BAB 1

284 104 48
                                    

"Kapan aku bebas dari neraka ini? Apa kehadiranku tidak diharapkan di rumah ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kapan aku bebas dari neraka ini? Apa kehadiranku tidak diharapkan di rumah ini?"

Suara benda yang dilempar ke segala arah membuat gadis itu ketakutan. Sepulang dari sekolah, dia hanya mengurung diri di kamarnya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Tubuhnya gemetar, saat mendengar pintu kamarnya digedor keras dengan segala emosi.

"Keluar kau bocah. Ke mana kau sembunyi. Kau harus habis olehku saat ini juga," ucapnya dengan tawa iblis.

Gadis itu semakin merapatkan tubuhnya di dalam lemari dengan selimut yang menutupinya. Suasana yang dia hadapi saat ini seperti dia yang sedang melakukan perannya dalam sebuah film horor. Tapi, jika boleh berpendapat, apa yang dia alami sekarang jauh lebih menyeramkan.

"Hey, aku menemukanmu. Sini, keluar dan temani kakakmu."

Rupanya, kakak gilanya sedang tak sadarkan diri. Gadis itu takut dan berusaha mendorong Rion yang berusaha memeluknya. Dia sangat takut jika kakaknya sudah dalam keadaan buruk seperti itu.

"Lepaskan aku! Sadarlah, Kak! Aku adikmu!" bentaknya.

"Clarissa!" gadis itu tersentak.

"Oh, jangan takut. Kau hanya perlu temani aku. Dia sudah membuatku gila. Jadi, kau harus menenangkanku. Adik pintar," tangannya mengusap kepala Clarissa.

"Cukup, Kak. Aku muak dengan sikapmu. Kenapa kau lampiaskan kemarahanmu padaku? Aku lelah, Kak."

"Kau mau tahu kenapa?" Clarissa sesenggukan.

"Karena kau, hidupku berantakan. Karena kau, dia meninggalkanku."

"Kau berkata apa? Apa pentingnya gadis yang suka berkeliaran malam seperti dia? Apa kau terlalu bodoh?"

Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Clarissa. Rion menampar Clarissa. Tamparan keras itu membuatnya sadar, jika Clarissa adalah orang yang tidak diharapkan di keluarganya. Dari dulu, Clarissa hanya diperlakukan seperti ini. Tak ada satupun yang melirik ke arahnya.

Rasa panas menjalar di area wajah Clarissa. Gadis itu memejamkan matanya saat dia merasakan darah yang keluar dari mulut akibat tamparan itu. Clarissa panik dan segera mundur saat melihat perubahan sikap Rion.

"Darah. Kelihatan luar biasa." Rion mendekat ke arah Clarissa. Tak ada celah melepaskan diri untuk Clarissa.

"Kak Rion, hentikan ini. Aku adikmu. Apa kau mau membunuhku?"

Clarissa ketakutan dan dia berteriak minta tolong tapi, sayang karena tidak akan ada yang mendengarnya. Gadis itu melihat ke arah pintu yang terbuka. Rion tampak mengambil sebuah pisau. Kesempatan emas bagi Clarissa untuk melarikan diri.

Dia mengendap-endap untuk meraih pintu. Namun, karena kecerobohannya dia menabrak vas bunga yang ada di dekat pintu. Rion sadar dan segera mencegah Clarissa keluar.

I Need U [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang