"Melupakan hanyalah soal waktu, cepat atau lambat, pada akhirnya ending akan tetap sama. Mungkin bisa jadi terganti oleh orang yang lebih baik dari sebelumnya."
__________
Sebelum baca, budayakan vote dulu, follow dulu, baru lanjut...
__________
"Pak Alden, Saya mau bicara." Dira menarik lengan Alden yang saat ini hendak pergi dari sana. Setelah kejadian tadi, Alden kembali ke kantor untuk mencari kalung liontin milik mantan pacarnya itu. Bahkan sampai sekarang ia masih belum menemukannya.
"Kamu pulang sendiri saja, saya hari ini menginap dengan beberapa karyawan lain." jawab Alden, tampaknya lelaki itu masih merasakan amarah yang meledak.
"Tapi pak..." belum saja Dira menyelesaikan perkataannya, Alden kini menyoroti Dira dengan tatapan tajam.
"Pergi!" jawab Alden ketus.
Ia tak sadar jika ucapannya sendiri membuat Dira sakit hati, wanita itu terdiam sejenak, air mata hampir tumpah dari pelupuk matanya, ia masih menahannya agar tidak meluncur segera, lalu Dira menarik tas nya. "Permisi."
Dira keluar dari kantor, ia melirik arlojinya yang sudah menunjukkan hampir jam 12 malam. Dira sebenarnya takut pulang sendiri, tapi permasalahan tadi siang membuatnya tak bisa berbaikan dengan Alden.
"Pulang naik apa ya, mana hp lowbat lagi." lirih Dira kesal. Air matanya mulai meluncur, lalu ia mengecek ponselnya untuk meminta jemputan.
Baru saja mengecek ponsel, tiba-tiba satu mobil sudah terparkir jelas di hadapan Dira. Wanita itu terus menatap pemilik mobil, seperti tidak asing, dia adalah Pak Rino.
"Kok belum pulang?" tanya Rino dengan senyuman.
Dira hanya membalasnya dengan senyuman kembali, ia tak tau harus menjawab apa sekarang.
"Pulang bareng saya aja, mumpung satu arah." Rino menawarkan Dira tumpangan.
Bagaimana bisa lelaki itu berkata satu arah? Sedangkan Dira dan Rino baru saja berkenalan tadi pagi saat berjumpa. Dira curiga, ia sebenarnya takut pulang dengan Rino, namun ia lebih takut lagi jika kedua temannya itu mencarinya dan apartemen segera ditutup.
Dira berpikir keras. Lalu beberapa detik berpikir, wanita itu berdiri. "Oh boleh, kalau begitu saya pulang sama Pak Rin...." belum saja menyelesaikan pembicaraan itu, seorang lelaki menyerobot begitu saja beberapa kata.
"Kamu pulang sama saya aja." Alden datang menarik tangan Dira.
Dira tersentak, ia menatap manik mata Alden yang saat itu benar-benar lelah dan tak bisa diungkapkan. Tangan Dira langsung ditarik oleh Alden, lalu ia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.
"Pak, tadi itu Pak Rin..."
"Saya tau." spontan Alden menjawab.
Dira hanya bisa mengunci mulutnya rapat-rapat saat berdua dengan lelaki ini di dalam mobil.
"Saya sudah bilang, jangan dekatin Rino." kini Alden mulai memarahi Dira, habisnya lelaki itu sudah memperingatkan Dira tentang Rino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alden
Mystery / ThrillerBagaimana jika seorang lelaki kejam, kaya raya dan dingin bisa menjatuhkan hatinya pada seorang wanita polos dan terlahir dari keluarga biasa? Terdengar seperti tidak mungkin, namun itu memang terjadi di kehidupan Alden. Banyak sekali teka teki, mis...