chapter 3

9 10 3
                                    


" Melepaskan orang yang di cintai memang sungguh menyakitkan mungkin memang tak semua yang di cintai harus di miliki".



^^^

Sepulang sekolah Lala tidak langsung pulang ke rumah ataupun mampir ke restoran mamah nya, ia berhenti di taman yang tidak jauh dari perumahan nya disana ada danau yang membuat hati nya tenang, ia menenangkan pikiran nya perihal kejadian tadi. Saat ini hati Lala sangat terisak melihat yoga dengan Tasya.

"Ayolah, gue harus bisa ngelupain yoga!! Gue benci sama sifat gue sendiri yang terus-menerus cemburu sama mereka, gue harus bahagia jika yoga bahagia sama Tasya. Yok Lo pasti bisa!!". Lala menyemangati dirinya sendiri, tetapi ia juga tak kuasa menahan air mata nya yang ingin keluar Lala pun membiarkan air matanya membasahi wajah nya ia menangis di tepi danau Lala merasa puas dan tenang saat selesai menangis ia pun kembali menenangkan dirinya dan menghapus bekas air matanya.

^^^

Alex, Refan, dan yoga mengunjungi restoran kemarin untuk berkumpul dan makan bersama disana. Saat memasuki restoran Alex tidak melihat keberadaan Lala disini begitu juga dengan Refan yang melihat ke arah pojok jendela restoran yang biasa di tempati oleh Lala, Refan merasa heran kenapa Lala tidak mengunjungi restoran nya tidak seperti biasanya yang setiap hari nya ia terus berkunjung ke restoran nya. Setelah mereka selesai dengan memesan makanan nya mereka pun mencari tempat duduk yang kosong, tidak lama kemudian pesanan mereka pun sampai.

"Gue gak liat Lala, tumben yah?" Tanya Refan dengan membuka pembicaraan nya.

Alex pun menatap Refan "jangan - jangan Lo suka ya sama Lala?". Tanya Alex dengan tatapan yang menyelidiki.

"Gue? Suka sama cewek kayak dia? Gak level". Jawab Refan sambil memakan steak kentang nya. Sejujurnya ia mulai ada rasa dengan Lala sejak awal perkenalan nya dengan Lala walaupun dia cuek tetapi ada yang berbeda dalam diri Lala yang belum Refan ketahui.

"Gak usah gengsi, kalo sampe Lo jadi sama dia pasti Lo malu Sama perkataan lo sendiri. Lagian menurut gue Lala anak baik - baik kok". Ujar yoga yang masih fokus dengan ponsel nya.

"Hm entahlah, gue mau healing dulu dari cewek. Setelah gue udah merasa enakan gue akan cari cewek lagi" . Sambung Refan.

"Healing dari apaan ref? Emang Lo depresi sama apa ?". Tanya Alex serius.

"Gue pengen healing aja, dan gue juga pengen ngerubah sikap gue lebih baik lagi biar dapet cewek yang tepat dan setia buat gue. Dan untuk sekarang gue lagi males buat Deket ataupun naruh rasa suka sama seseorang". Refan pun mengeluarkan keluh kesah nya pada mereka sehingga mereka tersenyum tulus dengan penuturan yang Refan katakan.

"Semangat bro gue dukung Lo". Ujar Alex sambil menepuk dada Refan.

"Ekhemm cerita nya Lo transmigrasi nih hahah". Ketus yoga sambil tertawa terbahak-bahak Alex pun mengikuti tawaan yoga. Refan hanya terkekeh mendengar nya.

Setelah berkumpul mereka pun memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing, Alex yang pulang duluan tidak sengaja melihat mobil Lala yang terparkir di taman danau dekat perumahan nya juga, sebenarnya Lala dan Alex perumahan nya sama tetapi mereka belum mengetahui jika kedua nya sama bertempat tinggal di sini. Alex pun menghampiri mobil tersebut ia markirkan  mobil nya di belakang mobil Lala, Alex turun dari mobil nya dan langsung menghampiri Lala. Disana Lala belum menyadari jika di belakang ada Alex, ia pun langsung duduk di samping Lala membuat Lala terkejut dan membelalakan mata nya pada Alex.

Sejak kapan dia disini " lo- Lo kan Alex". Ujar Lala terbata - bata, tidak percaya bahwa Alex ada di sini.

"Hm, udah sore ngapain Lo masih disini ?". Jawab Alex Sambil melihat jam tangan nya dan melihat ke arah Lala.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang