01. Pertemuan pertama
***
Kelna kembali, ia mendekati pemuda itu, namun sebuah suara besar dan berat memasuki gendang telinganya.
"Kau apakan putra saya?!"Kelna menoleh, di situ mendapati sosok pria dewasa namun masih terlihat sangat tampan. Bibirnya membuka sedikit melihat wajah tampan pria itu, itu seperti..seperti pria tampan tapi duda! ya..tidak salah lagi.
"Hey!"sentakan dari pria itu berhasil membuat Kelna tersadar, Kelna langsung merapihkan penampilannya lalu dengan gayanya yang sok anggun berucap, "Yaa? ada apa ya?"
Pria di hadapannya terlihat berdecih, tatapan tajam pria itu sedikit membuat Kelna takut, ah tidak bukan sedikit tapi sangat banyak.
"Apakah kau tuli huh?"ejek pria itu dengan senyuman sinisnya. Kelna melotot mendengar penuturan kata pria itu. Ia menggulung baju lengannya, lalu berkacak pinggang dan hilanglah sudah keanggunannya tadi.
"Apa kau bilang?! saya tuli?! bener-bener harus dikasih pelajaran ya!!"Kelna melototi pria itu sambil mendongak karena tinggi pria itu yang melebihi dirinya.
Pria di depannya tersenyum mengejek. "Mengapa? bukankah itu memang bener hm? dan juga.."pria itu sengaja menggantung ucapannya, "Kau sangat pendek, tidak akan bisa memberiku pelajaran!"lanjutnya.
Kelna emosi, pria di hadapannya bener-bener menyulut emosinya. Sedangkan lelaki yang habis jatuh dari motor itu terlihat menghela nafasnya. Lalu ia berdiri dan menghampiri kedua manusia berbeda kelamin itu dengan jalan yang sedikit terlatih-latih.
"Dad! udah, bukan salah dia,"pria dewasa itu menoleh, ia langsung menghampiri putranya melewati Kelna.
"Apakah kau baik-baik saja? tidak ada yang terluka kan?"Kelna bingung, pria itu menanyakannya bukan dengan ekspresi khawatir, melainkan dengan ekspresi datarnya. Dan hal itu membuat Kelna kesal ingin menoyor kepala pria dewasa itu.
"Zidan baik, udah ayo kita pulang,"ajak Zidan. Tapi langkah lelaki itu berhenti membuat sosok yang menjadi Daddynya mengernyitkan dahinya bingung. Zidan menoleh menghadap Kelna, ia tersenyum tipis. "Makasi udah ngobatin,"setelah itu ia pergi diikuti oleh Daddynya.
Kelna hanya mengangguk, matanya masih menatap kedua lelaki yang berbeda usia itu. Wajahnya tidak ada mirip-miripnya, hanya bibir, hidung, dan rahangnya saja yang mirip.
"Itu cowok yang jadi Bapaknya siapa sih? ngeselin amat, untung ganteng. Kalo kagak udah gue kasih jurus tinjuan gue sih,"ucapnya pelan dengan raut wajah yang kesal, lalu ia pergi dari Cafe itu.
•••
DUGH DUGH DUGH
"KELNA BANGUN KAMU!!!! UDAH PAGI INI, MAU TELAT HARI PERTAMAMU KERJA HAH?!!"Ayu dengan bar-barnya memukul-mukul pintu kamar Kelna yang membuat gadis itu merasa terusik.
"KELNA! BANGUN KAMU! YA ALLAH PUNYA ANK GADIS GINI AMAT! KALO KAMU MASIH GA MAU BANGUN, MAMAH BUANG BONEKA IKAN KAMU ITU!!!"ancam Ayu dengan berteriak, tangannya sudah memegang sapu. Dan..berhasil, gadis itu langsung bangun dan membuka pintu kamarnya dengan keaadan setengah sadar. Jalannya pun seperti orang mabuk.
"Heumm? apa sih Ma? aku ngantuk loh,"ucap Kelna lemas. Mulutnya sesekali menguap, Ayu yang melihat kelakuan anaknya menggelengkan kepalanya.
"Itu mulut tutup kalo nguap, ntar ada lalat masuk tau rasa lo! sana geh mandi, bau jigong kamu. Liat juga nih sekarang udah jam berapa? jam 6! katanya hari ini hari pertama kamu kerja di Cafe, gimana sih!"mendengar penuturan Mamanya membuat mata Kelna langsung segar seketika.
Matanya membola, mampus! ia lupa jika hari ini merupakan hari ia pertama ia bekerja. Bisa-bisa ia dipecat duluan ini.
