BAB 7

93 61 28
                                    

"Terkadang, hidupmu tidak harus selalu berada bersama bintangmu. Tapi, kau juga harus ada bersama dengan beberapa duri walaupun itu sakit. Aku akan menjadi bintangmu yang ke delapan setelah tujuh yang merupakan akarmu."

~Clarissa~

Pagi ini, Star Entertainment menjadi sepi. Tidak seperti biasanya yang tak pernah ada kata sepi karena tingkah beberapa member Seven Gold yang jahil kepada staff ataupun penghuni yang ada di situ. Tanpa sadar, suasana itu membuat Sandy merasa kehilangan. Namun, ini semua adalah salahnya.

"Adik-adikku, ayo kemari! Kita sarapan dulu!" teriaknya memanggil semua member Seven Gold.

Namun, beda dari biasanya. Mereka keluar tapi, tidak melirik Sandy sedikitpun. Mereka justru meminta Marvel untuk membuatkannya sarapan pagi. Sandy sadar, jika mereka masih menganggapnya salah.

"Marvel, aku sudah buatkan makanan. Ini adalah kesukaan kalian semua. Sayang, kalau tidak di makan," ucapnya tersenyum.

"Aku tak rela bibirku menyentuh makanan dari penghianat sepertimu. Maaf saja, lebih baik kau buang makananmu itu," sarkas Marvel.

Jujur saja, semua yang dikatakan oleh Marvel sangat menyakiti hati Sandy. Matanya berkaca-kaca dan hampir saja luruh jika saja tidak ada sebuah tangan yang mencengkeram bahunya. Sandy menoleh dan menemukan sebuah senyum yang akhir-akhir ini menjadi sandarannya dan semangatnya saat semua orang membencinya dan mengatakannya penghianat.

"Clarissa, kau bergabunglah dengan yang lain di sana. Tunggu beberapa menit, makanan akan siap." Marvel menatap Clarissa.

"Nona pingsan, kemari. Aku ada cerita untukmu," sahut Ten.

"Tidak. Aku akan makan sarapan dari Sandy. Aku tidak suka menunggu jika sudah lapar."

Sandy ingin berbicara namun, Clarissa justru menarik tangannya. James menatap Clarissa dan Sandy tidak suka. Dia segera melahap sarapannya dan kemudiannya masuk ke dalam kamarnya diikuti oleh Jeno dan Ten. Begitu juga dengan Hans dan Nathan, dua pria itu tidak sarapan sama sekali dan lebih memilih untuk bermain ponselnya.

"Clarissa, kenapa kau begini? Tidak seharusnya kau makan sarapan dari penghianat sepertiku. Aku...."

"Sandy, cukup jangan katakan itu! Kau bukan penghianat! Kau adalah Sandy seven gold. Kau adalah Sandy, bintangnya seven gold!" bentak Clarissa menyadarkan.

"Tapi, mereka benar. Aku penghianat," ucap Sandy.

"Tidak, kau bukan penghianat. Cukup jangan bicara seperti itu," ucapnya.

Karena tidak ingin menangis dan bersedih melihat Sandy yang tertekan, Clarissa keluar dari agensi dan menyalakan mobil untuk ia kendarai. PD-nim juga sudah mengabarinya soal kasus yang Sandy alami saat ini.

"Clarissa, sekarang kau ikut denganku ke suatu tempat. Kau pinjam mobil staff dan segera ikuti mobilku. Kau mengerti?" tanya PD-nim.

"Tapi, Sandy...."

"Sudah, jangan kau pikirkan dia dulu. Ini semua akan berakhir. Kau tahu?"

#####

Suasana gedung sangat ramai saat PD-nim masuk ke dalam sana. Semua kamera menyorot setiap gerak-gerik PD-nim tanpa terlewat sedikitpun. Bahkan, jika sedang melamun atau apa pun cahaya kamera itu masih saja menyorotnya. Clarissa bisa merasakan sesusah itu jadi idol.

"Untung saja, aku bukan seorang idol. Tidak mau jika setiap hari begini," gerutunya.

PD-nim duduk di kursi untuk melakukan klarifikasi soal Sandy. Dia menyuruh Clarissa untuk mengamatinya dari kejauhan. Dia takut jika Clarissa juga ikut ditarik dalam masalah ini.

I Need U [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang