setelah sekian jam, akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi membuat yang tadinya tidur langsung bangun, yang lemas lesu lunglai langsung semangat. mereka ber enam pun bergegas ke parkiran untuk mengambil motor mereka dan bergegas pulang. saat melewati parkiran sepeda, netra Bumi melihat mentari kebingungan membetulkan rantai sepedanya yang lepas. dia pun berinisiatif membantu Mentari.
"hai, butuh bantuan gak? soalnya aku lihat dari sana kamu kelihatan kesusahan benerin rantai kamu" ucap Bumi dengan senyum terpatri di bibirnya.
"iya, hai. ehh enggak usah kok gapapa kok nanti ngerepotin, lagian ini ntar lagi juga udah beres mungkin"
"enggak kok sama sekali nggak ngerepotin, tangan kamu udah kotor banget dan gaada progress di rantai sepeda kamu. yakin gamau dibantu?" tawar Bumi sekali lagi
"emm boleh deh hehe kalau enggak ngerepotin. Tapi apa kamu ga keburu pulang?" "parkiran udah mulai sepi loh"
"enggak kok santai aja, aku ga keburu pulang." Bumi pun mulai memasang kembali rantai sepeda Mentari. Tak lama kemudian, rantai telah selesai dipasangkan dan sepedanya sudah bisa digunakan kembali.
"anyway makasih banget loh udah bantuin aku"
"iya no problem kok, santai aja. Btw nih bersihin tangan kamu make tissu basah" ucap Bumi sembari merogoh tas nya untuk mengambil sekotak tissu basah dan menyodorkannya ke Mentari.
"arigatou, btw kita belum saling kenal kan. aku Mentari Lituhayu, panggil aja Mentari, salam kenal"
"emm iya, aku Bumi Arkatama, panggil aja Bumi. aku kelas 11 mipa 1"
"oh ya?kamu anak mipa?sama dong, aku mipa juga, 11 mipa 4 tepatnya. Tapi kok aku gapernah lihat kamu ya?" tanya Mentari dengan bingung
"entahlah, mungkin aku lagi keluar kelas waktu kamu ke kelasku"
"hmm, iya juga sih. okay thanks a lot for your help sir. aku harus cepat cepat pulang. kamu pulang juga sana, sekolahnya udah sepi banget. byee" Mentari melambaikan tangannya ke Bumi sambil berlalu meninggalkan Bumi. Bumi tidak bisa lagi menahan senyumnya yang lebar karena akhirnya Mentari mengetahui namanya dan tadi mereka sempat bercakap cakap sebentar. Bumi melihat ke sekitarnya, dirasa cukup sepi dirinya berjalan ke motornya dengan sesekali melompat karena merasa sangat bahagia. sederhana memang, tapi membuat rasa menggelitik itu hadir lagi di diri Bumi.
Bumi pun menyalakan motornya dan bergegas pulang.
"assalamualaikum maa, kakak pulang" teriak Bumi saat masuk ke dalam rumahnya
"waalaikumsalam. jangan teriak kakak ih, kebiasaan. Udah sana cepet naik ke kamar terus bersih bersih, badan kamu udah bau asem" sang mama pun berkata sambil menutup hidungnya dan mendorong anaknya agar pergi ke kamarnya
"iya mamaa, iyaa. Tapi ma, kakak mau cerita loh ke mama tentang sesuatu"
"iya ceritanya nanti aja, kamu bersih bersih dulu. kalau badan kamu udah bersih terus kamunya udah sholat baru turun sini cerita ke mama"
"siap laksanakan komandan mama" Bumi memperagakan hormat seperti prajurit yang hormat kepada atasannya lalu menjalankan perintah mamanya.setelah bersih bersih dan sholat, Bumi turun menemui mamanya di ruang tengah. Bumi langsung merebahkan dirinya di sofa dengan berbantalkan kaki mamanya.
"ma, kakak mau cerita nih ya. seminggu yang lalu kan kakak jalan jalan, terus di perempatan deket apotek itu mama inget kan kalau di sana ada halte. nah kakak itu mau jalan jalan lewat sana, tapi ada cewek ma. dia cantik banget, dia senyum sambil lihat ke langit. malam itu kan banyak bintangnya"
"iya, terus gimana kak"
"nah senyum dia tuh maniiis banget ma, gula se pabrik aja kalah kayaknya. nah kakak kira kan kalau udah di situ aja kakak ngelihat dia. abang udah ga berharap ketemu dia lagi sih. eh tau taunya satu sekolah dong ma."
"ternyata dia berprestasi banget ma. dia wakil ketua osis, suka menang olimpiade fisika sama matematika, ketua ekskul juga. tapi dia se aktif itu, bisa bisanya kakak enggak tau dia"
![](https://img.wattpad.com/cover/296381247-288-k752310.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan Bumi
Teen FictionBumi berjalan menelusuri jalanan malam hari sembari mendengarkan lagu dari earphone nya. Lagu bertajuk kamus hidupku yang dilantunkan oleh band Sheila on7 mengalun di telinganya. Sesekali lelaki itu menyanyikan penggalan lirik di lagu itu dengan sua...