Tanpa sepatah kata, Kelna langsung menutup pintu kencang yang membuat Ayu berjengkit kaget. Tangannya mengelus dadanya pelan. "Dasar anak itu! awas aja Mama kasih pelajar buat kamu nanti!"
•••
Kelna sedang kelimpungan sekarang, ia sudah menunggu angkot sejak 5 menit yang lalu. Namun masih saja tidak ada angkot yang lewat sini, dan hal itu semakin membuatnya panik bukan main.
Ia melihat jam di pergelangan tangannya, jam menunjukkan pukul 06.30 yang artinya hanya ada waktu 20 menit lagi. Karena kesal menunggu angkot yang tidak datang pastinya, Kelna berlari.
Tidak peduli dengan orang-orang yang melihat ke arahnya, yang terpenting ia bisa sampai di tempat kerja sebelum waktunya habis.
"Mampus gue, sial banget sih argh!"Kelna terus berlari, jarak dari Cafe yang ia tuju sampai rumahnya memang cukup jauh.
"Kalo tau gini gue gak akan nolak tawaran Bang Deva buat ajarin gue naik motor, kan jadi ribet sendiri gue. Semoga aja gue gak telat deh,"lanjutnya sambil berlari.
Kelna masih belum menyerah berlari walau pinggangnya yang sebelah sudah terasa nyeri. Apalagi ia hari ini belum makan sama sekali, sudah pasti maagnya kambuh.
"Jangan sekarang dong, please.."
Akhirnya Cafe yang ia tuju-tuju sampai juga, berdiri di depan Cafe itu sambil mengatur nafasnya. Ia mengelap keringatnya dengan sapu tangan yang ia bawa dari rumah.
Matanya melirik ke arah jam tangannya, sekarang jam menunjukkan pukul 06.35 yang artinya ada waktu 5 menit lagi. Kelna melangkahkan kakinya masuk, saat masuk ia menjadi pusat perhatian para pegawai Cafe.
"Lu kenapa Kel? keringatnya deres banget kek ujan,"celetuk Nurul, salah satu orang yang sudah lama bekerja di sini.
"Hooh, bener tuh kata sih Nurul. Lu abis lari ya? soalnya kecirian banget, nih ambil minuman gue. Pasti haus kan? minum aja, tenang gue punya lagi kok,"yang berbicara barusan itu Niko, salah satu teman alumni SMA nya. Dia dan Niko tidak deket-deket sekali, juga tidak kenal banget. Jadi ya..kek biasa-biasa aja gitu.
Kelna bebrinar, ia langsung mengambil botol minum dari Niko. "Thank you Nik, lu emang yang terbaik deh!"
Setelah habis minum, ia langsung bertanya pada mereka. "Ruang bossnya di mana? gue kan kemarin disuruh ke sana buat ngenalin diri,"
Davit menoleh, jari telunjuknya menunjuk ke arah pintu bercat cokelat dengan ukiran kayu yang indah. "Tuh di situ, kebetulan bossnya juga udah datang. Jadi otomatis pasti dia lagi nunggu lu,"
Kelna mengangangguk, ia berterimakasih pada Davit. Setelah itu kakinya melangkah menuju pintu itu. Sebelum masuk, ia mengetuk pintu itu terlebih dahulu.
Tok tok tok
"Permisi,"
"Masuk!"mendengar itu Kelna membuka pintu, kaki jenjangnya mulai melangkah masuk. Ia menemukan sosok lelaki dewasa yang sedang membelakanginya.
"Duduk aja di situ,"ujarnya dingin. Kelna menjawab dengan canggung. "Ah i-iya Pak,"
Lelaki itu membalikan dirinya, dan betapa kagetnya Kelna siapa bossnya ini. Ternyata lelaki itu adalah pria yang ia temui di Cafe, pria yang menjadi Daddy dari Zidan, sosok remaja yang ia tolong.
Mata Kelna membola, jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Bukan, ini bukan jatuh cinta. Melainkan ia gugup takut dipecat akibat sikapnya yang kemarin.
"Heh, kau kah? sih gadis pendek dan galak itu huh?"
***
Hallo guys, segini dulu ya🌚
Jangan lupa votenya ya, jangan pelit-pelit (✿^‿^)
Oh iya dukung terus cerita ini sampai ending nanti ya, kalian juga bisa baca cerita sebelahku🖤
Thank you 💗💗.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Durhotku
Romance[ Cerita ini aku pending dulu ya! ] Durhotku adalah singkatan dari 'duda keren hotku', itu sih kata Kelna. Gadis yang sangat terobsesi dengan hal-hal yang berbau duda, apalagi yang keren, kaya, ganteng dan hot. *** Kelna Alghazali, gadis 25 tahun ya...