulai dari kapal penumpang konvensional, kapal pengangkut barang, hingga kapal pesiar mewah memenuhi dermaga. Mereka tidak sadar sebuah kapal selam khusus mendekati area dermaga tanpa menimbulkan atensi.
"Sekali lagi terima kasih sudah mempersiapkan tumpangan kami, Kapten Mike." Limo berbicara dengan seseorang di balik layar holopadnya.
"Oh, ini sudah menjadi tugas saya Tuan Limo. Tidak perlu berterima kasih." Orang yang dipanggil Kapten Mike itu menjawab.
"Jika ada waktu mampirlah ke rumah, lapangan golf sudah merindukanmu. Kita bertanding. Aku tidak akan kalah lagi Mike, sudah cukup kekalahan ku tahun lalu. Jadi, bersiaplah!" Limo tertawa di ujung kalimatnya.
"Hahaha, pasti Limo. Tawaranmu selalu menarik untukku."
"Oke, Mike. Sampai jumpa. Ada tugas yang harus kulaksanakan terlebih dahulu."
"Yeah, sampai jumpa Limo. Semoga kalian selamat sampai tujuan." Limo memutus sambungan telepon. Beralih pada orang di sampingnya.
"Mari, Tuan Leo. Kapal selam sudah menunggu di dermaga."
Dua orang berlalu di antara keramaian dermaga, menuju sisi lain dermaga yang merupakan bangunan menara utama, sebagai sistem lateral dermaga yang mengatur navigasi kapal-kapal yang lepas dan berlabuh.***
"Tenius, sebuah kehormatan bisa bertemu lagi dengan Pemimpin Tertinggi Organisasi Anone. Mari silahkan, silahkan duduk." Kemudian orang tersebut memberi instruksi kepada asistennya untuk memberikan pelayan terbaik. Mempersiapkan segalanya dengan maksimal untuk menjamu tamu terhormat yang jelas datang membawa berita penting.
"Terima kasih atas sambutannya, Sir Sulaeman. Anda tak perlu repot-repot sebetulnya, karena ada masalah serius yang sedang mengintai organisasi. Kami butuh bantuan Keluarga Handoko." Tenius mulai menggiring percakapan ke topik utama.
"Dengan senang hati, Tenius. Kami akan membantu, apapun itu. Bahkan jika dibutuhkan, kami akan menggunakan seluruh kekuasaan Keluarga Handoko untuk membantu organisasi." Orang yang dipanggil Sir Sulaeman menjawab mantap.
Tiga jam lalu, setelah pengarahan singkat oleh Tenius kepada Pasukan Khusus V untuk menjelaskan pola pergerakan yang akan dilakukan dalam kasus hilangnya Blade of Quanta. Tenius dan dua Perwira Tinggi Pasukan Khusus V serta beberapa personil angkatan bersenjata Organisasi Anone pergi mendatangi "keluarga" Organisasi Anone di Malaysia untuk meminta bantuan dan informasi, agar pencarian Blade of Quanta dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Karena jika tidak segera ditangani, kekacauan besar akan terus mengintai kehidupan di planet bumi.
"Tiga hari yang lalu, pada Jum'at malam. Salah satu benda prototype yang berada dalam pengawasan Organisasi Anone tiba-tiba menghilang. Benda prototype tersebut adalah Blade of Quanta, senjata mematikan yang dikembangkan di Basement Laboratorium Kejora, menggunakan energi nuklir-magnetis berskala tinggi sebagai tenaga utamanya. Blade of Quanta dapat memanipulasi ruang menjadi dimensi quantum yang masif. Dan ini akan sangat berbahaya jika berada di tangan yang salah." Tenius memulai pembicaraan mengenai topik utama dari pertemuan tersebut.
"Pekan lalu, kami juga mendapat informasi tentang kelompok mafia yang melakukan pembajakan layanan informasi pusat, dan sekarang mereka masih buron. Apa mungkin?" Sir Sulaeman memberikan satu kemungkinan, sembari menyeduh teh hangat yang sedari tadi bertengger cantik di meja hidangan.
"Kemungkinan besar, karena layanan informasi pusat itu adalah milik Organisasi Anone. Beberapa informasi Organisasi dapat diakses dari sana. Sebelumnya aku terlalu meremehkan kelompok mafia ini, karena laporan yang kami terima, bahwa "orang-orang" kami di sana dapat membereskannya sendiri. Tapi semenjak hilangnya Blade of Quanta, beberapa puzzle mengerikan mulai terbentuk." Tegas Tenius serius tanpa menghiraukan bermacam hidangan di meja.
"Ini menarik, Tenius. Sekaligus mengerikan." Sir Sulaeman memberikan instruksi agar semua orang pergi meninggalkan mereka berdua. Semenjak percakapan dimulai sebagian orang telah pergi, hanya tinggal dua Perwira Tinggi Pasukan Khusus V dan beberapa orang kepercayaan Keluarga Handoko. Namun, pembicaraan ini telah sampai ke area khusus, informasi berintensitas tinggi, hanya Tenius dan Sir Sulaeman.
Ctak! Sir Sulaeman menjentikkan jari, tiba-tiba sebuah selaput tipis berwarna biru transparan membungkus ruangan tersebut. Selaput Pembatas terbentuk, sistem keamanan privasi dan komunikasi Keluarga Handoko. Tidak akan ada teknologi penyadap manapun yang dapat menembus Selaput Pembatas, bahkan sistem keamanan Mansion milik Keluarga Handoko sendiri tidak dapat menembusnya.
"Alpha, ..." Sistem kecerdasan buatan diaktifkan ketika Sir Sulaeman berbicara, memberikan sebuah perintah, kemudian sistem AI menampilkan data yang mungkin menjadi salah satu potongan puzzle penting pada kasus hilangnya Blade of Quanta.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROTON: THE CREATORS
FantasyMilyaran tahun yang lalu, beberapa saat setelah Big-Bang kesekian memulai kehidupan baru. Tiga poros keseimbangan semesta tercipta, berkolaborasi membentuk kesesuaian kerja Loka Raya yang masih muda. Energi elektro-magnetis kosmos, melahirkan sebuah...