Глава вторая

2.1K 213 22
                                    


Kriuuukkk, kkrriuuuk!”

Pemuda berkostum beruang madu tengah menikmati snack bergambar kentang goreng— walau ekstrak kentangnya sedikit, tetapi ia menikmatinya tanpa melepaskan topeng kepala beruang tersebut. Tanpa ia sadari, pemuda berkostum kelinci putih bercak merah berada tepat di belakangnya.

Bannggg!”

Sebatang besi digenggam kelinci sengaja ia jatuhkan, menghasilkan suara lantang nan mengejutkan si beruang. "Sialan, Jaem!"





Five Years Ago





Pemuda berkostum kelinci membuka topeng kepala kelinci— rupa mengkilap basah begitu menambah kesan seksi dan panas secara bersamaan.

"Apa?" Tanya Jaemin dingin.

Haechan juga ikut membuka topeng kepala beruang— tatkala rupawan pemuda bersurai hitam berdecih penuh kekesalan, membanting topeng kostum beruang dan menatap jengkel ke arah Jaemin.

"Kau tahu, barusan aku sedang menonton acara menarik di televisi itu." Kata Haechan menunjuk ke arah televisi menayangkan 'Rainbow Bar'.

Respon Jaemin mengangkat sebelah alisnya, sebelum bertanya lagi pada Haechan. "Acara apa yang kau tonton?" Tanya Jaemin penasaran.

"Kau pernah menonton film 'IT'. Oh tidak! Itu terlalu jadul, bagaimana dengan film 'Stitches' tahun 2012?" Tanya Haechan antusiasme.

Jaemin hanya mengangguk sebagai respon dari pertanyaan Haechan. "Pernah, tapi aku lupa." Dusta Jaemin sembari melepaskan kostum kelincinya.

"Kalau 'IT' dan 'Stitches' berkisah hampir serupa menurutku, mereka sama-sama hantu badut yang ingin menjadikan anak-anak kecil sebagai budaknya. Kalau film Stitches, badut itu seperti menuntut balas dendam karena sewaktu kecil dengan tidak sengaja anak-anak itu membunuhnya. Menyeramkan, bukan?"

Jaemin menyisir rambut basahnya ke belakang. "Apa acara yang kau tonton barusan seperti itu?" Tanya Jaemin lagi; mengenakan sarung tangan bedah sembari memperhatikan garis wajah antusias Haechan.

"Mereka seperti badut biasa, bekerja menghibur anak-anak di siang hari, dan menjadi malapetaka di malam hari. Kedua badut itu akan mengatakan kalimat dengan serentak."

"Kalimat apa?" Tanya Jaemin lagi.

"Make A Wish." Balas Haechan tersenyum tipis.

Jaemin tersenyum miring sekilas, sebelum ia mengikis jarak diantara keduanya dengan garis wajah datar."So, Lee Haechan. Let's grant their wish right now."

Usai mengatakan kalimat penuh mantra, Jaemin mengambil langkah mundur sembari memperhatikan garis wajah, dan menantikan atmosfer dingin membelenggu terpancar di tubuh bongsor Haechan yang masih mengenakan atribut badut.

"Lee Haechan." Panggil Jaemin dingin.

Haechan merunduk kepalanya dalam sembari menutup kedua pendengarannya. Ia berharap suara Jaemin mengurang, tetapi sayangnya suara Jaemin semakin menggema di dalam pikirannya sendiri.







Mereka tak ingin menjadi temanmu, ya? Ada aku, namaku Jaemin.’

Rentetan kilasan balik berputar di otak Haechan—pandangannya mengabur, tetapi tidak dengan tubuh tegap Jaemin yang sedang diam memperhatikannya.





BLUT, SCHWEIB UND TRANEN🔞✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang