01: Rajendra alden gatravic

112 3 1
                                    

The only way to love someone else is to love yourself first.

__________

       Rajendra Alden Gatravic adalah sosok CEO Perusahaan besar, lelaki itu selalu menggunakan jas hitam saat pergi ke perusahaannya. Kini, ia sedang mengotak atik laptopnya dan sesekali ia mengecek ponselnya, entah apa yang ia tunggu, tapi memang kenyataannya begitu. Lelaki itu sedang menunggu pacarnya datang.

       Alden masih fokus menatap layar monitornya, ia tak sadar seorang wanita membuka knop pintu dan masuk dengan membawakan bekal mewah, terlihat steak daging yang sangat lezat disana. Wanita itu meletakkan bekal nya diatas meja Alden, lalu tangannya meraih pundak Alden hingga membuat lelaki itu tersentak kaget.

       "Shit!" umpatnya kaget.

       "Kamu fokus banget, Al." ucap wanita itu, lalu ia duduk di paha Alden.

       "Duduk di sofa, jangan disini." cetus Alden tidak menyukai pacarnya ini duduk di dekatnya.

       Alisya memanyunkan bibirnya kesal, ia melontarkan sikap itu untuk pacarnya yang sangat dingin dan membawa kesan seperti psikopat. Lalu, wanita bernama Auristela Alisya Lesham Shannete itu menarik bangku roda, ia mendekatkan dirinya dengan Alden.

       "Sayang, aku bawain kamu makanan nih." Alisya membuka bekalnya, lalu ia menyodorkan satu suapan sendok kehadapan bibir Alden, lelaki itu masih tak henti-hentinya menatap layar monitor tanpa memperdulikan Alisya disitu.

       Alisya yang menyadari sikap Alden, ia meletakkan suapan sendok pertama, lalu ia menarik lengan Alden dan bersandar disebelah Alden. "Kamu masih marah sama aku?" tanya Alisya.

       Alden terdiam sebentar, lalu lelaki itu melepaskan genggaman tangan Alisya. "Siapa yang gak marah ngeliat pacarnya pelukan sama cowo lain?" cetus Alden dengan sorotan mata yang tajam.

       Alisya tersenyum sebentar, ia berdiri dan menatap awan yang cerah dari balik jendela Perusahaan Alden. "Aku cuma pelukan sama ciuman doang kok. Lagian kamu gak harus diemin aku begini." jawab Alisya tanpa merasa bersalah.

       "Doang?" tanya Alden yang amarahnya sudah memuncak. "Aku aja gak pernah perlakukan kamu begitu!" bentak Alden.

       Alisya membalikkan tubuhnya, ia mulai menggoda Alden dengan duduk di atas meja, tepat di hadapan Alden. Wanita itu mengeluarkan jari telunjuknya, lalu ia memainkan dagu Alden dengan santai.

       "Terus, kamu mau?" tanya Alisya yang membuat bulu kuduk Alden berdiri.

       Alden tertegun, ia menepis jari telunjuk Alisya, lalu lelaki itu berdiri, meraih kunci motornya yang bernilai sangat mahal.

       Alden tertegun, ia menepis jari telunjuk Alisya, lalu lelaki itu berdiri, meraih kunci motornya yang bernilai sangat mahal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang