BAB 4

101 77 26
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Nafas memburu meramaikan sebuah kamar mandi yang sedang ditempati seorang gadis. Clarissa terduduk lemah dengan sandaran dinding kamar mandi. Dadanya sesak dan tidak bisa mengambil pasokan udara dari luar. Semua tenaganya terkuras habis. Tubuh yang tidak bisa gunakan untuk menopang badan, membuat Clarissa terkulai lemas tak berdaya.

"A-aku, pa-pasti bisa---" ucapnya terbata.

Tangannya mencoba meraih dinding yang ada di dekatnya. Kakinya dia paksakan untuk berjalan hingga sesampainya di depan pintu, Clarissa bisa mendengar suara seseorang yang sedang berjalan ke kamar mandi tempat ia berada.

"Permisi, apa ada orang? Aku ingin ke dalam jika tidak ada."

Clarissa mengambil nafas sebanyak-banyaknya. "Iya, sebentar. Aku akan keluar. Kau tunggu saja di situ." Clarissa tersenyum karena ia bisa mengendalikan diri.

"Clarissa, apa itu kau?" tanyanya.

"Hah, iya. Ini aku. Menjauhlah dari pintu atau kau akan terdorong karena aku buka pintunya."

Clarissa membuka pintunya dan kemudian merapikan baju yang ia gunakan. Saat kambuh, dia memang selalu membuka bajunya sedikit agar pasokan udaranya bertambah. Jadi, oleh karena itu dia suka mengenakan kemeja.

"Aku harap kau sudah membersihkannya. Jangan kau buat kamar mandiku kotor."

"Oh, ini kamar madimu. Sandy, dengarkan aku. Sayangnya, aku bukan gadis yang jorok seperti itu. Sudahlah, kau teruskan saja aktivitasmu. Jika sudah, datang ke dance room. Kita latihan." Clarissa melangkahkan kakinya dan kemudian berbalik lagi.

"Oh, iya. Jangan lupa siram bekasmu."

"Hey, ini punyaku! Ini tempatku, jadi sudah pasti aku bersihkan!" teriaknya.

"Tapi, apa aku salah dengar? Aku mendengar suara sesak nafas di kamar mandiku. Apa dia kesakitan?" gumam Sandy.

####

Nathan sedang membaca bukunya sambil menunggu yang lain berkumpul bersama dengan Sandy yang sedang memegang boneka kesayangannya. Sedari tadi, Nathan merasa jika Sandy ingin mengatakan sesuatu. Sudah beberapa kali, dia memergoki Sandy berkali-kali menghela nafas.

"Hyung, apa kau ingin mengatakan sesuatu?"

"Syukurlah, kau sadar. Aku ingin mengatakan ini dari tadi. Tapi, kau asyik dengan pacarmu itu. Aku doakan pacar sungguhanmu juga sebuah buku," kesalnya.

"Astaga, Hyung. Kau tidak perlu mengejekku. Kenapa kau tidak memanggilku?"

"Aku takut mengganggumu. Jadi, aku tidak berani." Sandy meminum minuman yang ada di hadapannya. "Bisa aku mulai?" tanyanya meminta persetujuan.

I Need U [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang