6. Truth or Dare

21 2 0
                                    

Tiga orang cowok masuk ke dalam rumah Arsen tanpa membunyikan bel rumahnya. Mereka berjalan menaiki tangga menuju lantai dua, yang disana terdapat beberapa ruangan dan salah satunya adalah kamar Arsen.

Ya, siapa lagi jika bukan Alvin, Samudra dan Bima.

Tidak ada orang disana. Bima dan Samudra memilih untuk bermain playstation milik Arsen. Sedangkan Alvin sibuk mengutak-atikan ponselnya.

Mereka sibuk bermain sambil memakan camilan yang dibawanya. Mungkin suara teriakan heboh bisa terdengar hingga ke penjuru ruangan karena suara mereka yang besar.

"Licik lo Sam!"

"Apaan dah lo yang licik."

"Maju lo!"

"Yah, Kalah lagi gue."

Seseorang berjalan ke arah mereka yang sedang bermain. Cowok itu membuka jaket dan melemparnya asal ke atas kasur.

Alvin, Samudra dan Bima menghentikan aktifitasnya karena mencium bau yang sangat sedap.

"Aduh wanginyaaa," celetuk Bima.

"Ngapain lo pada kesini?" tanya Arsen.

"Kita mau bobo disini beb," jawab Samudra.

Alvin melihat kresek berisi martabak yang dipegang Arsen. "Buat siapa tuh?" tanyanya.

"Gauri."

"MAU DONG!!!" Bima langsung heboh ketika melihat Arsen membawa martabak kesukaannya.

"Gak. Balik aja lo semua," usir Arsen.

"Berani-beraninya ngusir tuan rumah," ucap Alvin.

"Ini rumah gue," kata Arsen.

"Eitss! Lebih tepatnya rumah nyokap dan bokap lo," tukas Alvin.

Memang ya, sifat Alvin tuh bisa berubah-ubah. Bisa cuek melebihi Arsen, ramah ke semua orang, cerewet melebihi Bima, bisa juga ceplas-ceplos sampai bikin orang nangis. Tergantung situasi dan kondisi juga siapa yang dia ajak bicara.

Arsen berdecak. Ia merebahkan dirinya diatas kasur dan mulai membuka ponselnya.

Arsen melihat banyak notifikasi dari ponselnya. Ia melihat nama yang yang tertera disana. Sudah dipastikan yang mengirim pesan sebanyak itu adalah Naya."Ck, gak bisa diem sehari apa ni bocah," batin Arsen.

Naya: hai arsennnnnn

Naya: sayangg

Naya: aku kangennnn banget banget bangett sama kamu

Naya: padahal tadi disekolah ketemu ya hehehe, besok ketemu lagi yaaaa

Naya: jangan cuek-cuek terus dongg

Naya: arsen kapan sih suka sama gue?

Naya: bisa-bisa gue berenti suka nih sama lo

Naya: eh, tapi gak bakal mungkin sih, kan cuma arsen satu-satunya yang ada dihati naya, xixixixixi

"Gila nih bocah," gumam Arsen. Ia lalu melanjutkan membaca pesan-pesan lain yang dikirimkan oleh Naya.

Disisi lain, Gauri uring-uringan sendiri dikamarnya. Ia kesal karena tidak berhasil mendapatkan barang yang disukainya. Padahal barang itu sangat Gauri inginkan sejak lama.

"Aduh, laper ..." gumam Gauri.

Ia melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul setengah delapan malam.

"Ini Arsen kok lama banget ya? Apa udah dikamarnya?" tanya Gauri pada diri sendiri.

Ia kembali mengguling-gulingkan badannya diatas karpet yang lumayan besar. Lima menit kemudian, ia duduk kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang