Pagi ini Zoe berangkat lebih pagi karena tidak ingin bertemu dengan Nic, si cowok aneh.
Zoe menggunakan skateboard untuk pergi ke sekolahnya. Tadinya ia ingin membawa mobilnya, namun karena masih pagi— Zoe memilih menggunakan skateboard, hitung-hitung olahraga pagi. Perjalanan menuju sekolah hanya membutuhkan waktu 15 menit jika ia menggunakan mobil. Yang artinya waktu sekarang akan sedikit lebih lama.
Ketika Zoe ingin berbelok, ia di kagetkan dengan suara skateboard lain di belakangnya. "Hai Zoe." sapa Nic yang juga ikut memakai skateboard.
Zoe berdecak. Niatnya ingin menghindar, eh malah ketemu. Sedangkan Nic malah senyum-senyum menatap Zoe. Zoe gak bisa kabur dari pengawasan Nic xixi. "Pagi banget tumben berangkatnya."
Zoe berdecak malas, di rasa-rasa sepertinya Nic halal untuk di telan hidup-hidup. "Gue bawa bekel nih, lo belum makan pagi kan?" tawar Nic menunjuk tas bekalnya.
"Gak minat," tolak Zoe tanpa menoleh kepada Nic.
Nic mengangguk singkat, tidak akan memaksa Zoe sekarang untuk menerima pemberiannya. Namun, cowok itu akan memberikan bekal ini saat Zoe sudah berada di kelas.
Sembari mereka berseluncur, Nic memperhatikan Zoe yang melakukan beberapa gerakan seperti Ollie. Kalian tau nggak? Dulu mereka sering nge-date lagi main skateboard. Nic nostalgia dikit kali ya, dulu tuh Zoe paling nggak suka kalau misalnya main skateboard di taman di pagi ataupun siang. Alasannya karena banyak anak kecil yang akan mengganggu kegiatannya. Zoe lebih suka main saat sore ataupun malam hari. Rasanya tidak seramai saat pagi atau siang hari, meski jika sore tetap akan ada anak kecil, namun tidak sebanyak itu.
Tanpa sadar mereka sudah mau sampai di sekolahan, Zoe memasuki pagar sekolah lebih dahulu. Lalu di susul oleh Nic di belakangnya. Nic mengikuti Zoe tanpa mengganggu gadis itu dengan semua ucapannya.
Nic hafal betul apa yang Zoe suka dan tidak suka. Bayangkan saja— ia mengejar cinta Zoe dari mereka kelas 7, dan baru mendapatkan gadis itu saat mereka mau SMA. Nic sebucin itu dulu, eh sampai sekarang sih.
Karena sekolah masih sepi, Zoe masih berseluncur di atas papannya di koridor. Barulah ketika Zoe sampai kelas, gadis itu menaruh skateboard-nya di sebelah mejanya.
Setelah itu Nic ikut datang ke kelas Zoe untuk memberikan bekal yang ia buat. "Zoe, jangan di buang ya." ujar Nic, setelah itu ia keluar dari kelas Zoe tanpa menunggu respon gadis itu.
Zoe menatapnya tanpa minat, gadis itu menghembuskan napasnya kasar, dan membawa tasnya ke atas meja untuk menjadi sandaran ia tidur sampai jam pelajaran di mulai.
***
Zoe membuka buku tulisnya, sekarang sudah mulai jam pelajaran pertama. Karena bosan, ia mencoret-coret halaman paling belakang buku. Tenang saja, Zoe sama seperti kalian semua kalau lagi bosan di kelas kok.
Bekal dari Nic masih ada di kolong mejanya, tidak berniat menyentuhnya sekali lagi.
Karena lagi asik-asik menyoret, ia sampai tidak mendengar jika ada murid baru yang memasuki kelasnya. Karena tiba-tiba saja ia yang tadinya duduk sendiri kini mempunyai teman sebangku.
Cowok dengan rambut hitam itu duduk di sebelah Zoe. Baru saja Zoe ingin menghadap ke arah lain namun murid baru itu tiba-tiba memegang tangannya, membuat gadis itu mengurungkan niatnya. "Mata pelajaran apa?" tanya cowok itu.
"Kimia," jawab Zoe singkat.
Cowok itu mengangguk setelahnya, "Gue Raever. Panggil Rae aja." Zoe menatap Raever, gadis itu masih menghargai teman sebangkunya. Maka ia mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nicotine
Teen FictionPertemuan itu bukan sekedar kebetulan, Zoe yang tidak peka atau Nic yang memang tidak terang-terangan? Nicotine; metafora; candu -Nicotine, by cacashya 2021 Published; 23 Desember 2021