Zwei

182 17 0
                                    

"Huft! Hari menyebalkan!"Gumam Kayla dalam hati.

Bagaimana tidak saat ini dia telah terperangkap bersama pemain menyebalkan itu.

Mobil Keylo berlaju dengan sangat cepat melalui jalan sepi karna waktu telah menunjukkan pukul 21.00 tepat tengah malam. Sejak siang tadi, ia harus menemani pria itu konfrensi pers tentang cederanya.

Keadaan kaki Keylo yang masih diperban mengharuskan Kayla menyetir mobil dan mengantar pasiennya pada Sebuah rumah mewah yang terletak di sekitar jalan Werner Heisenberg-Allee.

Terjadi keheningan sesaat diantara mereka. Hingga Kayla memutar badannya dan menatap pada Keylo yang masih memejamkan matanya.
"Hei! Bangun!" Kata kayla mengguncangkan badan Keylo. Namun, tidak ada jawaban dari Keylo, matanya tetap saja menutup rapat.

Kayla menghentikan pergerakannya, kini dia menatap lekat pada mata tertutup Keylo.

Saat tertidur, dia terlihat sangat tampan, dan semua pemikiran tentang sifat menyebalkannya hilang seketika. Sebuah senyuman terbekas di wajah itu. Senyuman yang Kayla sadari sangat berbahaya, tentu saja padanya.

"Sudah puas kau memperhatikanku?" Perkataan itu memecah keheningan, senyuman Keylo masih tetap terlihat diwajahnya. dan matanya yang masih tertutup rapat.

Menyadari dia tertangkap basah telah memerhatikan Keylo, Kayla Dengan gerakan cepat memukul pelan tulang kering Keylo yang masih terbungkus perban.

"Aww! Apa yang kau lakukan?!" Seketika Keylo membuka matanya dan suaranya memenuhi permukaan mobil ferrari Hitam tersebut sambil memegangi perbannya.

"Apa kau tidak dengar? Aku dari tadi memanggilmu. Apakah aku juga harus membawamu untuk memeriksa kesehatan telingamu?" Ucap Kayla yang berusaha mengalihkan perhatian.

Mana mau dia menjadi bulan-bulanan Keylo karna kedapatan memerhatikannya? Sangat memalukan.

"Ada apa?!? " Kata Keylo melihat tajam pada mata Coklat cerah Kayla.

"Kita sudah sampai! Turun." Bentak Kayla.

"Bagaimana aku bisa berjalan dengan kaki ku seperti ini?! Cepat bantu aku!" Kata Keylo membuka pintu Ferrari nya.

Bisakah pria ini berhenti berteriak walau sekali saja? Mungkin Kayla harus pergi ke dokter THT dan didiagnosis hilang pendengaran sensorineural alias tuli seketika karna sehari bersama Keylo.

Kayla membuka pintu mobil dengan kasar, dan berlari menuju pintu penumpang. Kayla melingkarkan tangannya pada tubuh bidang Keylo.

Seketika jantungnya berdegup kencang saat merasakan pundak nya yang telah terhiasi lengan kokoh milik Keylo.

"Ayo jalan! Apa yang kau tunggu?!" Perintah Keylo saat menyadari badannya mulai menegang. Bagaimana tidak, baru kali ini ada wanita yang sedekat ini padanya, kecuali ibu dan adik perempuannya.

Keylo tidak suka pada wanita kecuali ibu dan adiknya. Dia sangat jijik pada wanita-wanita genit yang selalu berusaha mendekatinya.

Mereka berusaha sok manis, dan menjual dirinya hanya untuk mendapatkan pakaian mahal, sepatu serta segala macam hal bermerek yang mereka inginkan.

Sangat bodoh. Itulah landasan pemikiran Keylo saat melihat wanita-wanita centil tersebut.

Itulah mengapa sejak dulu dia selalu bersifat dingin pada wanita manapun yang ingin mendekatinya. Dia tidak akan terperangkap pada pesona bibir merah lipstik bermerek mahal myang mereka kenakan.

"Hoiii!! Kau mau kuantar kemana?!" Kayla mengguncangkan badan Keylo yang masih berdamai dengan detak jantungnya yang masih berperang didalam sana.

"Dikamarku saja!" Jawabnya ketus.

Kayla mengantar Keylo pada sebuah ruangan yang berisi satu tempat tidur berlapis seprai merah Bayern Munich, serta satu meja bersama satu laptop Mac diatasnya dan lagi-lagi dilapis case Bayern Munich. Adakah yang tak ber'Bayern Munich' disini? 

Baju berhamburan di lantai putih kamar tersebut. Berantakan. Tentu saja seratus persen yakin kamar ini adalah Kamar Keylo.

"Ish menjijikkan sekali, Bagaimana bisa kau hidup dengan keadaan seperti ini. Sangat kotor dan menjijikkan!" Kata Kayla tanpa pikir panjang.

"Ini namanya seni Seni kesuksesan! Orang sukses selalu berantakan saat dia memulai langkah untuk sukses tahu!" Kata Keylo biasa tanpa teriakan sedikitpun, mungkin telah terbiasa dengan perkataan semacam itu sambil langsung merebahkn dirinya pada ranjang empuknya tersebut.

"Ini yang kau bilang seni?" Kata Kayla sambil mengangkat botol minuman kosong diatas kasur Keylo. Hanya sebuah botol air mineral, syukurlah Kayla tak melihat semacam minuman aneh dikamar itu, artinya Keylo masih berada dijalan yang benar.

"Keluar! Dan buatkan aku beberapa masakan!" Lanjut Keylo menghiraukan perkataan Kayla.

"Hei hei hei? aku bukan tukang masakmu apa kau masih ingat? aku hanyalah seorang perawat! Dan ini sudah sangat larut malam, aku harus pulang." Jawab Kayla berjalan kearah pintu kamar.

Namun gerakannya berhenti seketika saat mendengar gumaman Keylo yang langsung membuatnya membelalakkan matanya.

"Apa kau bilang? Pulang? Rupanya Kau benar-benar perawat baru, kau harus menjagaku hingga aku sembuh dengan sempurna. Dan tentunya kau harus menjadi kesehatanku yang artinya makananku, pakaianku, lingkunganku, kau bertanggung jawab dengan hal itu. Selain itu, kau juga harus tinggal dirumah ini dan mengurus segala kebutuhanku, kalau kau perlu tahu. Kau harus mengetahui dengan baik pekerjaan mu sebelum kau bekerja cantik. Wrong enemy, Mrs. Kayla Catrina Frederick " Kata Keylo menyengir hebat.

Menghiraukan Kayla yang mematung sepenuhnya bukan karna pekerjaan yang harus dikerjakannya, melainkan menyadari bahwa laki-laki itu mengetahui nama lengkapnya. Selengkap-lengkapnya. Yang tak pernah dipublikasikannya.

---

Wrong enemy, Ms. K!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang