Salam Sama Keluarga (1)

1.1K 79 54
                                    

Alesha Chaira Zahra, gadis yang kini sedang sibuk mondar mandir dari kelas ke kelas yang lain. Disaat anak laki-laki sedang melaksanakan shalat jum'at, sedangkan gadis itu sibuk memantau para anggotanya. Alesha memiliki tanggung jawab sebagai wakil ketua keputrian disekolah. Keputrian adalah kegiatan siswi yang dilaksanakan saat para murid laki-laki sedang melaksanakan sholat jum'at, biasanya diisi dengan membaca surat Al-Kahfi sampai mendengarkan ceramah sesuai tema yang sudah ditentukan.

"Ini Kak Dina pake udah lulus segala, jadi wakil tanpa ketua," gerutunya sambil berjalan di koridor sekolah. Ketua keputrian adalah Dina Lestari ia sudah lulus semester lalu. Sekarang adalah semester pertama bagi Alesha dikelas 12.

Alesha memutar gagang pintu kelas 10 akuntansi. Benar sekali mereka sedang menyaksikan video ceramah yang ditampilkan menggunakan proyektor.

"Cha, ini total akhwat yang ada di kelas ada 15 orang. Tapi diabsen ada 16 orang, ini gimana nih Cha? Diemin aja atau gimana?" Tanya Gita sambil menyodorkan selembar kertas.

"Videonya kapan selesai?"

"Dik... Nahh itu selesai videonya,"

Alesha yang tadi hanya berdiri di dekat pintu kini sudah berada di depan kelas sambil memasang wajah tegasnya. Tidak lupa tanganya juga bergerak mengitung total siswi perempuan yang hadir.

"Total dikelas ini ada 15 orang yang hadir, tapi kenapa diabsen ada 16 orang ya?  Kalian mau menipu saya atau gimana? Saya tidak akan mencari tahu siapa orangnya, saya butuh sebuah kejujuran. Setiap kalian melakukan kegiatan keputrian akan saya dokumentasikan dan saya serahkan ke pihak Rohis. Saya yang akan bertanggung jawab atas kegiatan ini. Kalian ini jurusan akuntansi, yang dimana nanti kejujuran akan sangat penting di bidang kalian," Alesha memberi jeda untuk semua siswi untuk memahami perkataanya.

Alesha menarik nafas untuk  meredamkan emosinya. Ia harus berbicara secara tegas bukan dengan emosi. "Sebelum saya akhiri kegiatan ini, ada yang ingin ditanyakan?" bukannya melanjutkan perkataan sebelumnya ia malah menyudahi keputrian minggu ini.

"Kak saya mau tanya, kenapa harus ada kegiatan keputrian? Kan ini jam istirahat," tanya salah satu siswi berkacamata yang duduk didekat jendela.

"Jawabannya biar adil. Kenapa biar adil? Kamu tahu kan jadwal keputrian sama seperti jadwal shalat jum'at. Para akhwat tetap dikelas mengikuti keputrian dan para ikhwan harus bergegas ke masjid untuk sholat jum'at, keputrian hanya 30 menit setelah itu kalian boleh istirahat," ia seperti dejavu, pasalnya pertanyaan siswi tersebut sama seperti pertanyaan yang ia ajukan ketika ia masih dikelas 10, dan ia menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sama.

"Oke ngga ada pertanyaan lagi, saya kira cukup sampai disini pertemuan kita. Insha Allah kita akan di pertemukan diminggu selanjutnya. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,"

Alesha langsung keluar dari kelas, belum jauh dari kelas akuntansi ada yang menepuk pundaknya. "Kak maaf sebelumnya, saya yang nulis nama teman saya. Padahal dia enggak hadir keputrian. Saya minta maaf sekali lagi kak," Alesha tersenyum melihat siswi tersebut, kejujurannya sangat ia acungi jempol.

"Engga apa kok, saya memaklumi hal itu. Terima kasih banyak ya karena kamu udah mau jujur sama saya. Sekarang, kamu coret nama temen kamu yang tidak hadir ya,"

Alesha memberikan kertas absensi yang sudah ia lipat lipat. "Ini kak sudah saya coret, saya janji sama kakak ngga akan seperti itu lagi," ucapnya dengan semangat.

"Janji sama diri kamu sendiri ya, jangan janji sama kak Alesha. Dia suka lupa sama janji," Gita yang dari tadi diam kini ikut menyambar obrolan mereka berdua.

"Karena kamu sudah jujur, kamu gratis makan soto bu Inem dikantin. Nanti bilang aja wakeput yang bayar,"

"Terimakasih banyak kak," siswi tersebut langsung pergi menjauh. Sepertinya ia langsung ke kantin untuk memesan soto gratis untuknya.

Sudah Terikat JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang