Acht

97 16 0
                                    


Gadis itu berlari kecil keluar dari restoran mewah tersebut. Mengusap peluhnya berat karna kelelahan mencari jalan keluar dari restoran yang sangat besar itu.

Terjebak pada restoran yang melebihi dari kata romantis. Harusnya dia dapat mengubah perilakunya, yah dengan makanan aman tentram saja sudah melampaui kata cukup.

Namun apalah daya, nasi sudah jadi bubur. Aku telah masuk pada jaring perangkapnya.

Dan kini, Kayla telah terjebak di jalanan kosong nan gelap yang tak dia ketahui arah dan tujuannya kali ini. Yang ia pikirkan hanya menjauh sejauh yang kaki dari restoran itu. Setelah pengakuan Keylo tadi, ia segera berpura-pura tertawa dan menganggap itu semua adalah bagian dari lelucon konyolnya. Setelah itu ia langsung menginterupsi mereka yang tertawa garing dengan beralasan ingin ke toilet.

Dan betapa menyebalkannya, Keylo  hanyalah tersenyum tak merasa bersalah padanya.

Bersyukurlah dia karna Kayla tadi tidak sempat melemparkan bogeman mentah padanya.

Suara tawa seorang lelaki terdengar dipunggungnya. Menunda sumpah serapahnya pada pria pemilik restoran terkutuk itu.

Kayla kemudian berlari kecil menjauhi tawa itu. Bisa-bisanya dalam keadaan memalukan seperti ini, Keylo masih saja mengejeknya.

Hingga sebuah lengan besar, menghentikan langkahnya.

"Sudah lah Keylo!"

Ini pasti si Bocah tengik it--- bukan. Dia bukan Keylo. Yatuhan! Tolong aku! Siapa mereka?!!

Ucap Kayla berteriak.

Dalam hatinya.

Hingga tak ada yang mendengar pertolongannya itu.

---
"Maafkan aku soal tadi, Charles."

Ucap Keylo sedikit berlari menuju pintu keluar -dengan tongkat yang baru saja diberikan supirnya- membuat Charles keheranan.

"Rupanya gadis itu benar-benar berpengaruh buatnya. Ia bahkan dapat membuatnya mengucap maaf seperti itu. Dan juga berlari dengan tongkat itu."

Ucap Charles dengan senyum.

Matanya menyapu seluruh penjuru tempat parkir. Setelah izin ketoilet tadi, Keylo benar-benar yakin Kayla tidak pergi ke toilet.

Mata yang bahkan dalam keadaan cahaya minim itu masih terlihat coklat menyapu seluruh sudut di tempat parkir.

Namun, hasilnya nihil.

Dimana gadis itu?

Keylo mengusap rambutnya frustasi. Bisa-bisanya dia melepaskan gadis itu dalam keadaan selarut ini?

Matanya menyapu jam tangan mahal miliknya, lalu kembali menjambak rambutnya frustasi.

Waktu telah menunjukkan pukul 23.30 yang berarti Keyla sudah keluar dari restoran itu sejak 25 menit yang lalu.

Keylo mencarinya kemana-mana mulai dari tempat parkir, pantai, sampai kejalanan pun hasil  tetap tidak menemukannya.

Matanya terpejam.

"Bagaimana mungkin aku membiarkan dia pergi?! Dia adalah gadis ceroboh! Pasti dia sudah kesasar sekarang! Dimana kau Kayl?!"

Ucap Keylo frustasi. Marah. Mengamuk. Memukul penjuru udara yang mengelilinginya.

Kalau terjadi apa-apa dengannya bagaimana?!

Masa bodoh dengan perasaannya yang bertanya-tanya mengapa ia begitu khawatir dengan Kayla.

Wrong enemy, Ms. K!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang